headerversi2

Monday, November 26, 2007

saatnya nangis atau...??

ada satu email di milis IA ngasi tautan ke

TAMBANG EMAS TERBESAR DUNIA!...

kulihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matanya berlinang
E (mas) intannya terkenang...




ibu pertiwi nangis,
anak2nya ga bisa jaga rumah,
halaman sampingya dicangkulin
halaman belakang di tanamin "ganja" sama orang
halaman depan, pohonnya ditebangin
kolam luasnya diambilin ikannya,
anak-anak hahahihi dikasi mainan tetangga
lebih asik katanya, lebih modern
tapi tiba-tiba
anak yang laen yang masih kecil2 pada teriak mainan bikinannya diambil tetangga
anak yang lebih besar bingung mesti ngapain
dan nyalahin adiknya "habis ga pernah dijaga sih!"
akhirnya para anak sibuk gelut sendiri

ibu pertiwi nangis,
anak-anak yang ga ngerti apa-apa ikutan nangis
ada juga yang pokoknya marah sambil banting-banting kursi
bapak pertiwi nya lagi mumet berat
lagi sulit konsen
"2009 bakal lebih banyak persoalan (baca-rebutan)", katanya.

ibu pertiwi akhirnya berhenti nangis
karena air matanya emang dah habis
matanya mbendhul,pipinya cekung,
mengumpulkan titik harapan walo hampir putus asa,
"tanah kita masih ada sisanya ga ya?"

Friday, November 23, 2007

Siapa bilang ide itu mahal?!

Alhamdulillah 3 hari yang melelahkan selesai sudah. Memang kalah, cuma dapet juara dua, tapi kami mungkin dapet lebih daripada sekedar sebuah kemenangan. Dapet ilmu baru, pengetahuan baru, dan juga jaringan baru! Ah ya, kenalan banyak orang yang tadinya cuma saya denger namanya di majalah, tivi ato internet. Akhirnya kemaren bisa ngobrol, tuker-tukeran kartu nama, moga bisa berlanjut nanti. Pusat segala kegiatan komersil emang Jakarta. Saya makin ngerti mengapa temen saya ngotot nganjurin pindah kantor ke Jakarta (walo saya masih belum mau hehehe). Pikiran konvensional saya masih bilang ongkos sosialnya terlalu besar, ya polusi gila gilaannya, ya macetnya, ya yang ruangan harus ber AC, ya yang…kesimpulannya adalah banyak ga enaknya! Tapi harus saya akui kesempatan disana emang banyak banget. Sambung menyambung, klik kanan, klik kiri, jadilah.

Hari pertama. Nyiap-nyiapin stand pameran, setelah selesai pengin muter muter, jadinya stand malah banyak ditinggal. Ikutan seminar hari pertama, yang ngisi Anang (music), Wahyu Aditya (animasi), Dana Riza (teknologi fim), dan dari matahari studios.

Ketemu sama yang punya Indo.com, salah satu dotcomers Indonesia yang survive saat keruntuhan dotcom dulu. Tadinya saya ga ngeh siapa orang ini karena saat seminar dia sibuk ngutek-ngutek control panel di webnya. Saya baru tahu setelah dia nanya-lebih tepatnya ngasi usulan pada pembicara-pembicara di depan. Bapak satu ini mungkin bisa dibilang termasuk pioneer di bisnis dotcom indonesia. Ketika bisnis dotcom belum banyak di negeri ini, dia sudah sangat sadar bahwa bisnis IT butuh venture capital (bukan bank). Nyoba nyari-nyari modal dari luar, nenteng-nenteng sendiri perangkat internet dari Singapura. Sempat juga ikut bikin Astaga.com. Dari ngobrol sama beliau, dapet banyak pengetahuan baru. Ada kisah menarik ketika beliau presentasi di Intel, yaitu saat beliau harus menandatangani surat yang menyatakan bahwa apapun ide yang beliau sampaikan, yakinlah Intel sudah memikirkannya. Jadi kalo suatu saat Intel memproduksi barang tersebut, yakinlah itu adalah murni hasil pemikiran Intel. Ck ck ck…arogan ya keliatannya, membuktikan selusin ide sebenernya seharga 1 dolar! Satu catatan, bukan sekedar ide yang dibeli para pemodal ventura.

Ketemu sama wahyu aditya – kdri pas dia ngisi seminar hari pertama. Bisa ngobrol di bangku belakang baru di seminar hari kedua saat pembicara dan topik seminar ga asik, mbosenin. Menariknya, ternyata saat ngisi seminar maupun ikut jadi peserta seminar dia selalu malah browsing, chatting. Ya opo pak :D. Nanyain gimana lomba yang dia ikutin. Siapa aja kompetitornya di Indonesia. Gimana industri kreatif di London sana, trus perkembangan industri kreatif di negara-negara lain. Satu catatan, bukan sekedar ide fresh yang orang inggris (british council) cari, tapi sekalian juga tenaga kerja handal dan murah.

Sebelah kita berdua ada Anang. Sayang ga bawa krisdayanti hehe. Semangat banget bapak satu ini kalo ngomong bisnis kreatif. Harus saya akui anang adalah seniman yang distinguish. Orang pintarnya dunia musik. Vokal abis, banyak protes, baik saat jadi pembicara maupun pas jadi peserta. Memperjuangkan musisi negeri ini dari berbagai pelosok dalam import musik. Tren jual lagu nantinya adalah bukan album, tapi jualan tiap lagu. Ide menjual lagu digital bukanlah ide baru, myspace sudah memulainya dengan sangat sukses. Walo mungkin jadi produk me too, tapi anang merealisasikan ide itu, di Indonesia. Hal itulah yang mahal. Menolak tawaran menggiurkan ketika krisdayanti mau diboyong ke Amerika. Satu catatan, nasionalismenya cukup tinggi.

Ketemu pak budiono, pemrednya detik.com. Ngajak beliau ke stand trus minta tanggapan tentang beberapa game kami, salah satunya game online yang sedang kami buat. Beliau mau ngenalin kami ke orang yang bisa tau game ini (game online kami) bau duit apa engga, trus gimana strategi game online nya, dsb. Satu catatan, ide bikin produk dengan ide jualan produk adalah dua hal yang berbeda, masing-masing punya porsinya sendiri-sendiri. Ide menjadi mahal ketika dua ide tadi bisa direalisasikan dan sinergis.

Ketemu siapa lagi? Banyak banget, dan bahkan dah ada yang indent produk kami (padahal baru versi beta 1.0). Asik kalo saya bilang. Pengin pameran lagi! Hehe..Saya jadi inget film (judulnya lupa) yang cerita tentang Steve Jobs pas bikin pameran tunggal untuk produk Apple pertamanya. Hmm..kapan ya bisa pameran tunggal? 1 ato 2 Tahun ke depan?? Yukkk!

Friday, November 16, 2007

Heart is just for lovers? Ah....masa sih?

Heart is just for lovers?. Dalam masalah bisnis, hati akan lebih baik kalo dikesampingkan. Benarkah? Pernyataan itu begitu mengusik saya. Saya tidak menyampaikan di forum seperti apa terusiknya saya (karena bukan forum curhat sosial), tapi pernyataan itu membuat saya harus mendefinisi lagi
persepsi sebelumnya tentang diri bapak ini. Aburizal Bakrie boleh menyebut dirinya sukses dalam karir ekonomi (5 besar terkaya di Indonesia Cak!), karir politik (menteri bos!) dan bahkan karir keluarga (keluarga besar ato kecil pun oke-seperti diceritakannya). Kata mas iman dia termasuk pahlawan. Mungkin dia juga idola di sebagian besar hadirin talkshow pertama yang diadakan di ITB dalam rangkaian Ganesha Entrepreneur Expo yang dimulai kemaren dan akan berakhir tanggal 18 November 2007.

Ini hanya sekedar review...

Dalam talkshow, beliau sempat mengemukakan tentang sebuah skema bisnis (beliau emang jago masalah ini). Bapak satu ini bercerita tentang cara survival nya ketika berada dalam kondisi yang lebih miskin dari seorang pengemis, dikejar-kejar utang, untuk menyekolahkan anak saja susah, ditolak minjem kesana kemari, dikatain perampok oleh dirut BUMN yang kemudian bahkan tidak mau menyalaminya dan sebagainya. Bapak satu ini terbukti hebat ketika bisa membeli perusahaan seharga 20 juta dolar dengan hanya 1000 dolar, kemudian membeli KPC (Kaltim Prima Coal) seharga 700 juta dolar tanpa uang sepeserpun ketika tidak ada bank di Indonesia satupun yang mau dekat dengan beliau. Modalnya hanya nama baik (katanya loo, percaya apa engga terserah aja).

Salah satu kelemahan pengusaha (beliau ungkapkan dari ITB) adalah jago membuat barang bagus, tapi untuk memproduksi jadi industri apalagi memasarkan sering jadi memble. Jangan dulu ke pasar, untuk menjadi sebuah industri seorang pengusaha butuh pembiayaan, masalah ini kadang jadi tidak mudah dan pengusaha dituntut untuk bisa memecahkannya. Dalam paparannya ada beberapa skema bisnis yang bisa dicoba. Bank? Venture capitalist? Pasar modal? angel investor? Ato devil investor? Dari kata angel investor inilah beliau “menantang” para hadirin untuk datang ke pengusaha yang sudah besar dan jual ide! Ya, juallah ide! Ide tanpa pelaksanaan hanya akan berhenti menjadi kata mutiara.

End review.

Tapi pernyataan di awal tulisan itu (heart is just for lovers?) sungguh mengusik saya. Tensi kekaguman saya berubah!. Saya yang tadinya sudah bersiap-siap mendatanginya, bawa kartu nama dan proposal, harus mengurungkan niat dan membuat saya berpikir ulang untuk menjadikan beliau calon investor. (..ah nanti masih banyak yang lain kok, sante aja:P…) Apakah kalo bisnis itu kejam (kosakata yang dipake mungkin kurang pas buat mahasiswa), kita tidak usah pake hati? Hati hanyalah urusan bercinta, berkasih-kasihan…yang yang-an? Saya jadi inget buku yang baru saya baca yang dibeli obral 5000an. Buku yang secara cover sangat tidak menjual, tapi secara isi sangat layak baca. Fiqh Perdagangan Bebas dari Prof. Ali Yafie. Saya yakin banyak pencerahan yang akan didapatkan. Ada pesan, kalo Anda Islam ya contohlah tokoh panutan Islam! Mo jadi pengusaha sukses? Mo jadi negarawan sukses? Mo jadi pemimpin keluarga yang sukses? Ya contoh siapa lagi kalo bukang Kanjeng Nabi Muhammad toh? Di dalam buku itu disebutkan dalam setiap gerak transaksi bisnis Nabi, Etika selalu memegang peranan penting. Etika bisnis inilah yang menurut saya sebenarnya dikomandani oleh hati. Bagaimana nilai spiritual, humanisme, kejujuran, keseimbangan, dan semangat untuk memuaskan mitra bisnis adalah nilai yang beliau kedepankan.

Apakah Nabi Muhammad tidak menggunakan hatinya untuk menjadi sukses?

Heart is just for lovers? masa sih?

Satu hal yang mengusik saya kemudian adalah apakah jabatan menko kesra dijabat tanpa menggunakan hati? Sementara kemaren saya ngobrol sama temen dari PII bahwa ada dugaan lumpur porong emang sengaja dibiarkan (karena sebenernya teknologinya udah ada-dan diusulkan), hingga akhirnya nanti statusnya menjadi bencana alam dan bukan kesalahan perusahaan. Ah…saya berandai-andai seperti apa kesejahteraan rakyat yang menko kesejahteraan rakyatnya bekerja tanpa campur tangan hati?

“Kalo saya punya kekuatan politik, negara ini sebenernya ga usah aja punya perusahaan! Negara ini akan lebih baik kalo hanya menarik pajak, dan menyerahkan masalah perusahaannya ke swasta. Boleh lah negara mana saja, investor asing dateng mo ngelola perusahaan negara, kalo kompeten”, sekelumit pernyataan beliau menjelang akhir talkshow.

Apakah Anda setuju Saudara?

Heart is just for lovers? Mungkin iya kalo Anda adalah para pecinta Tuhan yang hanya pengin seluruh gerak hidup Anda adalah ibadah.

Saturday, November 10, 2007

iseng buat ...(lagu blogger?)

ini hanya iseng-iseng di sela waktu senggang,"lagu"nya sih udah ada tapi belum ngerasa oke, makanya kalo ada yang mau nyumbang bikin "lagu" nya pake lirik ini?
ato diulik liriknya juga boleh?

satu kisah mengubah dunia


aku pernah meminta
kau tuliskan mimpi-mimpi di ruang ini
kau juga pernah memintaku
ceritakan satu kisah yang mengubah dunia


di ruang ini kita bersama
dan tak selalu sama didalam kata
tapi kita punya satu suara
suara hati yang kan buat lebih baik dunia


lihatlah bencana
kesedihan dimana mana
ingatlah keadilan
itulah yang akan kita suarakan


reff :
suara hati janganlah berhenti
ceritakan pada dunia tentang makna Cinta
suara hati teruslah bernyanyi
nantikanlah...
satu kisah dari kita kan mengubah dunia


berpikirlah...
tuliskanlah...
mulailah dengan sesuatu
sejarah akan datang padamu

Thursday, November 08, 2007

Jockie S. dan tentang hal yang "menggerakkan"

Saya senang sekali, kemaren blog saya kedatangan salah satu kibordis Indonesia favorit saya, Mas Yockie Suryoprayogo (nama bekennya Jockie S.), kibordis band legendaris God Bless, Gong 2000, Kantata Takwa dst (apalagi mas? Hehe). Sekarang sepertinya menjadi budayawan dan aktif di dunia maya. Katanya sudah setaunan bapak satu ini aktif di dunia blog. Kalo mau liat, klik disini. Ato mungkin Anda lebih tahu tentang mas jockie, tuliskan di wiki ini.

Hehehe jadi inget banget ketika SMU (melangkolisnya keluar gini) masih sering ngeband dan ikut festival-festival an antar pelajar. Hampir selalu yang jadi lagu wajib adalah lagu-lagu God Bless kalo engga Gong 2000. Timur ke Barat? Semut Hitam? Nama-nama itu, Ian Antono, Ahmad Albar, Jockie S., Dony Fatah sudah pasti nempel banget di ingatan. Ngulik lagu-lagu mereka, bahas gaya maen mereka, ck ck ck…band legendaris tuh! Saat rock murni adalah trend, merekalah rajanya! Mereka adalah pelopor yang sanggup “menggerakkan”. Pertanyaannya adalah kekuatan apa sebenarnya yang bisa “menggerakkan” banyak orang? Selain musikalitas yang tinggi tentu saja.

Saya baru tahu dari wiki kalo God Bless sendiri udah mule ngeband dari tahun 1973! (NB :Tapi disitu disebutin kalo mas Jockie sendiri adalah mantan personil?). Bahkan saya belum lahir, mereka dah ajeb-ajeban ngeband! Konsistens-integritas! Kata yang cepet banget diomongin, tapi kata inilah yang selalu sulit kalo dikompromikan dengan waktu. Konsistensi sepertinya kata yang linier dengan waktu. Tak akan pernah cukup dengan 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 10 tahun? Seumur hidup barangkali ukurannya. Kalo ada mas Jockie saya pengen nanya ini ah…

Satu hal lagi yang saya salut dengan musisi ataupun band legendaris adalah persoalan menjaga keutuhan tim. Nge- band sama halnya berpartner dalam bisnis ato apapun adalah masalah bermain-main dengan ego personilnya. Saya sendiri masih terus belajar dalam hal ini, bagaimana seharusnya mengatur dinamika ego, kapan harus kenceng kapan harus kendor. Dan tidak pernah mudah. Kalo saat ini, di bisnis yang masih baru ini, saya masih yakin laporan keuangan lebih bisa menyatukan pandangan pemilik (yang juga pengelola) tentang apa yang harus dilakukan daripada sekedar visi misi muluk-muluk nun jauh kedepan. Nah kalo di band apa ya? Setelah 2-3 album, band biasanya mulai pecah. Slank? Dewa 19 yang mreteli satu satu? Peterpan yang hanya bisa bertahan “utuh” di album ke dua? Sheila on 7 yang mulai jenuh? Dan masih banyak lagi yang lain.

Saya jadi ngomong tentang band karena Mas Jockie ini. Mas Jockie yang dulu salah satu rocker favorit saya ternyata tidak benar-benar hilang, beliau ternyata masih berkarya. Silahkan dateng kesini untuk mendengarkan lagu-lagu indahnya. Dalem, kontemplatif. Adakah sekarang lagu-lagu seperti ini?

Untuk berjalan sejauh itu (jejak para legendaris itu), saya masih punya keyakinan tidak ada lompatan waktu. Kata mas yellow di komennya, sepuluh ribu langkah selalu dimulai dari satu. Kalo kata om dante untuk buat garis haruslah dimulai dari titik.

Komen mas Jockie selanjutnya adalah :
“Si anak manggut tanda mengerti dan setuju : langkah satu awal itu sudah dimulai atau belum pak..? koq kita ngga liat apalagi merasa diajak..?”

Kalo saya akan menjawab,
“Alhamdulillah satu langkah sih sudah pak, dan memang belum bisa ngajak siapa-siapa soalnya lagi sibuk nyelametin diri sendiri dulu nih pak!”

NB :Alhamdulillah kami sudah maju satu langkah. Tim kami berhasil masuk sebagai finalis lomba ini, cek di kategori konsep animasi. Semoga kami mendapat kesempatan dibayarin ke singapurnya (juara 1)...amiin

Thursday, November 01, 2007

Asu gedhe menang kerahe!

Terjemahan bebasnya kira-kira adalah anjing besar pasti menang kalo kelahi.
Dalam sebuah diskusi bareng sama temen-temen diangkat lagi sebuah topik menarik sehubungan dengan buku yang barusan dibeli, buku kedua confession of economic hitman (pengakuan bandit-bandit ekonomi) oleh John Perkins. Seorang “bandit yang katanya insyaf” dan kemudian menuliskan kebusukannya untuk menutupi rasa bersalahnya terhadap dunia. Biasanya malam hari enaknya baca buku yang ringan-ringan semisal novel ato cerpen, kali ini buku tebel 400-an halaman itu juga enak dibaca sebagai teman pengantar tidur, lumayan lah 5-10 halaman tiap hari.

Budiarto Shambazy menulis kata pengantarnya, Indonesia yang mereka ibaratkan real estate terbesar di dunia tidak boleh jatuh ke tangan Unisovyet dan harus diperas sampai kering kekayaan alamnya. Karena itulah dikirimkan bandit-bandit ekonomi–salah satunya John Perkins (pengarang buku ini)- yang tugas pertamanya adalah membuat laporan-laporan fiktif untuk IMF dan World Bank agar mengucurkan utang luar negeri pada Negara dunia ketiga. Setelah itu tugasnya adalah membangkrutkan negeri penerima utang. Setelah tersandera utang yang menggunung, Negara itu bisa dijadikan kuda yang dikendalikan kusir.

Buku-buku teori konspirasi seperti ini memang selalu menarik untuk dibaca dan…sangat provokatif! Membeberkan kebusukan para bandit ekonomi “merampok” kekayaan alam Negara-negara dunia ketiga dengan berbagai cara, mulai dari sogokan, rayuan wanita, dibunuh sekalian, hingga invasi militer besar-besaran. Bagi orang-orang yang bukan siapa-siapa seperti saya, masih cere-cere, belum mempunyai kekuatan apa-apa, mungkin memang hanya akan berhenti jadi kejengkelan dan grundelan. Tapi setidaknya ada sebuah cara pandang yang lebih terbuka dalam melihat masalah. Ini yang justru menjadi penting. Karena memang aksi rampok dan penjajahan modern ini belum akan berhenti sampe kita bener-bener ga punya apa-apa lagi.

Obrolan berlanjut. Ada pikiran konspiratif dan otak curiga tentang penyelenggaraan sebuah event oleh konsulat asing dan mulai banyaknya dana-dana investas asing yang masuk ke Indonesia. Dalam berbagai bidang terutama seputar inovasi dan tentu saja kepentingan industri kreatif. Mau ga mau ini adalah dunia yang saya geluti, dan saya mesti ikutan concern karena mau ga mau juga pasti berpengaruh terhadap hajat hidup kantong saya.

British Council menyelenggarakan event pemilihan International Young Screen Entrepreneur bagi pemilik industri kreatif di Negara-negara dunia ketiga. Mereka mengadakan kontes di beberapa Negara diantaranya Indonesia dengan wakilnya KDRI - yang blogger juga yang akhirnya memenangkan IYSE tersebut. Asik juga diajak jalan-jalan ngeliat perkembangan industri kreatif di London (katanya mbahnya industri kreatif). Saya ikut merasa bangga, nama Indonesia bisa terangkat di dunia Internasional. Bahwa industri kreatif Indonesia bisa bersaing di kancah internasional dan tidak kalah dengan Negara lain.

Tapi sekali lagi tidak ada salahnya juga memasang alarm. Terkait hal ini, temen saya pernah diwanti wanti salah seorang dosennya tentang sebuah program sejenis yaitu RAMP (Recognition and Mentoring Program) dari TLF. Memberikan dana (sedikit) untuk inovasi fresh dari manusia Indonesia, untuk kemudian ditindaklanjuti di negara pendonor. (ato diproduksi sendiri?)

"Halah, Terlalu konsipratif, curigaan kapan akan maju-maju Cak!", kata temen saya.

Bisa jadi, tapi peringatan nya adalah “kebaikan” Asu Gede selalu ada motif. Seperti halnya politik etis - politik (balas budi??) yang dikeluarkan Belanda untuk Indonesia dulu. Politik balas budi?? “Ah becanda kamu!”, kata temen saya. Selalu ada motif yang ujung-ujungnya pasti untuk menyelamatkan kepentingan mereka sendiri.

1.Salah satu gerak kapitalisme adalah memperbanyak lebih banyak pasar untuk keuntungan sebesar-besarnya. Pasar yang besar adalah pasar yang aware terhadap sebuah produk, bukan pasar yang bodoh. Karena itulah Indonesia harus dipintarkan untuk menciptakan pasar yang sangat potensial.

2.Inggris yang telah berkutat lama dengan industri kreatif sepertinya sudah sampai pada tahap mature (ini sinyal bahaya bagi industri-orang kreatif), karena itulah Inggris mencoba menggali sumber-sumber ide kreatif dari Negara-negara dunia ketiga yang tentu saja masih fresh. Apalagi Indonesia ! dengan keragaman budaya - makanan empuk kreatifitas.

Tidak hanya di Inggris, kita dapat segera melihat salah satu bukti point kedua diatas, di film Avatar (Nickelodeon) season II. Disitu sudah terlihat kostum dan rumah-rumahan yang mirip dengan salah satu ciri khas budaya Indonesia, Rumah Gadang. Bukti bahwa budaya adalah makanan empuk industri kreatif.

headerversi2

dan juga di desain kostum yang mirip2 orang kerajaan indonesia.

Ato di salah satu produk game yang lain saya pernah melihat senjata keris yang telah dimodifikasi (sori lupa site nya). Benarkah kita emang selalu ketinggalan mempelajari budaya sendiri? Kalo begini kita harus seneng plus sedih kah? Tapi, bagaimanapun politik balas budi selalu ada positifnya, karena dari politik balas budi itulah kita jadi lebih “terpelajar” dan pastinya lama kelamaan sedikit berani "memberontak".

Saya ini ngomong ngalor ngidul kapitalisme tapi yang ada di depan saya barang-barang produk mereka juga, saya nulis pake Microsoft Word (bajakan), saya imel-imelan pake Yahoo, saya chatting pake Yahoo Messenger, saya nulis blog di Google. Diem-diem saya juga bermimpi lo jadi seperti mereka, la wong di sebelah saya ada buku rahasia sukses gimana biar bisa jadi seperti mereka kok…

Trus, gimana? Ya terus aja berkarya biar bisa jadi kapitalis berikutnya! Tapi moga-moga kapitalis yang baik hati aja ya…hehe