headerversi2

Wednesday, May 14, 2008

maaf...

ada perasaan yang tak harus diberi nama,
ketika ruang dada sesak bayangan...
dia yang kemarin ada disana,
lalu menjauh perlahan
melambai tangan...

ada perasaan yang tak harus diberi nama,
ketika pelupuk adalah patahan sungai,
dan gumpalan airmata terbendung
padahal di hulu hujan badai

dan mungkin semuanya harus kita biarkan tak terberi nama...

( i : ...maaf...)

Monday, May 12, 2008

warung dan mimpi pemberdayaan masyarakat

Dulu saya pernah bikin warung namanya Planet Minuman. Wuih…kereeeen!! hehe…Konsep pertamanya adalah jualan juice dengan buah dicampur-campur. Keinginan awal selalu bagus, muluk muluk malah kejauhan, hingga karena satu dan banyak hal kemudian berubah menjadi warung batagor. Saya sangat yakin hampir tidak ada yang cacat dengan rasa batagor buatan warung saya. Saya punya resep bagaimana membuat batagor istimewa, rasa ikan yang kental, garingnya kerasa di luar tapi ketika digigit akan ada rasa lemak yang pas bermain di lidah. Bukan omong kosong karena hingga sekarang masih banyak bekas pelanggan yang “tetap nunggu” warung saya ini buka lagi. Hanya delapan bulan warung itu bertahan, lokasi yang ga enak, salah manajemen, salah perkiraan, salah salah salah dst…weleh…kegagalan selalu banyak alasannya. Tapi sungguh, gagal yang kemaren malah bikin saya penasaran, saya masih pengin nyoba lagi. Sampe sekarang saya masih memelihara mimpi punya sebuah “warung”. Karena itulah blog ini dibuat, sekedar sebage salah satu alat untuk mengingatkan mimpi saya.


Dan entah gimana sebab dan musababnya, saya kemaren diketemukan lagi dengan bekas karyawan warung batagor saya. Saat ini dia kembali jualan siomay. Awalnya hanya ngobrol biasa nanya kabar ini itu, perkembangan jualan dst. Mimpi itu masih ada, keinginan untuk mengajak dia kembali jualan bareng juga masih ada, tapi untuk saat ini dengan beberapa pertimbangan, saya belum bisa merealisasikannya. Sampe akhirnya dia cerita bahwa sedang kehabisan modal dan sedang berusaha meminjam ke seseorang katakanlah rentenir. Padahal tidak butuh banyak, beberapa ratus ribu dan sedikit juta tapi pengembalian flat dan gede banget.


Sungguh tidak ada dalam rencana dan agenda saya sebelumnya bahwa saat itu saya akhirnya kepikiran ngasi modal kerja, pengembalian bagi hasil saja dan bahkan menyarankan nambah satu gerobak lagi. Ditambah lagi setelah itu ada pedagang bakso lain dan warung indomie yang pengin dimodalin juga :P (emang saya tambang duit apa ya…hehe). Sebenernya rada ngawur tawaran saya ini, ngasi modal darimana, wong uang di kantong sedang ga ada, tapi saya punya keyakinan bahwa banyak temen yang mau dengan tawaran seperti ini karena usaha kecil seperti inilah yang riil, usaha sudah jalan, hanya butuh sedikit modal dan insya Allah pengembaliannya juga riil (catatan : kalo ga dibawa lari :P). Saya bukan orang yang bersih, di lingkup kegiatan saya bersliweran barang-barang hasil riba (pinjaman lembaga keuangan, kredit ini itu dst dst), tapi saya hanya ingin cukuplah orang-orang seperti saya yang “kejebak” riba, dan usaha kecil seperti ini harusnya bebas dari rentenir dan riba yang terlalu keji.


Batagor ini komoditas tradisional yang masih bisa diulik dengan sentuhan sistem bagus dan kemasan modern. Toh saya sudah punya resep istimewanya. Rencana itu ada dan sekarang saya sedang berada di perjalanannya. Hmmm..menarik.


Catatan kaki :

Sebenernya ada satu saran, mungkin jauh lebih baik menjadi orang fokus di satu segmen bisnis, menekuninya habis-habisan, melototin siang malam, gila-gilaan sampe mentok. Eat, dream and sleep with that kata orang. “Kalo sudah berkecimpung di teknologi ya jangan lalu bikin warung makan, loe ga ada spesialisasi dan ga akan menjadi besar”, kata temen saya suatu saat. Tapi, saya masih ada keyakinan, dunia bisnis bukanlah dunia hitam putih harus gini harus gitu dan barangkali saya diciptakan di dunia memang bukan untuk menjadi seperti steve jobs ato bill gates yang punya visi jauh ke depan tentang teknologi sekaligus mampu merealisasikannya.

Karena mungkin saya memang punya peran sendiri di dunia ini. Entah sebuah dunia kecil ato dunia sebesar apa, dunia yang jadi tanggung jawab saya, bukan orang lain.