Kulinaria (II) - Warung Sate yang CEO nya sarungan
Ada beberapa kebiasaan saya kalo datang ke warung makan yang rame,
- sambil menunggu makanannya datang, biasanya saya lirik kanan lirik kiri ngelihat situasi apa sih sebenernya yang bikin warung tersebut rame.
- tentu saja apa sih keistimewaan makanannya, rasanya, seberapa cepat pelayanannya
- biasanya ngitung-ngitung (kira2 aja) omzet warung tersebut. Memang kurang kerjaan, tapi ga tau deh…ini otomatis!:P
- saya biasanya nanya siapa pemiliknya dan mencari-cari adakah sosok pemiliknya di situ. Bagaimana saya menebak pemilik warung? Inilah yang bagi saya menarik, karena pemilik bisnis yang sukses akan punya aura. Melihat dan merasakan aura sukses bagi saya sangat menyenangkan. Beberapa CEO warung sukses biasanya orang yang punya vitalitas, antusiasme dan semangat yang sangat tinggi. Saya beberapa kali mendapati banyak dari mereka ini yang “hanya” lulusan SMU (kadang malah SDTidak Tamat), tapi mereka sangat yakin dengan diri mereka sendiri. Satu hal lagi, biasanya CEO warung yang sukses, orangnya….lucu!
ya
Warung ini ruameee poll, mbanyu mili istilah jawanya! WARUNG SATE SIDAREJA, jalan Sunda dekat rel kereta api. Saya ga tau persis berapa lama warung ini sudah berdiri, tapi ketika dulu pertama kali saya dateng (tahun 2004?), walaupun sudah lumayan rame, tapi belum sebesar dan sebersih ini. Sepertinya memang baru saja direnovasi. Dulu masih satu lantai, sekarang sudah dua lantai, dulu dindingnya terlihat suram sekarang tampak semakin cerah, Dulu pegawainya hanya sekitar 10 orang, kemaren saya nanya sudah ada sekitar 40 orang. Wow..mantaph!Ada sekitar 30-35 meja di lantai satu, di lantai dua ga tau ada berapa, mungkin 20 an meja. Inilah setelan warung yang saya suka, sedikit terbuka, tapi tetap “berjarak” dengan dunia luar. Kalopun hanya sedikit manusia yang ada disitu, mungkin kita akan tetap merasakan aura rame. Suara kompor dan air yang menggelegak, pelayan yang (sok sibuk) mondar-mandir mencatat pesanan, kalo perlu ditambah suara kipas angin adalah kesan dan pesan bahwa Anda tidak sendirian di warung ini. Catatan pertama adalah warung yang rame akan menjadi semakin rame.
Kami bertiga memesan tongseng kambing tiga porsi dan sate polos satu setengah porsi. Berbeda dengan dulu, penyajian sate kali ini telah mengalami modifikasi yaitu sate diletakkan di atas hot plate. Saya beroleh momen, di atas hotplate yang berisi sate kambing ngepul itu saya peras jeruk sambel. Cesss…air perasan membuat bau harum langsung meruah menggoda lidah dan perut kami.
Satu, dua, Mulai!
Sate kambing lah yang pertama kali menyentuh lidah. Hmmm…rasa satenya tetap mantaff (kata orang sunda mah), hanya empuknya kambing yang berubah, rada bikin pegel ngunyahnya. Saya rasakan lebih empuk yang dulu. Sulitnya warung laris adalah jaga kualitas bahan baku. Ini hampir sama dengan kasus temen saya, buka warung bebek (rame juga) yang beberapa kali juga repot cari bahan baku bagus. Tongsengnya saya rasa lebih oke, kental, mblenek mak sekk…Satu persatu ludes dan cukup bikin puyeng (jangan2 kecenderungan "tinggi" nih..:D). Kalo yang lincah ngoceh makanan mbak mendol satu ini deh…
Selesai makan, hujan masih gede banget. Memaksa menerobos hujan saya pikir bukan ide yang oke, karena itu diputuskan menunggu. Sambil menunggu hujan reda, kami duduk-duduk di dekat dapur bakarnya. Disitu ada pencatatan pesanan. Iseng-iseng saya nanya ini itu. Dari hasil tanya-tanya itu :
- Dalam satu hari (peak time sabtu minggu), ada sekitar 200 meja pesanan. Katakanlah satu meja memesan rata-rata 4 porsi. Asumsi satu porsi orang pesan makanan dan minuman 25 ribu. Omzet sebulan (sabtu minggu) sekitar 160 juta.
- Untuk hari lain dalam sebulan (senen sampe jumat), asumsi omzet harian setengah dari jumlah di atas. Berarti sebulan omzetnya adalah 220 juta.
- Total omzet sebulan 380 juta.
- Overhead pegawai 40 orang, ambil rata-rata gaji 1 juta (level atas sampe bawah), maka gaji total sebulan 40 juta.
- Bahan baku. 5 kuintal daging, ayam, sapi, dan lain-lain sekitar 20 juta.
- Rumah sendiri (tidak sewa),2
- Lain-lain (maintenance gedung, pembersih dll) 5-7 juta.
- Pendapatan sebulan mungkin sekitar 380 juta dikurangi 70 juta sebulan!! Berapa hayoooo! Wakss!
Ada overhead lagi yang belum??
Dan Mas Gino sang CEO, cukup sarungan buat inspeksi. Mungkin sudah ngaspal jalan di Sidareja sana, bikin masjid, ato barangkali nyalonin diri buat 2009?? hehe