tag:blogger.com,1999:blog-371224502024-03-18T10:02:47.386+07:00warung kopi mastriekata orang kopi di pagi hari bisa meningkatkan vitalitas sampai seharian, jadi mungkin saja setelah mampir ke warung ini mata anda menjadi kuat melek dan kegiatan anda akan menjadi padhang jingglang kencar-kencar seperti habis dapet pacarnoldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.comBlogger86125tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-46380366764266031792013-08-27T05:20:00.000+07:002013-09-12T05:18:09.987+07:00Aktivitas baru<br />
<br />
Sudah lama sekali tidak nulis blog, pertama karena alamat emailnya yang tiba-tiba tidak bisa diakses, dan yang kedua karena memang niat isi blog yang tidak ada :D. Tiba-tiba kemaren saya cek lagi emailnya bisa masuk. Whala...<br />
<br />
Sekarang mau aktif lagi di blog?Salah tempat kali, blog kan sudah tidak laku lagi? Mana ada hari gini orang baca blog? Dengan begitu banyak jenis social media yang ada, masih milih blog?<br />
<br />
Pilihannya memang tidak mainstream untuk saat ini. Di tengah "sempitnya waktu" (apa benar sesempit itu?), media sosial yang laku adalah yang bisa menyajikan info cepat, pendek dan tidak bertele-tele. Ibaratnya kalo berita "cukup headline", isinya sudah dapat diketahui. Jadi dunia blog diary yang tulisannya panjang-panjang memang sudah tidak menarik lagi.<br />
<br />
Tapi, sekali lagi, menulis itu terapi dan mungkin justru kadang- kadang pada hal non mainstream bisa membuat kita tetap waras kan?<br />
<br />
<h3>
Aktivitas baru</h3>
Isi blog setelah lama ditinggalkan ternyata ditumpukin spam. Jadi pertama beres-beres bersihin rumah dulu, hapus spam, hapus link yang sudah mati, rapikan layout yang tidak perlu dan sudah jadul.<br />
<br />
Link-link mati dan tidak aktif banyak banget, termasuk bisnis lama :(. Lokilaki? Game? Software multimedia? Touchscreen? Yah, saat ini sudah tidak lagi, tapi mungkin entah kapan lagi ketemu dengan barang-barang seperti itu.<br />
<br />
Setelah gaul dengan berbagai barang hi tek yang bahkan masih belum tren di sini, saat ini putaran ceritanya malah mampir ke barang low tek. Dari bisnis software (multimedia), kemudian mampir ke hardware (touchscreen), kemudian ke kuliner (keripik segala), sekarang beralih ke bisnis <a href="http://seragam-kantor.com/katalog-pakaian-seragam/jaket-kantor/">jaket dan seragam</a>.<br />
<br />
Beberapa orang bilang terlalu banyak berganti-ganti dan tidak jelas justrungannya.Saya sendiri ga tahu proses perjalanan bisnis yang benarnya seperti apa. Hanya saja saat ini, <b>bisnis konveksi jaket</b> jadi bagian penting di hidup saya. Jaket yang adalah salah satu bagian penting hidup manusia sudah menjadi barang keseharian saya saat ini. Dari yang semula bicara masalah desain layout website, konten game, sprite karakter, animasi dan pernik multimedia lain, sekarang beralih ke desain jaket, obras, kancing, ritsleting dan bordir. Walopun, saya pikir dunia jaket dan seragam pun tidak jauh berbeda. <br />
<br />
Tapi rupanya ilmu-ilmu hi tek (walopun ga banyak) yang dulu saya peroleh dari pengalaman sebelumnya, tetap saya pakai saat ini. Saya bisa bikin website sederhana (pengalaman buatin website orang) dan akhirnya sekarang pake ilmu tersebut untuk jualan jaket online. Dan hal inilah yang jadi penopang penting bisnis jaket saya, Internet. <br />
<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<i>"Mungkin benar kiranya, di perjalanan hidup kita ada titik-titik penting dan ketika kita bisa menarik menyambungkannya maka titik-titik tersebut bisa menjadi garis dan bahkan membuat sebuah bidang/bangun yang kita kehendaki. </i></blockquote>
<br />
<br />
<a href="http://seragam-kantor.com/"></a>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-70695579403339615932008-11-24T16:16:00.007+07:002008-11-24T16:31:44.057+07:00Semua Bisa Jadi Presiden!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFYwudh7PHDlosr0aByEuIs5Xav_Cqcy30GMSJOAiQ8Vc9RdtNP6ZAdMeYXJHlHSlRn6LQOQhbSjezbtmavm7NMJql8MuzVpWEjBMja6ZGx4aXXy7zwTB1OPt07FRUK-heX3UZ/s1600-h/dk1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 226px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFYwudh7PHDlosr0aByEuIs5Xav_Cqcy30GMSJOAiQ8Vc9RdtNP6ZAdMeYXJHlHSlRn6LQOQhbSjezbtmavm7NMJql8MuzVpWEjBMja6ZGx4aXXy7zwTB1OPt07FRUK-heX3UZ/s320/dk1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5272151385964506002" border="0" /></a><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN08K0Ww2FtfqNjlY8s1XyoVg4i7ev8QhYKAVoL0SIQT3MES0tf07OXrgUuWSHWvLa199CB3UUdchghqxR31LKP6UR4gX9Z0rT2snl34AZWSnwGQojL8m5lOUbalrr4YHrrmK1/s1600-h/demok1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 383px; height: 125px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN08K0Ww2FtfqNjlY8s1XyoVg4i7ev8QhYKAVoL0SIQT3MES0tf07OXrgUuWSHWvLa199CB3UUdchghqxR31LKP6UR4gX9Z0rT2snl34AZWSnwGQojL8m5lOUbalrr4YHrrmK1/s400/demok1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5272154017054915186" border="0" /></a></p><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLHuKYTOGWblFampygzakmm-FOqosNFqZqnj2TRZ8GnIEcr-ruSFMMjSckep7_BQ-H2bA6N1J4P9t4nVtV8LlLMCiAwEp5d98tbsib6Qob_4uHWbYXLn-ZGBKt4v_hBLY0_ps6/s1600-h/demok2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 382px; height: 125px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLHuKYTOGWblFampygzakmm-FOqosNFqZqnj2TRZ8GnIEcr-ruSFMMjSckep7_BQ-H2bA6N1J4P9t4nVtV8LlLMCiAwEp5d98tbsib6Qob_4uHWbYXLn-ZGBKt4v_hBLY0_ps6/s400/demok2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5272154154092356002" border="0" /></a></p><p>Bagaimana sih caranya supaya bisa terpilih menjadi Presiden? Bagaimana caranya supaya bisa meraih jabatan Gubernur meskipun modal kita terbatas?</p> <p>Pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang menjadi latar awal kami mengembangkan sebuah game <em>online </em>dengan tema politik yang diberi nama Demokrezy. Game ini didesain sebagai sebuah simulasi sederhana proses seseorang mencapai posisi kepala eksekutif mulai dari tingkat Kepala Desa, Bupati, Gubernur, hingga Presiden. Proses politik yang seharusnya serius dan cenderung membuat kepala panas, kami modifikasi menjadi menyenangkan dan membuat senyum.</p> <p>Game hasil kerjasama dua perusahaan asli dalam negeri ini bisa dimainkan di <strong><a href="http://www.demokrezy.com/">www.demokrezy.com</a></strong>. Saat ini masih dalam versi beta dan baru awal bulan depan akan masuk versi 1.0.</p> <p>Kami cuma berharap orang-orang bisa belajar berpolitik dengan ceria lewat game ini, jumlah membernya banyak dan menjadi satu komunitas, serta tidak lupa juga model bisnisnya pun berjalan baik sehingga dapat berkembang lebih jauh.</p> <p><a href="http://www.demokrezy.com/"><strong>www.demokrezy.com</strong></a> - Semua Bisa Jadi Presiden.</p>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-34769899517849693552008-10-31T14:18:00.009+07:002008-11-04T18:54:34.926+07:00mejeng di kompas jabar!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgOVtFUr_WcXMb08Waet2nyab1QeCNcNiOo1ShAXd2nePK47XbiQrXbTYwgaPGEuLgrsCWk1c4xxzAt4_dsTUTJotMhremo3oLFRhKlmOaevJSFuwqG1FIp6hBU88PZ7hgq28u/s1600-h/koran.tiff"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 153px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgOVtFUr_WcXMb08Waet2nyab1QeCNcNiOo1ShAXd2nePK47XbiQrXbTYwgaPGEuLgrsCWk1c4xxzAt4_dsTUTJotMhremo3oLFRhKlmOaevJSFuwqG1FIp6hBU88PZ7hgq28u/s320/koran.tiff" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5263219377619387634" border="0" /></a><br />wah kemaren tgl 30, dapet kesempatan mejeng di kompas Jabar.<br />hehehe...berbatik batik ria, bernarsis-narsis, dapet kesempatan buat promosi game online pula.<br /><br />Berani klaim deh, game yang kami bikin adalah <a href="http://demokrezy.com/">game politik online pertama dari Indonesia</a>. Game ini sendiri adalah hasil kerjasama Lokilaki Game Studio dengan Oxygames. Konten khas Indonesia, SDM yang ngerjain semua orang Indonesia, bener-bener game asli Indonesia. Indonesia ternyata punya bakat-bakat yang "berani diadu" looo.<br />Ayo ayo siapa berikutnya??! :D<br /><br />Lucunya lagi, ternyata kami buka lowongan kerja namanya<span style="font-weight: bold;"> ICR</span> singkatan dari <span style="font-weight: bold;">Internet Community Rider</span>. Tau ga, kerjaannya adalah forum walking, blog walking, sapa sana sapa sini, berkunjung ke komunitas online dll. Bersenang-senang, dapet duit deh pokoknya...<br /><br />Ternyata dunia ini semakin aneh...hehehe.<br />Ayo ayo siapa mo daftar? Kirim ke email aja ya triadi@lokilaki.comnoldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-82394960663954542452008-06-20T15:08:00.008+07:002008-06-20T15:33:53.511+07:00Negara Mafia atau Mafia Negara ? ( I )<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN">Nulis buat kolom surat pembaca masuk ga ya?<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN">Hari Rabu (18/6/08) malam kemarin pukul 22.30 saya menyaksikan tayangan program Metro Realitas di stasiun TV Metro. Tema yang diangkat membuat saya sangat geram sekaligus tidak habis pikir. Di tayangan program tersebut diberitakan bahwa beberapa petani jagung di Kediri dihadapkan pada tuntutan hukum (<i style="">malah ada yang sampai dipenjarakan 5 bulan</i>) karena inisiatif dan kreativitas mereka dalam pemuliaan bibit jagung. Inisiatif dan kreativitas ini muncul sebagai respon terhadap tingginya harga bibit jagung hibrida yang mencapai Rp 50.000,00 per kg (<i style="">bandingkan dengan harga bibit hasil pemuliaan para petani yang hanya Rp 15.000,00 per kg</i>). Tingginya harga bibit ini membut mereka tidak dapat mengambil untung dari usaha pertaniannya.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><br /><span style="" lang="IN"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN">Dan siapa pihak penuntut para petani tersebut? Tentu saja perusahaan pemilik/penjual bibit jagung hibrida multinasional (berbasis di Thailand) yang kabarnya terbesar se-Asia. Tuntutan yang diajukannya adalah pelanggaran terhadap HAKI, dan tuntutan ini di-<i style="">back up</i> juga oleh Yayasan Perlindungan Konsumen. Melalui segala lika-liku persidangan dengan ideologi pasar bebasnya, maka persidangan pun (<i style="">tentu</i>) dimenangkan oleh si korporasi global. Namun sangat mungkin sekali, para petani itu dihukum karena tidak mau menanam jagung menggunakan bibit yang dijual oleh si korporasi global. Sementara di sisi lain, aparatur negara pun dengan segala daya upaya ‘memaksa’ untuk hanya menggunakan bibit keluaran korporasi global tersebut dan tidak memberi ruang sedikitpun kepada para petani untuk berkreasi dan mengembangkan kemampuannya di bidang pemuliaan bibit tanaman. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN">Pertanyaan terbesar dalam benak saya adalah : Kepada siapakah sebenarnya keberpihakan pemerintah dalam hal ini? Jika berpihak kepada para petani (yang menurut saya adalah pahlawan pangan nasional), mengapa pemerintah hanya diam terhadap masalah ini? Mana <i style="">political will</i> pemerintah dalam kasus ini? Mengapa pemerintah c.q. Menteri Pertanian tidak mati-matian membela para petani itu? Bukankah ini menyangkut harga diri dan kepentingan bangsa? Apakah tuduhan melanggar HAKI sudah tepat digunakan dalam masalah ini? Bukankah alam, tanah, tumbuhan dan segala isinya adalah anugerah Tuhan yang boleh dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh manusia untuk kesejahteraan bersama? Dan lebih mendasar lagi, bukankah para petani itu adalah lapisan masyarakat yang paling berjasa menjaga perut masyarakat Indonesia namun selama ini (<i style="">disadari atau tidak</i>) disingkirkan? Mengapa pemerintah tidak berusaha memuliakan mereka walaupun hanya sekali ini saja? Bahkan Amerika yang negara adidaya pun melakukan proteksi ketat terhadap pertaniannya... <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN">Mungkin kita harus belajar pada Jepang dan China pada masa awal kebangkitan mereka beberapa dasawarsa silam. Mereka menyadur habis-habisan semua teknologi dari barat dan kemudian dijiplak dan dikembangkan berdasarkan kemampuan mereka. Inilah yang kemudian dikenal sebagai ‘<i style="">Reverse Engineering</i>’. Hebatnya, pemerintah Jepang dan China mendukung habis-habisan usaha ini dan melindungi para pelaku reverse engineering dari segala tuntutan, termasuk tuntutan terhadap pelanggaran HAKI. Teknologi itu harus direbut !<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN">Namun jika keberpihakan pemerintah adalah kepada korporasi global tersebut, maka saya tidak bisa menyalahkan aksi diam aparat negara terhadap kasus ini. Berarti benar dugaan saya bahwa negara ini diatur dan diselenggarakan dengan azas mafia, dan aparat-aparat negara pun sudah menjadi perangkat mafioso. Siapa yang menjadi <i style="">Don</i>, siapa yang menjadi <i style="">Consigliori</i>, siapa yang menjadi <i style="">Caporegime</i>, tentu kita sudah bisa menduga. Toh sangat jelas di depan mata, siapa saja mereka itu. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN">Wahai Bapak Presiden dan Wapres, wahai anggota dewan yang terhormat, wahai Bapak Menteri Pertanian... (Wahai Pak Prabowo??)..Bangunlah! Bukalah mata! Gunakan hati nurani! Dan kepada para petani Indonesia...malang nian nasibmu...</span></p><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><br /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 13pt;"><span style="" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-90119811041449108442008-05-14T20:36:00.003+07:002008-05-14T20:42:17.379+07:00maaf...<span style="font-style: italic;">ada perasaan yang tak harus diberi nama,</span><br /><span style="font-style: italic;">ketika ruang dada sesak bayangan...</span><br /><span style="font-style: italic;">dia yang kemarin ada disana,</span><br /><span style="font-style: italic;">lalu menjauh perlahan</span><br /><span style="font-style: italic;">melambai tangan...</span><br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:100%;" >ada perasaan yang tak harus diberi nama,<br /></span><span style="font-style: italic;font-size:100%;" >ketika pelupuk adalah patahan sungai,<br /></span><span style="font-style: italic;font-size:100%;" >dan gumpalan airmata terbendung</span><br /><span style="font-style: italic;font-size:100%;" >padahal di hulu hujan badai<br /><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic;">dan mungkin semuanya harus kita biarkan tak terberi nama...</span><br /><br />( i : ...maaf...)<br /></span><span style="font-size:100%;"><br /></span>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-58071555931217055892008-05-12T14:01:00.005+07:002008-05-12T14:21:46.701+07:00warung dan mimpi pemberdayaan masyarakat<p class="MsoNormal">Dulu saya pernah bikin warung namanya <span style="font-weight: bold;">Planet Minuman</span>. Wuih…kereeeen!! hehe…Konsep pertamanya adalah jualan juice dengan buah dicampur-campur. Keinginan awal selalu bagus, muluk muluk malah kejauhan, hingga karena satu dan banyak hal kemudian berubah menjadi <b style="">warung batagor</b>. Saya sangat yakin hampir tidak ada yang cacat dengan rasa batagor buatan warung saya. Saya punya resep bagaimana membuat batagor istimewa, rasa ikan yang kental, garingnya kerasa di luar tapi ketika digigit akan ada rasa lemak yang pas bermain di lidah. Bukan omong kosong karena hingga sekarang masih banyak bekas pelanggan yang “tetap nunggu” warung saya ini buka lagi. Hanya delapan bulan warung itu bertahan, lokasi yang ga enak, salah manajemen, salah perkiraan, salah salah salah dst…weleh…kegagalan selalu banyak alasannya. Tapi sungguh, gagal yang kemaren malah bikin saya penasaran, saya masih pengin nyoba lagi. Sampe sekarang saya masih memelihara mimpi punya sebuah “warung”. Karena itulah blog ini dibuat, sekedar sebage salah satu alat untuk mengingatkan mimpi saya. </p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal">Dan entah gimana sebab dan musababnya, saya kemaren diketemukan lagi dengan bekas karyawan warung batagor saya. Saat ini dia kembali jualan siomay. Awalnya hanya ngobrol biasa nanya kabar ini itu, perkembangan jualan dst. Mimpi itu masih ada, keinginan untuk mengajak dia kembali jualan bareng juga masih ada, tapi untuk saat ini dengan beberapa pertimbangan, saya belum bisa merealisasikannya. Sampe akhirnya dia cerita bahwa sedang kehabisan modal dan sedang berusaha meminjam ke seseorang katakanlah rentenir. Padahal tidak butuh banyak, beberapa ratus ribu dan sedikit juta tapi pengembalian flat dan gede banget. </p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal">Sungguh tidak ada dalam rencana dan agenda saya sebelumnya bahwa saat itu saya akhirnya kepikiran ngasi modal kerja, pengembalian bagi hasil saja dan bahkan menyarankan nambah satu gerobak lagi. Ditambah lagi setelah itu ada pedagang bakso lain dan warung indomie yang pengin dimodalin juga :P (emang saya tambang duit apa ya…hehe). Sebenernya rada ngawur tawaran saya ini, ngasi modal darimana, wong uang di kantong sedang ga ada, tapi saya punya keyakinan bahwa banyak temen yang mau dengan tawaran seperti ini karena usaha kecil seperti inilah yang riil, usaha sudah jalan, hanya butuh sedikit modal dan insya Allah pengembaliannya juga riil (catatan : kalo ga dibawa lari :P).<span style=""> </span>Saya bukan orang yang bersih, di lingkup kegiatan saya bersliweran barang-barang hasil riba (pinjaman lembaga keuangan, kredit ini itu dst dst), tapi saya hanya ingin cukuplah orang-orang seperti saya yang “kejebak” riba, dan usaha kecil seperti ini harusnya bebas dari rentenir dan riba yang terlalu keji. </p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal">Batagor ini komoditas tradisional yang masih bisa diulik dengan sentuhan sistem bagus dan kemasan modern. Toh saya sudah punya resep istimewanya. Rencana itu ada dan sekarang saya sedang berada di perjalanannya. Hmmm..menarik.</p> <p class="MsoNormal"><span style=""> </span><span style=""> </span><o:p style="font-style: italic;"><br /></o:p></p><p class="MsoNormal"><o:p style="font-style: italic;"></o:p><b style=""><span style="font-style: italic;">Catatan kaki</span> : <o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal">Sebenernya ada satu saran, mungkin jauh lebih baik menjadi orang fokus di satu segmen <span style=""> </span>bisnis, menekuninya habis-habisan, melototin siang malam, gila-gilaan sampe mentok.<i style=""> Eat, dream and sleep with that</i> kata orang. “Kalo sudah berkecimpung di teknologi ya jangan lalu bikin warung makan, loe ga ada spesialisasi dan ga akan menjadi besar”, kata temen saya suatu saat. <span style=""> </span>Tapi, saya masih ada keyakinan, dunia bisnis bukanlah dunia hitam putih harus gini harus gitu dan barangkali saya diciptakan di dunia memang bukan untuk menjadi seperti steve jobs ato bill gates yang punya visi jauh ke depan tentang teknologi sekaligus mampu merealisasikannya. <span style="font-style: italic;"><br /></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;">Karena mungkin saya memang punya peran sendiri di dunia ini. Entah sebuah dunia kecil ato dunia sebesar apa, dunia yang jadi tanggung jawab saya, bukan orang lain</span>. </p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><span style=""> </span><span style=""> </span></p>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-70935473230153595202008-04-04T19:21:00.002+07:002008-04-04T19:49:56.471+07:00Stay Hungry. Stay Foolish.<span style="font-size: 11pt; line-height: 115%; font-family: "Calibri","sans-serif";"></span>Dapet dari milis, terjemahannya mungkin oleh mas Mohammad Andri Budiman (<a href="mailto:mandrib@gmail.com">mandrib@gmail.com</a>). <p class="MsoNormal">'You've got to find what you love,' Jobs says<br /><a href="http://news-%20service.stanford%20.edu/news/%202005/june15/%20jobs-061505.%20html" target="_blank">http://news- service.stanford .edu/news/ 2005/june15/ jobs-061505. html</a><br />(<a href="http://news-%20service.stanford%20.edu/news/%202005/june15/%20jobs-061505.%20html" target="_blank">http://news- service.stanford .edu/news/ 2005/june15/ jobs-061505. html</a>)<br /><br />Naskah pidato Steve Jobs, CEO Apple Computer dan Studio Animasi<br />Pixar, dalam acara pelepasan mahasiswa Stanford, 12 Juni 2005.<br /><br /><br /><b style="">Nasehat Steve Jobs: "Kamu Harus Temukan Apa yang Kamu Sukai"<br /></b><br />Saya diberi kehormatan untuk bersama kalian di hari pertama di salah satu universitas terbaik di dunia. <span style=""> </span>Saya tidak pernah lulus kuliah. Bahkan sesungguhnya inilah saat terdekat saya terlibat dalam upacara wisuda. hari ini saya ingin berbagi tiga cerita dalam kehidupan saya. Hanya itu, tidak lebih. Hanya tiga cerita.<br /></p><p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal"> <b style=""><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:130%;" >Cerita Pertama adalah mengenai rangkaian titik-titik.</span><br /></b></p><p class="MsoNormal"><br />Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena <span style=""> </span>kecelakaan" dan memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi. Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah <span style=""> </span>pikiran karena ingin bayi perempuan. Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari seseorang: "kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut; <span style=""> </span>Apakah Anda berminat? Mereka menjawab: "Tentu saja." Ibu kandung <span style=""> </span>saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan <span style=""> </span>kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.<br /></p><p class="MsoNormal"><br />Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, <span style=""> </span>dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai rendahan habis untuk biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya tidak melihatmanfaatnya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. <span style=""> </span>Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka. Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu <span style=""> </span>rasanya menakutkan, namun <span style=""> </span>sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.<br /></p><p class="MsoNormal"><br />Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai. Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga menumpang tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga. Saya beri Anda satu contoh: Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru <span style=""> </span>kampus, setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya.<span style=""> </span>Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya <span style=""> </span>belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat <span style=""> </span>variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. <span style=""> </span>Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni <span style=""> </span>yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.<br /></p><p class="MsoNormal"><br />Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. <span style=""> </span>Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah. Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang.<br /></p><p class="MsoNormal"><br />*<span style="font-weight: bold;">Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang</span>*. Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda, atau apapun istilah lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.<br /></p><p class="MsoNormal"><br /> <b style=""><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:130%;" >Cerita Kedua Saya adalah mengenai Cinta dan Kehilangan.</span><br /></b><br />Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple<br />berkembang dari hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami baru meluncurkan produk terbaik kami -Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat. </p> <p class="MsoNormal"><br /><b style="">Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan?</b></p><p class="MsoNormal"><br />Yah, itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaanbersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang. Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan.<br /></p><p class="MsoNormal"><br />Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya, saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley. Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali, saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta.</p> <p class="MsoNormal"><br /><b style="">Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal.<br /></b></p><p class="MsoNormal"><br />Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang <span style=""> </span>menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.<br /></p><p class="MsoNormal"><br />Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa.<br /></p><p class="MsoNormal"><br />Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya.</p> <p class="MsoNormal"><br />*Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangankehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan hidup Anda. *<b style="">Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati <span style=""> </span>hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat</b>. <b style="">Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai.</b> Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan <span style=""> </span>menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya <span style=""> </span>dengan<br />hubungan hebat lainnya, semakin lama- semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.<br /></p><p class="MsoNormal"><br /><b style=""><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:130%;" >Cerita Ketiga Saya adalah mengenai Kematian</span><br /></b><br />Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: "Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar." Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: "Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?" Bila jawabannya selalu "tidak" dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah.<br /></p><p class="MsoNormal"><br />Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting <span style=""> </span>yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar. <span style="font-weight: bold;">Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut, malu atau gagal- tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian</span>. Hanya yang <span style=""> </span>hakiki yang tetap ada. Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada <span style=""> </span>alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.<br /></p><p class="MsoNormal"><br />Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas.<br />Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang.<span style=""> </span>Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal.<br /></p><p class="MsoNormal"><br />Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis<span style=""> </span>tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana, mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya <span style=""> </span>dioperasi dan sehat sampai sekarang.<br /></p><p class="MsoNormal"><br />Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi. Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna:<br /></p><p class="MsoNormal"><br />Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua <span style=""> </span>menyingkir untuk digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu.<br /></p><p class="MsoNormal"><br /><span style="font-weight: bold;"> Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain</span>. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan <span style=""> </span>yangterpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.<br /></p><p class="MsoNormal"><br />Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama "The Whole Earth Catalog", yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park, dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya. Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat. Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi "The Whole Earth Catalog", dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir. Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di <span style=""> </span>pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang. Di bawahnya ada kata-kata: "*Stay Hungry. Stay Foolish.*" <b style="">(Tetaplah Lapar. Selalu Merasa Bodoh</b>).<br /></p><p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal">Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan<br />mereka. Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya begitu. Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru, saya harapkan Anda juga begitu.<br /><br /><b style="">Stay Hungry. Stay Foolish.</b><br />Terima kasih semuanya.<br /><br /><a href="http://www.youtube.%20com/watch?%20v=D1R-jKKp3NA" target="_blank">http://www.youtube. com/watch? v=D1R-jKKp3NA</a><br /><<a href="http://www.youtube.%20com/watch?%20v=D1R-jKKp3NA" target="_blank">http://www.youtube. com/watch? v=D1R-jKKp3NA</a>><br /><br />***<br /><br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--></p>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-81672537871104192802008-04-03T19:04:00.002+07:002008-04-03T19:29:30.142+07:00krisis bisa membunuh atau menguatkan<p class="MsoNormal">Hampir sebulan saya tidak posting blog, dan memang otak bener-bener lagi ga konek buat nulis. Ada satu dua ide tulisan, tapi selalu tak beranjak dari paragraf pertama. Bahkan setelah dua kalimat pertama posting ini, otak saya langsung terbang kesana kemari, ga jelas mo nulis apa. Untuk kali ini saya ga maksain diri, tangan mau nulis apa terserah dan tidak terlalu saya pikirkan.</p><p class="MsoNormal"><br /></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Masing-masing orang punya mekanisme penyelamatan untuk drinya sendiri. Sebenernaya (sekali lagi sebenernya), ketika seseorang kena krisis, dia selalu punya cara untuk menyelesaikan krisisnya tersebut. Saya jadi teringat saat SMU menjelang UMPTN, ada beberapa temen yang katakanlah tidak pintar, karena bahkan rangking hampir di peringkat <i style="">laste</i> atau dua sampe lima terbawah dari 40 siswa, tapi nekat aja daftar di sekolah teknologi yang (dulu-konon) terbaik di Indonesia. Mungkin saya termasuk yang itu juga hehehe. </p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal">Adalah seorang teman yang menanamkan sense of crisis itu di jidat saya. Provokasinya harus saya akui luamayan manjur. Saya yang tadinya lebih seneng ngeband, nongkrong daripada belajar, bahkan tidak kepikiran banyak sama UMPTN, kemudian jadi kepikiran lebih serius belajar (walo sebenernya rada telat dan sifatnya instan). Kami yang tadinya klinang klinong ga karuan mulai aktif latihan soal dan yang paling penting mulai rada optimis, “berani berharap” dengan makhluk bernama UMPTN tersebut. Mungkin hanya karena keberuntungan dan doa (siapa saja) yang membuat beberapa dari kami akhirnya bisa lolos. </p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><span style=""> </span><br /></p><p class="MsoNormal">Bisa jadi sense of crisis dalam beberapa hal memang bisa membuat pintar. Kesulitan (dengan beberapa catatan) memang harus diciptakan. Apakah kondisi sekarang ini (yang membuat otak saya jadi ga konek) mirip dengan saat UMPTN dulu? Saya sungguh ga tau, karena kejadian UMPTN itu tiba-tiba saja terlintas dalam otak ketika saya dihadapkan pada kondisi yang mulai memacu adrenalin. Apakah ketika adrenalin dipacu, otak menjadi lebih cepat bekerja dan manusia jadi bisa mengeluarkan beberapa kemampuan terbaiknya? Mungkin…</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal">Krisis selalu punya dua sisi, membunuh atau menguatkan. Krisis, masalah, halangan, hambatan, dst itu dapat dipastikan 100% akan jadi bagian dalam hidup. Ga ada persoalan berarti ga ada kehidupan, seperti langit dan bumi. Masalah itu ibarat sebuah ujian tanpa pelantikan. Gak ada inagurasi di (dunia) sini, gak ada sertifikat kelulusan setelah menyelesaikan satu persoalan, bahkan mungkin gak perlu tepuk tangan tanda kemenangan (karena memang belum pasti menang). <span style=""> </span>Bahkan menjadi palsu dan sia-sia sebuah perayaan selesainya sebuah persoalan tanpa ada yang penambahan kualitas dalam kehidupan. </p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-7614498982353259712008-03-05T10:54:00.007+07:002008-03-05T12:31:47.654+07:00Kulinaria (II) - Warung Sate yang CEO nya sarungan<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ada beberapa kebiasaan saya kalo datang ke warung makan yang rame,</p> <ol style="text-align: justify;"><li><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--> sambil menunggu makanannya datang, biasanya saya lirik kanan lirik kiri ngelihat situasi apa sih sebenernya yang bikin warung tersebut rame.</li><li>tentu saja apa sih keistimewaan makanannya, rasanya, seberapa cepat pelayanannya</li><li>biasanya ngitung-ngitung (kira2 aja) omzet warung tersebut. Memang kurang kerjaan, tapi ga tau deh…ini otomatis!:P<span style=""><br /></span></li><li>saya biasanya nanya siapa pemiliknya dan mencari-cari adakah sosok pemiliknya di situ. Bagaimana saya menebak pemilik warung? Inilah yang bagi saya menarik, karena pemilik bisnis yang sukses akan punya aura. Melihat dan merasakan aura sukses bagi saya sangat menyenangkan. Beberapa CEO warung sukses biasanya orang yang punya vitalitas, antusiasme dan semangat yang sangat tinggi. Saya beberapa kali mendapati banyak dari mereka ini yang “hanya” lulusan SMU (kadang malah SDTidak Tamat), tapi mereka sangat yakin dengan diri mereka sendiri. Satu hal lagi, biasanya CEO warung yang sukses, orangnya….lucu!</li></ol> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style=""><span style=""></span></span></span>ya</p>Warung ini ruameee poll, <i style="">mbanyu mili</i> istilah jawanya! WARUNG SATE SIDAREJA, jalan Sunda dekat rel kereta api. Saya ga tau persis berapa lama warung ini sudah berdiri, tapi ketika dulu pertama kali saya dateng (tahun 2004?), walaupun sudah lumayan rame, tapi belum sebesar dan sebersih ini. Sepertinya memang baru saja direnovasi. Dulu masih satu lantai, sekarang sudah dua lantai, dulu dindingnya terlihat suram sekarang tampak semakin cerah, Dulu pegawainya hanya sekitar 10 orang, kemaren saya nanya sudah ada sekitar 40 orang. Wow..mantaph! <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ada sekitar 30-35 meja di lantai satu, di lantai dua ga tau ada berapa, mungkin 20 an meja. Inilah setelan warung yang saya suka, sedikit terbuka, tapi tetap “berjarak” dengan dunia luar. Kalopun hanya sedikit manusia yang ada disitu, mungkin kita akan tetap merasakan aura rame. Suara kompor dan air yang menggelegak, pelayan yang (sok sibuk) mondar-mandir mencatat pesanan, kalo perlu ditambah suara kipas angin adalah kesan dan pesan bahwa Anda tidak sendirian di warung ini. Catatan pertama adalah warung yang rame akan menjadi semakin rame. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kami bertiga memesan tongseng kambing tiga porsi dan sate polos satu setengah porsi. Berbeda dengan dulu, penyajian sate kali ini telah mengalami modifikasi yaitu sate diletakkan di atas hot plate. Saya beroleh momen, di atas hotplate yang berisi sate kambing ngepul itu saya peras jeruk sambel. Cesss…air perasan membuat bau harum langsung meruah menggoda lidah dan perut kami. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-style: italic;">Satu, dua, Mulai!</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sate kambing lah yang pertama kali menyentuh lidah. Hmmm…rasa satenya tetap mantaff (kata orang sunda mah), hanya empuknya kambing yang berubah, rada bikin pegel ngunyahnya. Saya rasakan lebih empuk yang dulu. Sulitnya warung laris adalah jaga kualitas bahan baku. Ini hampir sama dengan kasus temen saya, buka warung bebek (rame juga) yang beberapa kali juga repot cari bahan baku bagus. Tongsengnya saya rasa lebih oke, kental, mblenek mak sekk…Satu persatu ludes dan cukup bikin puyeng (jangan2 kecenderungan "tinggi" nih..:D). Kalo yang lincah ngoceh makanan <a href="http://jagomakan.blogspot.com/">mbak mendol satu ini</a> deh…</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selesai makan, hujan masih gede banget. Memaksa menerobos hujan saya pikir bukan ide yang oke, karena itu diputuskan menunggu. Sambil menunggu hujan reda, kami duduk-duduk di dekat dapur bakarnya. Disitu ada pencatatan pesanan. Iseng-iseng saya nanya ini itu. Dari hasil tanya-tanya itu :</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p> <ol><li><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style=""><span style=""></span></span></span>Dalam satu hari (peak time sabtu minggu), ada sekitar 200 meja pesanan. Katakanlah satu meja memesan rata-rata 4 porsi. Asumsi satu porsi orang pesan makanan dan minuman 25 ribu. Omzet sebulan (sabtu minggu) sekitar 160 juta.</li><li>Untuk hari lain dalam sebulan (senen sampe jumat), asumsi omzet harian setengah dari jumlah di atas. Berarti sebulan omzetnya adalah 220 juta.</li><li><span style=""><span style=""><span style=""></span></span></span><!--[endif]-->Total omzet sebulan <span style="font-weight: bold;">380 juta.</span></li><li><span style=""><span style=""><span style=""> </span></span></span><!--[endif]-->Overhead pegawai 40 orang, ambil rata-rata gaji 1 juta (level atas sampe bawah), maka gaji total sebulan 40 juta.</li><li><span style=""><span style=""><span style=""> </span></span></span><!--[endif]-->Bahan baku. 5 kuintal daging, ayam, sapi, dan lain-lain sekitar 20 juta.</li><li><span style=""><span style=""><span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><b style="">Rumah sendiri (tidak sewa)</b>,<!--[if !supportLists]--><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">2<span style=""><br /></span></span></span></li><li>Lain-lain (maintenance gedung, pembersih dll) 5-7 juta.</li><li><span style=""><span style=""><span style=""> </span></span></span>Pendapatan sebulan mungkin sekitar 380 juta dikurangi 70 juta sebulan!! Berapa hayoooo! Wakss!</li></ol> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"></p><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style=""></span></span><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"></p><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style=""><span style=""> </span></span></span><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[endif]--></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ada overhead lagi yang belum??</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dan <span style="font-weight: bold;">Mas Gino sang CEO</span>, cukup sarungan buat inspeksi. Mungkin sudah ngaspal jalan di Sidareja sana, bikin masjid, ato barangkali nyalonin diri buat 2009?? hehe <span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com35tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-84967485336044312952008-03-03T09:21:00.004+07:002008-03-10T19:43:34.454+07:00kulinaria (I)<p class="MsoNormal">Ada dua jenis warung yang saya cari dari jalan-jalan kulinaria. Satu, mencari warung yang sangat rame pengunjungnya, dua mencari warung yang kelihatannya enak tapi sepi banget. Dua-duanya dirangsang oleh rasa penasaran. Katakanlah ada dua warung menjual barang yang sama, harga sama, rasa tidak kalah jauh, tapi dalam kenyataan nasibnya bisa sangat berbeda. Inilah menariknya dunia kuliner, lebih banyak ketakterdugaan, keberuntungan, dan seringkali justru anti marketing.</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya<span style=""> </span>pernah bikin warung jus yang kemudian karena satu dua hal saya ubah jadi warung batagor-bakso. Pernah sepi, pernah (sedikit) rame dan juga sekalian bangkrutnya :D. Untuk kasus warung itu, saya tahu penyebab ketiga-tiganya. Kasus kuliner bagi saya menarik. Warung bagi saya adalah model sebuah bisnis yang lengkap. Kita berbelanja bahan mentah dan bahan baku, mengolahnya jadi masakan siap saji, menjual, memasarkan, mengatur cashflow, dan kalo warung bertambah gede-banyak cabangnya maka akan bicara masalah distribusi. Mulai dari proses produksi (urusan orang teknik), keuangan, manajemen, pemasaran (orang ekonomi) sampe perdukunan pun kadang ditawarkan. Satu hal kelebihan warung adalah bisa dilakukan dengan modal sekecil2nya dan sekaligus bisa juga sebesar-besarnya. </p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"><br /></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;">Mengapa warung yang sangat sepi menarik untuk dikunjungi?</span> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Semua pasti ada formulanya, saya bisa belajar kesukesan tidak hanya dari warung rame tapi juga warung yang sepi. Seperti halnya warung Bakso Kota Cak Man yang ada di Jalan Dipati Ukur Bandung. Bagi orang Malang mungkin akan segera mengenalinya karena memang asal muasal warung ini dari sana, tapi bagi orang Bandung rupanya warung ini musti kenalan lebih jauh lagi deh. Letak Strategis, di jalan utama, diapit dua universitas swasta yang rame ternyata tak membuat warung ini banyak penggemarnya. Karena itulah minggu kemaren saya mencoba masuk kesana.</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal">Tempat parkir luas, dan walo berada di antara dua universitas, tapi bukan berada di zona macet, sehingga masih nyaman untuk berparkir ria. Nah ini dia! Saya menemukan penyebab pertama. Dari luar warung ini terlihat sangat sepi. Saya ingin makan di tempat makan, bukan di kuburan. Walo saya tidak ingin diganggu pengunjung lain, tapi saya ingin ada banyak orang untuk lirik-lirikan. Ini adalah semi lingkaran setan, warung rame akan menjadi semakin rame, warung sepi akan menjadi semakin sepi. </p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal">Setelah itu, pilih dan ambil sendiri baksomu! Hmmm, bakso goreng, siomay basah, siomay kering, rolade tahu dengan telur puyuh di tengahnya, bakso urat dua biji, dan hey…ada siomay dibungkus kol! Cukup, itu porsi saya. Taburkan seledri dan bawang goreng di atasnya. Setelah pelayan menuangkah kuah khas bakso malang, yang tidak terlalu kental ato <span style="font-style: italic;">nggajih</span> istilahnya, wuahh..harum bawang langsung semerbak, melirik ke temen yang tampak menikmati aroma itu sambil senyam-senyum.</p> <p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal">Saya menuju tempat duduk di pojok biar bisa melihat situasi. Menyeruput kuah terlebih dahulu, lalu sok nge- Bondan Winarno…hehe. Rasa yang pas (enak tapi ga banget-banget lah) dan harga tidak terlalu tinggi sebenernya. Tapi sekali lagi mengapa sepi? Saya melongok kiri kanan depan belakang. Ah ini! Tadinya saya bingung apa ya yang bikin saya ga nyaman, kemudian saya ketemu dinding itu! Dinding inilah yang jadi pemisah suasana di dalam dengan suasana di luar warung. Untuk sebuah warung bakso, sekali lagi yang konsepnya warung, hal ini diartikan sudah mengkhianati khittahnya. Bakso kalo saya pikir adalah makanan sekunder yang dimakan rame-rame, tidak serius, santai, hahahihi sesekali ngerumpi. Warung bakso bukanlah rumah bordil, dia harus “terbuka”, tidak jaim, mau bergaul dengan dunia luar. Dinding itu adalah sebuah kesalahan cukup fatal!</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style=""><br /></p><p class="MsoNormal" style="">Seperti yang saya alami, satu kesalahan akan merembet ke kesalahan lain. Jus yang belum diberi gula, pelayan yang tak berseragam dan seterusnya hanyalah efek ikutan dari kesalahan pertama, yaitu warung tidak rame! Dua jam saya nongkrong (jam makan siang), pengunjung hanya bertambah sekitar 10 orang. Katakanlah masing2 membelanjakan 15 ribu, saya berasumsi kasar omzet sehari 900 ribu. Wah memble nih untuk tempat sebagus dan segede itu. Kalo tidak berubah ya tunggulah kejadiannya. Nah ini petualangan ke warung yang tidak rame, besok kita akan ke warung yang sangat rame! Sok tahu bener ya…namanya juga pengamat hehehe. <span style=""> </span><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal">Hari minggu kemaren ini, saya ke warung sate Sidareja yang ruameee poll! Saya sempat ke dapurnya dan nanya ini itu, sempat ngitung-ngitung…Hmmm, menarik untuk dibahas, setelah posting ini deh.</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com28tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-34201230701990957652008-02-29T09:21:00.007+07:002008-02-29T11:06:51.901+07:00mending jualan IT ato beras??<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Yang saya senang dari dunia bisnis adalah saya “harus (mungkin lebih enak mau ga mau)” selalu kenalan dengan orang baru! Kita musti terus mencari jejaring dan lebih daripada itu adalah memperbanyak silaturahmi. Kemaren dapet ngobrol menarik di ym sama seorang pengusaha yang pernah nguplek-nguplek dunia IT, tapi sekarang malah fokus di fashion. Rupanya memang bertambah banyak “barisan sakit hati” terhadap dunia bisnis IT. Setelah kemaren-kemaren dapet info dari temen kalo pemilik salah satu bisnis IT lumayan terkenal di Bandung memutuskan jualan BERAS, saya pikir fenomena ini sangat menarik..:). Kenapa bisa gitu ya? </p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">ini obrolan saya sama tukang bisnis fashion tersebut,<br /></p><p class="MsoNormal">saya: "salam kenal mas"</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: "salam Pak .. apakabar ?"</p> <p class="MsoNormal">saya: alhamdulillah, saya dapet ym bapak dari web</p> <p class="MsoNormal">saya: sepertinya kita sama kuliahnya mas <span style="font-family:Wingdings;"><span style="">J</span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: oh iya ...angkatan ?</p> <p class="MsoNormal">saya: angkatan 97, tapi bisnisnya bukan sesuai jurusan hehe</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> rosihan</span><span style="font-weight: bold;"> </span>:D ..siip</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: sama dong ..malu klo bisnis di dunia itu, IPnya 2 koma alhamdulillah</p> <p class="MsoNormal">saya: hehehe…:D</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: sekarang bisnis apa Pak ?</p> <p class="MsoNormal">saya: di multimedia, <a href="http://lokilaki.com/">www.lokilaki.com</a></p> <p class="MsoNormal">saya: eh saya panggil apa ya enaknya, mas rosihan?</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: bentar ..saya lgi browse ..boleh panggil apa aja</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: keren disainnya</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: mas ... sudah lama di bisnis ini ?</p> <p class="MsoNormal">saya: baru 2 tahunan mas</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: sudah banyak kliennya yaa</p> <p class="MsoNormal">saya: alhamdulillah mas,bisa jalan :)</p> <p class="MsoNormal">saya: kalo mas rosi sekarang bisnis apa aja?</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: saya lagi fokus di fashion</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: saya di IT sudah 10 taun, <a href="http://neslink.com/">www.neslink.com</a></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: sekarang sedang saya tinggalkan</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: sekarang lagi fokus ngembangin <a href="http://saqina.com/">www.saqina.com</a></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: ngembangin jaringan toko ritel busana muslim</p> <p class="MsoNormal">saya: baju dan apparel muslim ya mas? </p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: iya</p> <p class="MsoNormal">saya: kalo saya sekarang masih proyek mas,tapi mulai dikit2 r&d bikin produk sendiri</p> <p class="MsoNormal">saya: btw kok bisa ke baju<span style=""> </span>muslim awalnya gimana? IT dah ga menarik ya? hehe</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> rosihan</span>: IT capek mas ...<span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">,</span></span>pemahaman soal bisnis-ku sudah berubah ...</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> rosihan</span>: saya sempat kerja 5 tahun, di Astra 3 taun, di Detikcom 2 taun, tahun 2002 bikin konsultan IT sendiri ..modal gaji terakhir, kemudian sejak itu ssampai 2006 hidupku dari proyek ke proyek mas. Dari 1 karyawan sampai 15 karyawan ...,sekarang sudah tinggal 2 karyawan aja ... nov 2007 kemarin saya lepaskan karyawan IT saya ...</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span> :D ... </p> <p class="MsoNormal">saya: wah menarik nih mas, rata2 orang yang mroyek IT pasti gini…hehe</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: iya mas ...<b style="">segera keluar dari dunia proyek</b></p> <p class="MsoNormal">saya: saya juga ngerasa gitu, bisnis proyek ke proyek ga bagus </p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: <b style="">ada bagusnya fokus di produk & brand</b></p> <p class="MsoNormal">saya: iya betul mas</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: klo di multimedia, medingan jualan konten yang dikemas dengan multimedia yang bagus ..lalu dijual sebagai produk dengan brand </p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: nanti lama-2 brandnya makin kuat. <b style="">Klo brandnya sudah kuat, orang akan beli apa aja yang diproduksi brand itu</b></p> <p class="MsoNormal">saya: iya, rencananya seperti itu mas</p> <p class="MsoNormal">saya: makanya sebelum kehilangan momentum kita mulai r&d produk </p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> rosihan</span>: iya siip ...satu langkah awal yang tepat</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: saya aja sekarang agak menyesal, kehilangan waktu 5 tahun mas</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> rosihan</span>: itu ongkos belajar yang mahal ...</p> <p class="MsoNormal">triyadi_yuwono: maksudnya gimana?</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: ya ..saya dulu belum tahu, kalau <b style="">dunia jasa IT pembatasnya banyak</b> ...saya hanya tergiur uang besar jangka pendek dari proyek-proyek</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> rosihan</span>: <b style="">untuk penghasilan ok, tapi masa depan tidak ada </b>...</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> rosihan</span>: satu hal paling penting di IT, khususnya software development adalah, <b style="">ilmu yang kita pelajari 5 tahun lalu tidak bisa kita pakai lagi sekarang<o:p></o:p></b>, otomatis sdm-nya begitu juga</p> <p class="MsoNormal">saya: wah betul mas, emang mending gerak di konten nya ya, bukan di teknologinya</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic;"> <span style="font-weight: bold;">rosihan</span></span>: iya ...</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> rosihan</span>: sekarang saya lagi terus mencari <b style="">bisnis yang fundamental</b> ...<b style="">bisnis yang bisa kita lipatgandakan tak terbatas</b> ...</p> <p class="MsoNormal">saya: wah asik nih mas, saya mbok dikasi ilmunya</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> rosihan</span>: ya kapan-2 ngobrol aja mas<br /></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> rosihan</span>: <b style="">faktor pembatasnya kecil... bisa terjadi ledakan omset</b></p> <p class="MsoNormal">saya: hmmm bener juga ya</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">yah…walopun bukan hal baru tapi sebuah obrolan yang singkat tapi mencerahkan. Dunia bisnis proyek ke proyek memang bisa menghidupi tapi sampe gimanapun tidak akan bisa membesarkan. <span style=""> </span>Proyek bisa menghidupi, tapi produk lah yang akan membesarkan. Mungkin…hehe. Ato mungkin saya suatu saat akan kembali jualan batagor? seperti dulu?? ah ga tau deh apa yang akan terjadi nanti...<br /></p>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-85275391841731663722008-02-21T09:18:00.005+07:002008-02-21T11:47:31.533+07:00baca..baca...<p class="MsoNormal"><span lang="IN">Saat kuliah adalah masa emas untuk membaca, walaupun payahnya yang saya baca bukanlah buku-buku literatur yang berkaitan dengan kuliah teknik, melainkan buku-buku sosial. Kalo dipersentasikan mungkin 75% buku <span style="font-style: italic;">mblukuthuk </span>dan 25% baru buku teknik (hehe..mungkin ini yang bikin teknologi Indonesia ga maju-maju ya:P). Bahkan yang lebih menyedihkan lagi saya justru sering membaca novel saat kuliah berlangsung. </span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p><br />Tapi ada saat dimana menjelang wisuda, saat sudah mulai merintis bisnis, saya menjadi ogah-ogahan membaca, cenderung takut. Bukan apa-apa, setiap kali selesai membaca saya merasa buku-buku tersebut hanya sebuah pengulangan dan bermuara pada <i>just do it (</i>kebetulan waktu-waktu ini saya banyak baca buku tentang kapitalis). Takutnya adalah ternyata ketika saya kebanyakan membaca, energi untuk beraktivitas malah berkurang. Tidak banyak inisiatif di dunia nyata, saya terlalu berkutat dengan ide dan ide. Bahkan salah satu mentor saya pernah menyarankan lebih baik jangan kebanyakan membaca buku apalagi koran. Banyak informasi sampah dan seringkali justru kontraproduktif dengan bisnis. Baru setelah beberapa lama saya bisa memahami permasalahan bukan terletak pada membaca buku, tapi lebih karena saya belum bisa membagi energi dengan baik. </span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p><br />Sekarang saya justru sedang gila membaca! Dalam buku<span style="font-style: italic;"> Pursuit of Happines</span>, ibu Chris Gardner bilang bahwa tempat paling berbahaya dunia adalah perpustakaan. Kalo saya bilang, untuk saat ini tempat berbahaya adalah toko buku, karena tiap kali kesana saya harus merogoh kocek untuk membeli buku-buku yang menggiurkan :D. Dan ini sungguh berbahaya bagi ke</span><span style="">baikan</span><span lang="IN"> cashflow...hehe</span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p><br /></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p></o:p>Ada dua buku yang menginspirasi saya, yang pertama adalah <a href="http://rahasiameede.com/">Rahasia Meede</a> karangan E.S. ITO. Sebuah novel fiksi sejarah yang memanja otak untuk menari-nari dengan konspirasi. Banyak sudah review atas buku ini. Coba aja googling deh. Setelah Negeri Kelima buku pertamanya yang biasa saja, novel kedua ini saya anggap lebih keren. Buku kedua yang inspiratif adalah Imperium III karangan Eko Laksono. Rating penuh untuk buku yang dibuat selama sepuluh tahun ini dan cukup dibaca dua minggu. Buku ini membuat saya ingin mencintai kembali negeri Indonesia. Sebuah sejarah yang diceritakan dengan singkat padat, dan renyah. Saya seperti sedang duduk di depan embah saya, melihat gelembung air di sudut bibirnya dan melongo mendengarkan cerita tentang peradaban dunia, mulai dari Yunani-Romawi, lanjut ke Islam, ke Eropa, lalu diterbangkan ke Jepang,lalu ke Amerika dengan tokoh-tokoh pendobraknya, 1000 tahun sejarah Kemajuan dan Keunggulan Bangsa-bangsa. Kalo ingin melihat blog pengarangnya yang keren juga silahkan <a href="http://imperiumindonesia.blogspot.com/">diliat disini</a>. Ada benang merah kedua buku itu, yaitu sebuh ajakan untuk lebih mencintai ilmu dan pentingnya membangun sebuah karakter. <span style="font-weight: bold;">Buku wajib baca</span>!<span style=""> </span></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p><br />Ada buku bagus lagi, sebuah diari dari Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Saya ketemu editornya di kantor temen saya. Disana ngobrol cukup lama, lalu direkomendasikan buku tersebut dan yang lebih penting dipinjami hehe...Buku yang hampir pasti bikin WHO dan korporasi kesehatan Amerika Serikat kebakaran jenggot.<span style=""> </span>Sebuah perjuangan melawan dominasi kekuasaan Global untuk keadilan dan martabat bangsa. Dari buku itu kita dapat melihat bahwa beliau sangat terinspirasi oleh ide-ide Bung Karno, tentang martabat dan kedaulatan bangsa.<span style=""> </span></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p><br />NB: Sosialis, Kapitalis? Indonesia yang mana? Mana yang lebih menyenangkan dalam lingkup hidup Anda? <span style=""> </span><span style=""> </span></span></p>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-56122027173474554542008-02-08T13:08:00.000+07:002008-02-08T20:27:56.534+07:00mbak cantik terkenal dan melelehnya kekaguman...(semoga sementara)<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tidak mungkin lelaki tidak menoleh kalo ketemu sama mbak satu ini, bahkan di layar kaca sekalipun, sihir<i style=""> innocent face</i> nya jarang mampu dilewatkan. Cantik suangat, cerdas, dan artis terkenal, berkelas pula, kurang apa coba. <span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal">Temen saya pernah dengan bangga bilang, “t<span style="font-style: italic;">au engga, pacarku kalo diliat dari sebelah kanan kaya dia loh?</span></p> <p class="MsoNormal">Saya langsung jawab, <span style="font-style: italic;">“o gitu ya, lha kalo dari atas kaya siapa…??”. Hehe…</span> </p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p><br />Walah.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tapi sungguh tensi kekaguman saya menjadi berubah ketika dalam salah satu liputan, mbak satu ini mengeluarkan komentar terkait dengan keberadaan LSF (Lembaga Sensor <span style=""> </span>Film) yang menurutnya sangat tidak efektif. Kalo pun seluruh dunia begitu memujanya, saat itu saya justru hampir saja menangkap bayangan mbak cantik ini lengkap dengan sangkur, taring dan sulur-sulur yang menyeramkan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p><br />“Keberadaan LSF sebaiknya dipertimbangkan lagi. Coba aja kita lihat begitu banyak film barat yang lebih vulgar, juga banyak video porno di glodok. Ini membuktikan kalo LSF tidak berperan efektif!”, katanya sangat menggebu dan tentu saja percaya diri tinggi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span><br />Ah God! mbak yang katanya asisten dosen ini, ternyata (maaf) agak-agak plis deh…Apakah pelajaran filsafat yang <i style="">mblukuthuk</i> itu telah membuatnya menjadi <span style=""> </span>terlalu pintar, sehingga keluar logika seperti itu? </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p><br /><span style="font-weight: bold;">Pertama</span>. <span style=""> </span>Apakah masuknya barang slundupan porno itu tanggung jawab LSF? Apa logika seperti ini yang diajarin di sana?</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Kedua</span>. Terkait dengan gencarnya tuntutan untuk di(batasi/bubar) kannya LSF, dengan alasan memberangus kreativitas? Kreativitas seperti apakah yang ingin dibebaskan? Buruan Cium gue?? Quickie Express?? Kawin Kontrak? Dst dst. Kurang bebas seperti apa lagi? </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p><br />Saya sebenernya agak ngeri membayangkan dunia film Indonesia yang tanpa sensor. “Emang lo ga suka barang-barang seputar perut, paha dan dada? Munaf ah, Sok suci loh!”. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p><br />Waduh, sungguh sebagai lelaki yang sehat mental dan seksual, kalo ditanya senang ga senang jawaban saya adalah jelas senang! 100%! <span style="font-weight: bold;">Tapi ternyata masalahnya adalah bukan di masalah senang atau ga senang!</span> Kita lupakan dulu agama kita dan segala ayat-ayatnya, mari kita lihat sejarah. Dalam buku Imperium III, Eko Laksono bercerita tentang sebuah masa kegelapan di Eropa sebelum datangnya Aufklarung, dimana paha, dada dan seluruh paket komplit kemaksiatan adalah rajanya. Ya, inilah abad kegelapan ketika tak ada pengetahuan yang bersinar, ketika peradaban menjadi tidak berbeda dengan kehidupan hewan yang kebutuhannya hanya makan sekenyang-kenyangnya dan berhubungan seksual sebebas-bebasnya. Abad ketika otak yang ada di kepala hanya berisi syahwat dan syahwat. Boro-boro mikirin yang laen! Apakah jaman seperti ini yang ingin kita perjuangkan?<br /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p><br />Sungguh saya ngeri membayangkan kalo pembawa risalah kebebasan itu berhasil dengan misinya. Sekali lagi masalahnya adalah <span style="font-weight: bold;">bukan di senang atau ga senang</span> dengan hal-hal bebas semacam itu! Senang dan ga senang adalah masalah keinginan, ego kita, sedangkan dunia ini bergerak bukan sekedar berdasar ego kita sendiri. Tapi ada sebuah norma, ada tatanan sosial yang bahkan secara logika pun tetap harus kita jaga. Sebuah norma yang ukurannya adalah <span style="font-weight: bold;">boleh dan tidak boleh</span>, kalo kita melanggar ya efeknya tata nilai di masyarakat akan rusak, dan rusaklah kehidupan sosial manusia. Belum lagi tanggung jawab sama Gusti Allah?? Ah lupakan saja, bikin ga bebas!<br /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p><br />Kemaksiatan yang terus-menerus dikumandangkan lama kelamaan akan menjadi kebiasaan dan pelakunya bahkan bisa menjadi pahlawan. Coba imajinasi dan kreatifitas kita <span style="font-weight: bold;">bebaskan, </span><span>a</span>pakah kita rela seandainya IBU KITA terlihat pahanya di mana-mana? Dadanya terbuka bagi siapa saja? TELANJANG? Ato saudara kita diperkosa oleh seseorang yang sangat terangsang oleh film yang kita bikin? Duh Gusti!! Bukankah ada sebuah cermin yang sebaiknya selalu kita lihat ketika kita ingin berinteraksi dengan orang lain? </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-weight: bold;"><o:p> </o:p>Kecuali, sebenarnya cermin siapa yang sedang dipakai?</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya jadi teringat khotbah jumatan tadi dari khotib yang mengutip hadits Riwayat Al Hakim dan Abu Naim</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><blockquote>Hiduplah kamu sebagaimana yang engkau kehendaki,<br />tetapi ingat kamu akan mati.<br /><br />Cintailah siapapun yang engkau kehendaki,<br />tetapi ingat bahwa engkau akan berpisah dengannya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >Buatlah apa saja yang engkau kehendaki,<br />tetapi awas kamu akan di balas atas apa yang dilakukan itu!</span></blockquote><p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:130%;"> </span><span style="font-style: italic;">Nb: semoga mbak cantik, anda, saya dan kita semua senantiasa dapet pertolongan dan hidayahNya</span> </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-13972430208064761772008-02-05T09:42:00.000+07:002008-02-05T10:06:21.788+07:00seribu tanya untuk cinta (bag II)<p class="MsoNormal">“Tapi aku tidak merasakannya! Aku tidak merasa kamu mencintai aku!… Sepenuhnya...Aku ngerasa cintaku tak pernah kamu balas dengan seimbang!”, terdengar suara si wanita meninggi lagi. <span style=""> </span></p>sambungan...dari <a href="http://warungkopiku.blogspot.com/2007/12/seribu-tanya-untuk-cinta-bag-1.html">posting ini</a><br /><br />“Kalo memang ada cinta, mengapa itu tak pernah kurasakan?? Cinta ini tak seperti yang kau ucapkan , suara itu pelan kembali, seredup matanya yang berkaca-kaca.<br /><br />Langkah kaki mendekat, ada pelayan yang datang memberikan kopi yang dipesan. Tampak sedikit serba salah sambil berkata, “eee…maaf mas, silahkan…kopinya..” Tak sepatah kata terdengar, hanya sebuah anggukan kecil. Pelayan itu sempat melirik si wanita yang wajahnya tampak kuyu dan setelah meletakkan cangkir kopi di meja, pelayan tersebut segera pergi.<br /><br />Apakah cerita ini harus berakhir…? Sebuah kalimat yang diucapkan datar, hampir tanpa ekspresi tapi menjadi seperti akumulasi emosi, begitu kuat, penuh, sebuah keputusasaan.<br /><br />“Nit, kita sudah jauh berjalan…sudah ter…”<br /><br />“Tapi kau terlalu jauh untuk kuraih!” perempuan itu cepat memotong sebelum si lelaki menyelesaikan kalimatnya. Kini matanya tajam lurus ke mata si lelaki.<br /><br />“Dulu, dan mungkin hingga kini, aku selalu memimpikan sebuah rumah tangga yang bahagia. Sebuah rumahtangga yang penuh cinta di dalamnya. Aku selalu takut bertemu dengan kenyataan bahwa rumahtanggaku nanti ada karena terpaksa, walau sekecil apapun. Aku takut pada sebuah penyesalan ketika tak semua cinta diberikan. Karena itulah…aku ingin mendapatkan cintamu Don. Sepenuhnya, tapi…!”, wanita itu menundukkan kepalanya dengan kedua tangan menutup mukanya.<br /><br />“Bukankah kamu sendiri yang pernah bilang bahwa komitmen ada di atas cinta? Lelaki itu mencoba membuat sebuah penawaran.<br /><br />“Dulu mungkin aku percaya,” tangannya tampak masih menutupi muka, dengan sesenggukan dia meneruskan ucapannya, “ tapi sekarang tidak!”<br /><br />Lelaki itu semakin bingung tidak tahu harus bagaimana. Setiap celah telah coba dia gali, tapi tampaknya selalu bertemu jalan buntu. Lelaki itu mulai berpikir apakah memang tak ada yang bisa diselamatkan dari hubungan ini. Apakah benar harus berakhir dengan akhir yang bahkan dia tidak mengerti alur alasannya. Lelaki itu menerawang, coba melihat kembali sebuah masa saat dia pertama kali bertemu dengan wanita itu.noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-2115373686780735142008-01-29T15:59:00.000+07:002008-12-09T13:43:06.869+07:00tempat nulis baru :)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfUH1OcWze_NJsyHPTB6Ib00MfSwIA95B7v5XsEyW8DuugfW220KWUMJaGljE34X9tgqHTmOm9x-tDcpx6x2LKRqrGxrIFutbYo7GUzuecE4mr2ND4zojPPUg38-2WxicezQhX/s1600-h/blogloki.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 408px; height: 253px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfUH1OcWze_NJsyHPTB6Ib00MfSwIA95B7v5XsEyW8DuugfW220KWUMJaGljE34X9tgqHTmOm9x-tDcpx6x2LKRqrGxrIFutbYo7GUzuecE4mr2ND4zojPPUg38-2WxicezQhX/s320/blogloki.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5160828686062087250" border="0" /></a><br /><br />Ada kalanya saya pengin nulis tentang hal-hal yang ada kaitannya dengan kerjaan saya, tempat bermain, dunia yang saya nikmati. Tapi blog ini sepertinya kurang pas untuk memfasilitasinya.<br /><br />Ya begitulah, dan seiring dengan wafatnya salah satu orang kuat dunia...lahirlah <a href="http://blog.lokilaki.com/">blog ini</a> yang akan membahas multimedia, desain, game, perkembangan dunia web, dan tentu saja beberapa kerjaan kami. Yang pasti nanti akan lebih banyak gambar disana :). Semoga kelahirannya tidak sia-sia :)noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-54238089472407843812008-01-19T10:38:00.000+07:002008-01-19T12:34:07.787+07:00hidup bukanlah pilihan??Hari kamis kemaren ditayangkan kembali <a href="http://www.kickandy.com/pretopik.asp">Kick Andy episode AA Gym </a>versi lengkapnya. Sengaja saya tunggu karena episode ini belum sempat saya tonton. Seorang figur pubik yang awalnya sangat digandrungi ibu-ibu, tapi kemudian justru dijauhi ibu-ibu itu sendiri. Dan saat ini, saya melihat seseorang yang semakin tenang, semakin matang, dan bisa jadi akan mulai banyak penggemarnya lagi J.<br /><br />Sesi Tanya jawab poligami yang saya lihat paling menarik. Saya harus angkat topi dengan Andy Noya, dia selalu bisa merangkai pertanyaan yang simple, sangat personal, tapi terarah pada sebuah topik yang kuat dan bermutu. Kisah poligami bagi AA Gym adalah kejadian yang sarat hikmah. Penurunan eskalasi dakwah yang diikuti penurunan omzet MQ Corporation bagi AA Gym justru membuat “untung”. Beliau mengungkapkan muslim yang beruntung adalah ketika keadaannya hari ini lebih baik dari keadaan sebelumnya. Waktu untuk keluarga menjadi lebih banyak, waktu untuk mengasah kembali ketajaman otak, waktu untuk tidak sekedar menjadi “mesin”. Beberapa perusahaannya justru mendapat momentum lepas dari ketergantungan dan berusaha menjadi lebih profesional. Pengkultusan yang tidak sehat mulai diproporsionalkan kembali.<br /><br />AA Gym mengungkapkan bahwa beliau tidak pernah memimpikan bisa masuk TV, “seterkenal itu”, hingga punya pengikut yang sedemikian banyak. Beliau juga tidak pernah membayangkan ketika kemudian “dibanting” sedemikian rupa setelah dilambungkan jauh ke atas. Setiap kejadian yang terjadi pada perjalanannya benar-benar di luar kuasanya. Yah, begitulah kejadiannya, hanya menjalani takdir sebaik-baiknya.<br /><br />Setelah acara itu, saya jadi teringat lagi obrolan pagi buta dengan teman saya yang lumayan mengguncang logika dan keyakinan saya tentang...<br /><br /><strong><span style="color:#ff0000;">Benarkah hidup ini adalah sebuah pilihan??</span></strong><br /><br />Bahwa kita seolah-olah memilih iya, tapi apakah kita benar-benar memilih? Saya yang saat ini akan jawab dengan tidak! Melihat fakta-fakta yang ada hingga saat ini, setiap apa yang terjadi pada diri saya ternyata tak benar-benar berdasar pilihan saya. Kalopun sama, rupanya itu hanya sekedar kebetulan saja. Saya memilih sekolah di bandung? saya memilih jalan penghidupan sendiri? saya harus berpikir lagi tentang ini...<br /><br />Dalam sebuah pikiran bebas, mari kita membayangkan jika satu pilihan kita akan berpengaruh terhadap kehidupan lainnya. Satu pilihan orang lain juga akan berpengaruh terhadap kita. enam milyar lebih penduduk bumi terikat pada hubungan sebab akibat yang sangat rumit. Belum kalo kita bicara 1 orang yang punya rencana ke luar bumi dan bertemu makhluk luar angkasa? pilihannya itu akan mempengaruhi konstelasi semesta?? Mungkinkah kita sebenernya punya pilihan? …:P<br /><br />Dalam sebuah realitas sederhana, kalo benar hidup ini pilihan, betapa kasihan para penjahat, pembunuh, pencoleng dan pesakitan yang bertebaran di seluruh sisi bumi ini. Kenyataannya <strong><span style="color:#ff0000;">tidak ada manusia yang </span><span style="color:#ff0000;">memilih</span></strong> untuk menjadi penjahat, pendosa ato pesakitan lainnya. Kita dan mereka hanya menjalani tugas masing-masing.<br /><br />Pada hakekatnya semua adalah pilihanNya. Ketika kita memutuskan sesuatu, sepertinya Tuhan tengah meniupkan salah satu sifat Nya Yang Maha Berkehendak, ngetes sampe sejauh apa “penyikapan” kita. Mungkin memang keperluan kita di dunia ini <strong><span style="color:#ff0000;">hanya sekedar menjalani tugas</span></strong>, dan “<strong><span style="color:#ff0000;">masalah sikap</span></strong>”? Hidup di dunia sesuai dengan tugas yang diperintahkan, kemudian kalo dapet sebuah kejadian, menyikapinya dengan baik-baik.<br /><br />...kalo di perjalanan dipertemukan pilihan, ya udah pura-pura memilih aja, ato coba aja pura-pura bermimpi, pura-pura bertarget, pura-pura pasang strategi...pura-pura aja...<br /><br />AA Gym terinspirasi adiknya yang mampu “<span style="color:#ff6666;">melihat sesuatu</span>" yang berkuasa di balik setiap kejadian yang terjadi. Adiknya mampu menyikapi segala cacat dan kelemahan diri dengan luar biasa tanpa keluhan. Ada satu catatan yang mengesankan tentang bagaimana seseorang mampu melihat hikmah dibalik kejatuhan atau “kesuksesan”, melihat kekuasaan tak terbatas pada sebuah penciptaan makhluk, dan sangat menikmati kecintaan terhadap yang berkuasa atas seluruh hidupnya...<br /><br />Taufik Ismail pernah menulis puisi,<br /><br /><em>“Tidak dapat ditukar dengan emas, seberat apapun<br />Hidayah itulah namanya... “</em><br /><br />tapi kok kayanya belum dapet dapet juga ya? Ada yang punya ide metode dapet hidayah? siapa tau lo jadi ustadz bertema ini? :Pnoldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-7699927664177064992008-01-04T07:11:00.000+07:002008-01-04T07:15:34.418+07:00kenapa ngeblog cak??Awalnya saya hanya coba-coba, liat temen ngutek utek tulisan di layar komputer, nanya ini itu, lalu ketularan deh bikin account, pertama di blogspot! Rupanya saya ini bukan tipe detektif teroris sehingga saya cenderung ngasi data-data bener, mulai dari kapan saya mbrojol ke dunia ini, kesukaan saya, kerjaan saya dst dst, ditambah lagi punya acount dengan username dan password yang sama dengan seluruh email saya. Seperti merelakan “someone somewhere” ngeliat seluruh data-data saya. Hingga sekarang ini, saya telah jadi salah satu entitas mudah lacak.<br /><br />Emang sebenernya alasanmu ngeblog apa?<br />“Menulis untuk menggerakkan?”<br />Seorang penulis papan atas (sapa lupa namanya) ngomong kalo tulisan itu harus bisa “menggerakkan”, pertanyaannya, “Menggerakkan opo?? Gerak badan mau senam? :P…menggerakkan jari kale…La wong saya nulis hingga saat ini ga ada yang bergerak apapun kok? Dunia masih tetep seperti biasa, tidak ada yang berubah. Lagian, sungguh apa yang saya tulis sama sekali bukan hal yang baru. Apa yang saya tulis mungkin udah digosipin ribuan orang dengan berbagai bahasa. Jadi kalopun saya meng-klaim “tulisan yang bisa menggerakkan”, percayalah itu bualan paling nggedebus. Level saya jelas belom nyampe buat itu, jadi lupakan saja alasan ini.<br /><br />“Bagaimana kalo ngeblog biar ada alternatif metode biar terkenal?”<br />Mister Andy Warhol (Bapak Pop-isme) pernah ngomong, ” Di masa depan, setiap orang akan menjadi terkenal dalam 15 menit!”. Oiya di tipi-tipi sekarang banyak acara yang kaya gini kok. Tapi ngomong-ngomong, syarat orang terkenal cepet itu sepertinya juga susah buat saya. Kata temen saya ada beberapa cara, silahkan pilih salah satu diantaranya : <br />a. Harus punya nyali, lebih nekat lebih oke. Cobalah melakukan hal gila seperti memanjat gedung perkantoran tanpa pengaman, ngebut tanpa helm, njitak kepala anggota DPR dll.<br />b. Yang pasti urat malu nya diputus dulu, terserah urat malu yang mana. <br />c. Kalo perlu rada-rada kontroversial. Misalnya tiba-tiba Anda macarin Luna Maya, ato Dian Sastro gitu, dijamin langsung terkenal. Ato bikin isu-isu kontroversial, misal Anda penulis blog lalu nulis yang pedes-pedes tentang orang ato kelompok, pilih tema yang ekstrem. <br />d. Cerewet dan rada bencis. Nha yang kaya begini nih yang lagi laku keras.<br />e. Kalo penulis, tulislah hal-hal berkaitan dengan perut ke bawah. Terbukti lebih banyak penggemarnya. <br /><br />Sepertinya saya emang ga bakat terkenal, dan terlalu tidak serius usahanya ke arah situ… berarti alasan biar terkenal lupakan saja.<br /><span style="font-style:italic;"><br />Ngeblog buat latihan nulis?</span><br />Mungkin ada benarnya. Awalnya blog itu jurnal harian tapi saran dari <a href="http://blog.guykawasaki.com/">blog keren</a> ini, lebih mending <span style="font-weight:bold;">Think Book not Diary</span> jika kita mau bikin blog. Blog ini blog pertama saya yang ketika awal membuatnya saya ga tau apa-apa tentang dunia blog. Saya cuma tahu kita bisa nulis dan nanti dikomentarin. Tapi saya pengin blog jadi cur-pik yang mendalam, dan ga sekedar cur-hat harian yang biasanya berujung jadi sampah. Padahal untuk latihan harusnya saya nulis tiap hari, jangan peduli tulisan di hari ini bagus di hari lain jadi sampah…pokoknya tetep nulis. Ato sebenernya bukan di tiap harinya tapi jadwal yang ditetapkan, misal seminggu dua kali ato seminggu tiga kali dst. Tapi kenyataannya saya ga disiplin, latihan saya untuk ini jelek banget. Jadi boro-boro bikin buku, la nulis sampah aja keteteran. Dan alasan ini rupanya emang ga terlalu kuat… <br /><span style="font-style:italic;"><br />Bagaimana kalo ngeblog buat cari teman?</span><br />Hmmm, bisa juga…dan memang saya jadi punya temen yang spesial karena ngeblog ini, walaupun sekarang entah dimana…<br />Tapi ini juga nyisain pertanyaan lagi, hingga saat ini kenyataannya saya juga ga serius amat buat nyari temen di blog ini. Hingga saat ini saya males kopdaran, saya jarang ceting ma temen blogger, juga jarang blogwalking, ada beberapa temen yang email ke saya, malah kemudian terlupakan…jadi alasan yang ga terlalu kuat.<br /><span style="font-style:italic;"><br />La trus kenapa ngeblog?</span><br />Saya coba cari-cari alasan paling enak buat saya, pembenaran, karena itu penting biar saya bisa tenang. Ato sebenernya ngeblog ini emang sekedar iseng, ngisi waktu? Ato malah ngehabisin waktu? Rata-rata saya nulis posting di pagi hari makan waktu 2 jam. Kemudian ngepostnya katakanlah setengah jam. Nah yang blogwalkingnya nih, brosing brosing yang cukup lama. Berjam-jam. Berarti dalam sehari hidup saya, lebih banyak waktu yang buat iseng? yang berarti sama dengan ga berguna? padahal Gusti Allah mewanti wanti makhluknya buat ga melakukan hal-hal yang berlebihan dan sia-sia. Waktu ibarat pedang bermata dua. Seseorang pasti dimintai pertanggungjawaban atas seluruh waktunya. Percuma hidup di dunia kalo nanti masuk neraka, kata guru saya. Duh, jadi ngeri deh…sekaligus mungkin ini yang paling realistis jadi alasan…<br /><span style="font-style:italic;"><br />Emang blog ini mau diteruskan sampe mana?</span><br />Ya….mungkin sampe saya bosan iseng.noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-14415360283641313642007-12-25T10:52:00.000+07:002007-12-26T12:32:34.542+07:00seribu tanya untuk cinta (bag 1)“Aku belum percaya!”, terdengar suara wanita yang cukup membuat beberapa orang segera melirik salah satu meja yang terletak di sudut café itu. <br /><br />“Sssssh…”, dahi lelaki di depannya mengerenyit sembari meletakkan telunjuk ke bibirnya, kepalanya menoleh ke kanan kiri.<br /><br />“Aku ga peduli! Aku hanya belum bisa percaya tentang perasaanmu kepadaku!”, suara si wanita semakin meninggi. <br /><br />“Duh, harus berapa kali kubilang sih..iya aku mencintaimu, harus gimana lagi?”, kata si lelaki mencoba merendahkan suaranya, semakin resah sesekali melirik ke kanan kiri ke arah pengunjung café yang mulai berbisik-bisik. <br /><br />“Engga! Aku ga melihat itu, hingga saat ini kamu belum benar-benar mencintai aku!”, si wanita justru terdengar semakin kalap.<br /><br />“Sssshh…please jangan keras-keras, ato kita ngobrol di tempat lain aja yuk”, kata si lelaki mencoba sedapat mungkin menguasai suasana.<br /><br />“ Biar! Disini aja! Sekalian biar semua orang tau! Kenapa kamu ga bisa mencintai aku seperti aku mencintai kamu? Bukankah semua sudah kuberikan? Aku berikan waktuku untukmu, aku berikan tubuh dan jiwaku untukmu! Tapi mengapaaaa… ”, tubuh wanita itu terlihat berguncang mencoba sekuat tenaga menahan emosi yang meluap-luap, sedetik kemudian tumpahlah air matanya. Kedua tangannya mengatup di muka.<br /><br />Lelaki itu semakin bingung, terus melirik ke kanan kiri dan hampir tak bisa berkata apa-apa, “eeee…h..Nit..please…”<br /><br />“Mengapa kamu tak pernah bisa utuh mencintaiku? Mengapa…justru harus adikmu.. yang peduli denganku? Mengapa…justru harus adikmu… yang… selalu datang saat aku sedih, saat aku butuh seseorang? Sedangkan kamu…yang sangat aku...Mengapa kau tak pernah benar-benar mencintaiku?”, Suara si wanita terbata-bata melawan getir yang sekian lama seperti dipendamnya. <br /><br />“Nit, sungguh aku mencintaimu...hanya mungkin…ah”, sejenak suaranya tercekat, kepalanya menunduk.<br /><br />“Tidak…Kamu tak pernah benar-benar mencintaiku, Don…Hatimu tak pernah benar-benar untukku..Aku merasa, 3 tahun ini... aku merasa aku tak pernah berarti di hatimu…”, bibirnya bergetar masih berusaha keras menahan emosinya. <br /><br />“Tidak Nit, sungguh aku sangat mencintaimu, aku butuh kamu, hanya…”, si lelaki terdiam tidak melanjutkan. <br /><br />“Kamu mencintai seseorang…hhhh…seperti dugaanku, ada orang lain di hatimu…”,suaranya terdengar lamat berhenti di bibir tipisnya.<br /><br />“Bukan nit…,sungguh, berapa kali aku harus mengulangi nya. Aku hanya mencintaimu…”, <br /><br />“Tapi aku tidak merasakannya! Aku tidak merasa kamu mencintai aku!… Sepenuhnya...Aku ngerasa cintaku tak pernah kamu balas dengan seimbang!”, terdengar suara si wanita mulai meninggi lagi. <br /><br /><span style="font-style:italic;">to be continued...</span><br /> <span style="font-style:italic;"><br />judul keinspirasi cerpen seno gumira ajidarma, judulnya lupa</span>noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-53456747123628987252007-12-18T16:22:00.000+07:002008-12-09T13:43:07.182+07:00A Community Needs Champion!Kemaren saya ketemu dengan seseorang yang punya majalah. Ada hal yang menarik bisa saya tangkap dalam obrolan sekitar 1,5 jam itu, lumayan dapet beberapa pencerahan . Beliau bercerita bahwa saat launching majalahnya tersebut, beliau sudah yakin siapa yang akan jadi pembelinya dan itu adalah komunitas teman-teman satu angkatannya (yang memang terkenal loyal). Beliau yakin tidak harus promo yang berlebihan, menghabiskan anggaran banyak untuk mendapatkan komunitas. Terlalu riskan untuk start up.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQhhiqnzXJwzw8wX54Bv3puJ3T1IYNU7YiY8mvsPsnjWNvUngs_543-j8so142ovyQPnjUE-mwWV3DY1xb5bSFRRZ6DjDV3D59M7TbbSgbrIVZBYx-uu9-ZyWk9SIiHqIsCKdu/s1600-h/crowd.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQhhiqnzXJwzw8wX54Bv3puJ3T1IYNU7YiY8mvsPsnjWNvUngs_543-j8so142ovyQPnjUE-mwWV3DY1xb5bSFRRZ6DjDV3D59M7TbbSgbrIVZBYx-uu9-ZyWk9SIiHqIsCKdu/s320/crowd.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5145260469946395810" /></a><br />Memang dalam bisnis saya sekarang ini, komunitas adalah hal yang bisa dikatakan sangat krusial, setengah mutlak. Ketika saya bikin produk, saya harus yakin bahwa produk itu akan laku dijual dalam sebuah komunitas tertentu. Di tengah beragamnya produk yang berhamburan saat ini, saya tidak bisa lagi berandai-andai tentang sebuah pasar yang sangat luas. Ketika saya bikin produk dengan modal yang terbatas, saya harus “yakin” produk yang saya launching tersebut bisa diterima dalam sebuah kumpulan orang tertentu. Kata orang marketing, <span style="font-style:italic;">niche<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Niche_market"></a></span>. Kalo strategi untuk itu, yang lagi ngetrend saat ini adalah samudera biru (padahal sama aja dengan diferensiasi ya :P). <span style="font-weight:bold;">Komunitas adalah kata kuncinya.</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">A community needs a champion—an identifiable hero and inspiration—from within the company to carry the flag for the community.</span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEZasb33OgjXWAmnz5xpZ29dom-ZdMvlqV1qjEJINRtWKeAX68Py-2seu1P2d27wSk_75CSEhzuGq3q68yiVz67phvxplilju6eC5frQ94IrSFraRLb3zDsWkEM58Vk-dDnfon/s1600-h/catch+on+the+light.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEZasb33OgjXWAmnz5xpZ29dom-ZdMvlqV1qjEJINRtWKeAX68Py-2seu1P2d27wSk_75CSEhzuGq3q68yiVz67phvxplilju6eC5frQ94IrSFraRLb3zDsWkEM58Vk-dDnfon/s200/catch+on+the+light.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5145247524914965634" /></a><br />Kalimat di atas saya kutip dari <a href="http://blog.guykawasaki.com/">blog keren</a> ini. Komunitas memang butuh seorang pemenang, seorang tokoh yang dikagumi dan bisa membangkitkan inspirasi. Karena seorang pemenang selalu menarik untuk didengar ceritanya, dibahas dan diceritakan kembali untuk sebuah inspirasi. Seorang tokoh, adalah magnet bagi sekumpulan manusia untuk bergabung dalam satu ruang. Mereka ini adalah role model, panutan dan bisa jadi sebuah ikon di alam bawah sadar manusia lainnya. <br /><br />Dunia maya sekarang ini terbukti efektif sebage media membentuk komunitas dan memunculkan pahlawan-tokoh-idola alternative tersebut. Satu hal yang menarik lainnya adalah, dunia maya saat ini sangat memungkinkan seorang <span style="font-weight:bold;">“tokoh baru”</span> bisa dekat dengan dengan komunitasnya ( yang tidak sekedar SMS selebriti hehe). Satu hal paling nyata adalah perkembangan dunia blog.<br /><br />Dunia blog memunculkan kluster-kluster komunitas yang masing-masing punya tokohnya sendiri. Setelah <a href="http://pestablogger.com/">pesta blogger</a> kemaren banyak digaungkan tentang SUARA BARU INDONESIA, maka yang kemudian diharapkan membawa bendera nya adalah deretan tokoh-pahlawan-idola alternatif tersebut. Yang lebih familiar kemudian, mereka disebut seleblog (ato blog seleb?). Ah definisi definisi..peduli amat…<br /> <br />Di komunitas blog, pahlawan-pahlawan yang muncul, kebanyakan orang yang sudah berumur (kalo ga tersinggung dibilang matang cenderung tua) yang biasanya memang tidak menarik secara fisik tapi keren dalam pemikiran. Kalo tiba-tiba ada seleb “dunia beneran” masuk ke dunia maya, biasanya memang langsung rame blognya, dia bisa segera menjadi pahlawan baru untuk komunitasnya sendiri. <br /><br />Karena secara naluriah, orang ingin berada di dekat orang yang bisa “melakukan” lebih banyak hal daripada dia sendiri, dan bisa membuat orang itu ingin berbuat sesuatu hal. Katakanlah para seleb blog itu lah yang kemudian menginspirasi komunitasnya. Dia didapuk sebage seorang pemenang, pahlawan dan inspirasi bagi komunitasnya.<br /><br />Tapi, konsekuensi nya tidak mudah. Seorang “hero” harus melakukan lebih banyak hal daripada yang lain, lebih banyak mikir, lebih banyak bekerja, lebih banyak tanggung jawabnya, mau jadi “pelayan” orang lain. Mereka adalah orang yang telah merelakan sebagian besar waktunya untuk orang lain dan membaca banyak hal (saya yakin). Ini yang perlu kerja keras. Bisa kita bayangkan ketika seorang seleblog juga “diharuskan!” menulis di blognya tiap hari. Awalnya adalah hobi, tapi kata harus! itu mungkin membuat kerelaan menjadi “sedikit beban”. Konsekuensi...konsekuensi…dan ga gampang Cak! <br /><br />Katakanlah seorang <a href="http://priyadi.net">Priyadi</a>, <a href="http://ndorokakung.com">Ndorokakung</a>, <a href="http://blogombal.org">Paman Tyo</a>, <a href="http://blog.imanbrotoseno.com">Iman brotoseno</a>, <a href="http://ndobos.com">Sir Mbilung</a>, <a href="http://tikabanget.com">Tikabanget</a>, <a href="http://venus-to-mars.com/">Mbak Venus</a>, dan seterusnya dst…dan….Ah tiba-tiba bermunculan banyak sekali idola baru. Idola alternatif itu, <span style="font-weight:bold;">Blog Idol</span>. Ya…, mereka adalah pemegang bendera itu. Bendera yang mereka yakini sendiri dan mungkin saja bisa menjadi inspirasi untuk kita semua.<br /><br />Betewe..Selamat untuk para champion!<br /><br />NB : foto saya ambil punya <a href="http://www.flickr.com/photos/yellowsunday/">temen saya ini</a>, ga marah kan bos apep? hehenoldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-84879490175546358812007-12-01T10:38:00.000+07:002008-12-09T13:43:07.291+07:00Memberi ato menjadi presiden RI ?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGjRoevyxshc1CKkybifCuip0Z02jQd_8yQoPoqEsf59lD2UXX84EnYKMpEzr-ydgEByz8m7nmbG7OvLsFvqMl42iaQAVR98cn4WeXcMgQD9rvEgagmlthxKBjUlDdyjyZcnAe/s1600-r/tangan+diatas.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWcS_Js6xDS1SKi4XT_c95BPtSRLmvnNP_ZjiCYR-gQo1xbjPsi1hiN0XcYki3mOQU20HPqkVrk05bStBIsvUcAbxuahw54Nqc6IM0yLzcAWChULrxwCWY12PHIdG8Svc4PuBd/s200/tangan+diatas.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5138846450086216994" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Memberi</span>. Berarti merelakan sebagian yang <span style="font-style:italic;">(seolah)</span> kita miliki untuk orang lain. <span style="font-weight:bold;">Tak pernah mudah juga tidak terlalu susah</span>. Kemaren saya ketemu sama calon klien, masih muda usia 36 tahun, bisnis advertising yang ga main-main karena di Bandung aja beliau udah punya 27 titik reklame gede-gede. Baru dapet penghargaan best young entrepreneur dari sebuah institusi. Beliau cerita bahwa sebenernya <span style="font-weight:bold;">memberi dalam jumlah yang “pantas” saat kita masih kere justru lebih mudah daripada saat kaya</span>. Kalo saya punya 100 ribu, zakat(ini memberi yang wajib!) nya berarti 2500. Ini sambil merem kita mungkin juga akan ngasi lebih. Na, kalo dah 10 milyar berarti zakatnya adalah…250jt! Kata orang yang udah punya duit segitu, ternyata ujiannya lebih berat. Ga mudah! Belum ujian selanjutnya adalah bingung mau ngasi ke amil zakat mana ya, bisa dipercaya ga ya, lebih efektif yang mana ya..dan pertimbangan seterusnya yang lebih beragam. Guru saya pernah bilang, <span style="font-weight:bold;">nilai memberi bukanlah di jumlah, tapi pengorbanan yang kita lakukan</span>. <br /><br />Coba belajar dari <a href="http://www.google.com/adsense ">Google Adsense</a>. Program2 iklan di google adalah <a href="http://wisatahati.com/">konsep memberi banyak, dapet lebih banyak</a>. Google dan beberapa program iklan lain di internet “seperti membagi-bagi uang” yang mereka peroleh untuk orang-orang. Google tidak memakan sendiri keuntungannya tapi membagikannya pada semua orang di seluruh dunia. Google membuat sebuah program iklan yang berbeda, sebuah inovasi. Terlepas konsep marketing apapun, saya memandang positif bahwa ini sejalan dengan kata guru saya tentang konsep siapa <span style="font-weight:bold;">memberi banyak, dapet lebih banyak</span>. <br /><br />Saya nemu dua situs unik yang memanfaatkan perkembangan web 2.0 ini untuk konsep <span style="font-weight:bold;">“memberi”</span>. Yang pertama adalah situs <a href="http://www.kiva.org/">Kiva.org</a>. Apa yang dilakukannya nya adalah <span style="font-style:italic;">“Kiva lets you lend to a specific entrepreneur in the developing world-empowering them to lift themselves out of poverty”</span>. Sebuah lembaga <span style="font-style:italic;">microfinance</span> yang benar benar memanfaatkan teknologi web 2.0 untuk menunjang kegiatannya. Disini orang bisa mendonasikan/meminjamkan uangnya untuk sebuah bisnis (<span style="font-style:italic;">micro business</span>) mulai dari $25 melalui <a href="http://www.paypalindonesia.com/">Paypal</a>, kemudian bisa memonitor jurnal dan perkembangan bisnis tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, uang tersebut akan dikembalikan. Wow mantap! Untuk Indonesia, program-program seperti ini akan segera berkembang seiring rencana <span style="font-style:italic;">IGADD (Investor Group Agains Digital Divide)</span>-<a href="http://www.habibiecenter.or.id/">Habibie Center</a> untuk mengatasi kesenjangan digital di Indonesia. Nanti petani2 dan peternak kampung yang masih muda2 akan punya kebiasaan baru ngutak atik internet, minjem modal ato jualan lewat media ajaib ini. Ngimpi ya..?:) Mengenai detil program bisa dilihat di situs <a href="http://www.digitaldivide.org/dd/index.html">Digital Divide</a> ini. <br /><br />Situs yang kedua adalah <a href="http://www.globalgiving.com/">Globalgiving.com</a>. Situs ini membuka kesempatan orang mendonasikan uangnya, untuk orang lain yang melakukan sesuatu bermanfaat. Jargonnya <span style="font-style:italic;">“Conecting Donors to Doers”</span>. Web 2.0 memungkinkan para donor bisa memonitor perkembangan seluruh kegiatan yang sedang dilakukan dan langsung bisa berkomunikasi dengan <span style="font-style:italic;">social networking</span> yang terbentuk di situs tersebut. Bola salju yang digulirkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Yunus">M. Yunus</a> akhirnya semakin membesar. Di tengah deru kapitalisme yang banyak mengeksloitasi dan “mengambil”, rupanya memang tetap akan ada orang-orang yang menginspirasi dan mengajak untuk <span style="font-weight:bold;">MEMBERI</span>. <br /><br /><span style="font-style:italic;">sekedar asal usul usil nih…</span><br /><br />Coba kita misalkan biaya kampanye capres-cawapres Indonesia, misal 400 M. Ditarik tahun sekarang, asumsi inflasi 5% pertahun maka menjadi 500 m. Biaya seperti itu untuk membangun rumah korban lapindo bisa jadi berapa rumah ya? Ato setengahnya aja, untuk rumah Sederhana tipe 48 katakanlah harga produksinya 80 juta, maka dengan uang 250m akan jadi 3000 an rumah. Kalo diumpamakan satu rumah isinya 4 orang, maka dia sudah “menjadi pahlawan” 12.000 orang. <br /> <br />Orang yang bisa “nyumbang” duit segitu akan ramai dibicarakan orang, dia akan segera menjadi terkenal. Mungkin kelihatannya hanya 12.000 orang, tapi jumlah segitu tanpa ada unsur publikasi media pun dalam waktu dua tahun efek getok tularnya akan terasa. Dan dengan jumlah segitu tidak mungkin media tidak meliputnya,. <br />belum inpoteinmen tuh..Bayangin efeknya..!<br /><br />Dan sepertinya saya kok yakin ya, jika ada seorang saja yang bersedia “berkorban” ngeluarin duit segitu, fenomena ini akan segera menjadi efek domino ato malah seperti bola salju, makin lama eskalasinya makin besar. Orang akan rela rebutan jadi pahlawan, ga mau kalah nyumbang. Yang lebih asik disimak lagi adalah betapa berterimakasihnya orang-orang kere yang ditolong sama orang-orang kaya itu. Apalagi kalo orang kaya yang nolong itu kemudian jadi presiden. Mantab!<br /><br />Memberikan sebagian “milik” kita, memberi harapan, memberi kebahagiaan,.Tak pernah mudah juga tidak terlalu susah. Iya ga sih?noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-38356075155053830232007-11-26T08:52:00.000+07:002007-11-26T17:43:56.171+07:00saatnya nangis atau...??ada satu email di milis IA ngasi tautan ke <br /><br /><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Grasberg_mine">TAMBANG EMAS TERBESAR DUNIA!</a>...<br /><br /><span style="font-style:italic;">kulihat ibu pertiwi<br />sedang bersusah hati <br />air matanya berlinang <br />E (mas) intannya terkenang...<br /></span><br /><br /><br /><br />ibu pertiwi nangis, <br />anak2nya ga bisa jaga rumah,<br />halaman sampingya dicangkulin<br />halaman belakang di tanamin "ganja" sama orang<br />halaman depan, pohonnya ditebangin<br />kolam luasnya diambilin ikannya, <br />anak-anak hahahihi dikasi mainan tetangga<br />lebih asik katanya, lebih modern<br />tapi tiba-tiba<br />anak yang laen yang masih kecil2 pada teriak mainan bikinannya diambil tetangga<br />anak yang lebih besar bingung mesti ngapain<br />dan nyalahin adiknya "habis ga pernah dijaga sih!"<br />akhirnya para anak sibuk gelut sendiri<br /><br />ibu pertiwi nangis, <br />anak-anak yang ga ngerti apa-apa ikutan nangis<br />ada juga yang pokoknya marah sambil banting-banting kursi<br />bapak pertiwi nya lagi mumet berat<br />lagi sulit konsen<br />"2009 bakal lebih banyak persoalan (<span style="font-style:italic;">baca</span>-rebutan)", katanya. <br /> <br />ibu pertiwi akhirnya berhenti nangis<br />karena air matanya emang dah habis<br />matanya mbendhul,pipinya cekung, <br />mengumpulkan titik harapan walo hampir putus asa, <br />"tanah kita masih ada sisanya ga ya?"noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-13732016579724446022007-11-23T18:52:00.000+07:002007-11-23T19:05:04.882+07:00Siapa bilang ide itu mahal?!Alhamdulillah 3 hari yang melelahkan selesai sudah. Memang kalah, cuma dapet juara dua, tapi kami mungkin dapet lebih daripada sekedar sebuah kemenangan. Dapet ilmu baru, pengetahuan baru, dan juga jaringan baru! Ah ya, kenalan banyak orang yang tadinya cuma saya denger namanya di majalah, tivi ato internet. Akhirnya kemaren bisa ngobrol, tuker-tukeran kartu nama, moga bisa berlanjut nanti. Pusat segala kegiatan komersil emang Jakarta. Saya makin ngerti mengapa temen saya ngotot nganjurin pindah kantor ke Jakarta (walo saya masih belum mau hehehe). Pikiran konvensional saya masih bilang ongkos sosialnya terlalu besar, ya polusi gila gilaannya, ya macetnya, ya yang ruangan harus ber AC, ya yang…kesimpulannya adalah banyak ga enaknya! Tapi harus saya akui kesempatan disana emang banyak banget. Sambung menyambung, klik kanan, klik kiri, jadilah. <br /><br />Hari pertama. Nyiap-nyiapin stand pameran, setelah selesai pengin muter muter, jadinya stand malah banyak ditinggal. Ikutan seminar hari pertama, yang ngisi Anang (music), Wahyu Aditya (animasi), Dana Riza (teknologi fim), dan dari matahari studios. <br /><br />Ketemu sama yang punya <a href="http://indo.com">Indo.com</a>, salah satu dotcomers Indonesia yang survive saat keruntuhan dotcom dulu. Tadinya saya ga ngeh siapa orang ini karena saat seminar dia sibuk ngutek-ngutek control panel di webnya. Saya baru tahu setelah dia nanya-lebih tepatnya ngasi usulan pada pembicara-pembicara di depan. Bapak satu ini mungkin bisa dibilang termasuk pioneer di bisnis dotcom indonesia. Ketika bisnis dotcom belum banyak di negeri ini, dia sudah sangat sadar bahwa bisnis IT butuh venture capital (bukan bank). Nyoba nyari-nyari modal dari luar, nenteng-nenteng sendiri perangkat internet dari Singapura. Sempat juga ikut bikin Astaga.com. Dari ngobrol sama beliau, dapet banyak pengetahuan baru. Ada kisah menarik ketika beliau presentasi di Intel, yaitu saat beliau harus menandatangani surat yang menyatakan bahwa <span style="font-weight:bold;">apapun ide yang beliau sampaikan, yakinlah Intel sudah memikirkannya</span>. Jadi kalo suatu saat Intel memproduksi barang tersebut, yakinlah itu adalah murni hasil pemikiran Intel. Ck ck ck…arogan ya keliatannya, membuktikan selusin ide sebenernya seharga 1 dolar! Satu catatan, <span style="font-weight:bold;">bukan sekedar ide yang dibeli para pemodal ventura</span>. <br /><br />Ketemu sama <a href="http://menteridesainindonesia.blogspot.com/">wahyu aditya – kdri</a> pas dia ngisi seminar hari pertama. Bisa ngobrol di bangku belakang baru di seminar hari kedua saat pembicara dan topik seminar ga asik, mbosenin. Menariknya, ternyata saat ngisi seminar maupun ikut jadi peserta seminar dia selalu malah browsing, chatting. Ya opo pak :D. Nanyain gimana lomba yang dia ikutin. Siapa aja kompetitornya di Indonesia. Gimana industri kreatif di London sana, trus perkembangan industri kreatif di negara-negara lain. Satu catatan, <span style="font-weight:bold;">bukan sekedar ide fresh yang orang inggris (british council) cari, tapi sekalian juga tenaga kerja handal dan murah. </span><br /><br />Sebelah kita berdua ada Anang. Sayang ga bawa krisdayanti hehe. Semangat banget bapak satu ini kalo ngomong bisnis kreatif. Harus saya akui anang adalah seniman yang <span style="font-style:italic;">distinguish</span>. Orang pintarnya dunia musik. Vokal abis, banyak protes, baik saat jadi pembicara maupun pas jadi peserta. Memperjuangkan musisi negeri ini dari berbagai pelosok dalam <a href="http://www.importmusik.com/">import musik</a>. Tren jual lagu nantinya adalah bukan album, tapi jualan tiap lagu. Ide menjual lagu digital bukanlah ide baru, myspace sudah memulainya dengan sangat sukses. Walo mungkin jadi produk <span style="font-style:italic;">me too</span>, tapi anang merealisasikan ide itu, di Indonesia. Hal itulah yang mahal. Menolak tawaran menggiurkan ketika krisdayanti mau diboyong ke Amerika. Satu catatan, nasionalismenya cukup tinggi.<br /><br />Ketemu pak budiono, pemrednya detik.com. Ngajak beliau ke stand trus minta tanggapan tentang beberapa game kami, salah satunya game online yang sedang kami buat. Beliau mau ngenalin kami ke orang yang bisa tau game ini (game online kami) bau duit apa engga, trus gimana strategi game online nya, dsb. Satu catatan, <span style="font-weight:bold;">ide bikin produk dengan ide jualan produk adalah dua hal yang berbeda</span>, masing-masing punya porsinya sendiri-sendiri. Ide menjadi mahal ketika dua ide tadi bisa direalisasikan dan sinergis.<br /><br />Ketemu siapa lagi? Banyak banget, dan bahkan dah ada yang indent produk kami (padahal baru versi beta 1.0). Asik kalo saya bilang. Pengin pameran lagi! Hehe..Saya jadi inget film (judulnya lupa) yang cerita tentang Steve Jobs pas bikin pameran tunggal untuk produk Apple pertamanya. Hmm..kapan ya bisa pameran tunggal? 1 ato 2 Tahun ke depan?? Yukkk!noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-34129297818746870722007-11-16T18:05:00.000+07:002007-11-16T19:35:44.029+07:00Heart is just for lovers? Ah....masa sih?<span style="font-weight:bold;">Heart is just for lovers</span>?. Dalam masalah bisnis, hati akan lebih baik kalo dikesampingkan. Benarkah? Pernyataan itu begitu mengusik saya. Saya tidak menyampaikan di forum seperti apa terusiknya saya (karena bukan forum curhat sosial), tapi pernyataan itu membuat saya harus mendefinisi lagi <br />persepsi sebelumnya tentang diri bapak ini. Aburizal Bakrie boleh menyebut dirinya sukses dalam karir ekonomi (5 besar terkaya di Indonesia Cak!), karir politik (menteri bos!) dan bahkan karir keluarga (keluarga besar ato kecil pun oke-seperti diceritakannya). Kata <a href="http://imanbrotoseno.blogspot.com">mas iman</a> dia termasuk <a href="http://imanbrotoseno.blogspot.com/2007/11/siapakah-pahlawan-itu-ketika-saya-masih.html">pahlawan</a>. Mungkin dia juga idola di sebagian besar hadirin talkshow pertama yang diadakan di ITB dalam rangkaian Ganesha Entrepreneur Expo yang dimulai kemaren dan akan berakhir tanggal 18 November 2007. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Ini hanya sekedar review...</span><br /><br />Dalam talkshow, beliau sempat mengemukakan tentang sebuah skema bisnis (beliau emang jago masalah ini). Bapak satu ini bercerita tentang cara survival nya ketika berada dalam kondisi yang lebih miskin dari seorang pengemis, dikejar-kejar utang, untuk menyekolahkan anak saja susah, ditolak minjem kesana kemari, dikatain perampok oleh dirut BUMN yang kemudian bahkan tidak mau menyalaminya dan sebagainya. Bapak satu ini terbukti hebat ketika bisa membeli perusahaan seharga 20 juta dolar dengan hanya 1000 dolar, kemudian membeli KPC (Kaltim Prima Coal) seharga 700 juta dolar tanpa uang sepeserpun ketika tidak ada bank di Indonesia satupun yang mau dekat dengan beliau. Modalnya hanya nama baik (katanya loo, percaya apa engga terserah aja).<br /><br />Salah satu kelemahan pengusaha (beliau ungkapkan dari ITB) adalah jago membuat barang bagus, tapi untuk memproduksi jadi industri apalagi memasarkan sering jadi memble. Jangan dulu ke pasar, untuk menjadi sebuah industri seorang pengusaha butuh pembiayaan, masalah ini kadang jadi tidak mudah dan pengusaha dituntut untuk bisa memecahkannya. Dalam paparannya ada beberapa skema bisnis yang bisa dicoba. Bank? Venture capitalist? Pasar modal? angel investor? Ato devil investor? Dari kata angel investor inilah beliau “menantang” para hadirin untuk datang ke pengusaha yang sudah besar dan jual ide! Ya, juallah ide! Ide tanpa pelaksanaan hanya akan berhenti menjadi kata mutiara. <br /><br /><span style="font-style:italic;">End review.</span><br /><br />Tapi pernyataan di awal tulisan itu (h<span style="font-weight:bold;">eart is just for lovers?</span>) sungguh mengusik saya. <span style="font-weight:bold;">Tensi kekaguman saya berubah!</span>. Saya yang tadinya sudah bersiap-siap mendatanginya, bawa kartu nama dan proposal, harus mengurungkan niat dan membuat saya berpikir ulang untuk menjadikan beliau calon investor. (..ah nanti masih banyak yang lain kok, sante aja:P…) Apakah kalo <span style="font-weight:bold;">bisnis itu kejam</span> (kosakata yang dipake mungkin kurang pas buat mahasiswa), kita tidak usah pake hati? <span style="font-weight:bold;">Hati hanyalah urusan bercinta, berkasih-kasihan…yang yang-an</span>? Saya jadi inget buku yang baru saya baca yang dibeli obral 5000an. Buku yang secara cover sangat tidak menjual, tapi secara isi sangat layak baca. <span style="font-weight:bold;">Fiqh Perdagangan Bebas dari Prof. Ali Yafie</span>. Saya yakin banyak pencerahan yang akan didapatkan. Ada pesan, kalo Anda Islam ya contohlah tokoh panutan Islam! Mo jadi pengusaha sukses? Mo jadi negarawan sukses? Mo jadi pemimpin keluarga yang sukses? Ya contoh siapa lagi kalo bukang Kanjeng Nabi Muhammad toh? Di dalam buku itu disebutkan dalam setiap gerak transaksi bisnis Nabi, Etika selalu memegang peranan penting. <span style="font-weight:bold;">Etika bisnis</span> inilah yang menurut saya sebenarnya dikomandani oleh <span style="font-weight:bold;">hati</span>. Bagaimana nilai spiritual, humanisme, kejujuran, keseimbangan, dan semangat untuk memuaskan mitra bisnis adalah nilai yang beliau kedepankan.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />Apakah Nabi Muhammad tidak menggunakan hatinya untuk menjadi sukses? </span><br />Heart is just for lovers? masa sih?<br /><br />Satu hal yang mengusik saya kemudian adalah apakah jabatan menko kesra dijabat tanpa menggunakan <span style="font-weight:bold;">hati</span>? Sementara kemaren saya ngobrol sama temen dari PII bahwa ada dugaan lumpur porong emang sengaja dibiarkan (karena sebenernya teknologinya udah ada-dan diusulkan), hingga akhirnya nanti statusnya menjadi bencana alam dan bukan kesalahan perusahaan. Ah…saya berandai-andai seperti apa kesejahteraan rakyat yang menko kesejahteraan rakyatnya bekerja tanpa campur tangan hati? <br /> <br />“Kalo saya punya kekuatan politik, negara ini sebenernya ga usah aja punya perusahaan! Negara ini akan lebih baik kalo hanya menarik pajak, dan menyerahkan masalah perusahaannya ke swasta. Boleh lah negara mana saja, investor asing dateng mo ngelola perusahaan negara, kalo kompeten”, sekelumit pernyataan beliau menjelang akhir talkshow.<br /><br />Apakah Anda setuju Saudara?<br /><br />Heart is just for lovers? Mungkin iya kalo Anda adalah para pecinta Tuhan yang hanya pengin seluruh gerak hidup Anda adalah ibadah.noldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-60514183166592823092007-11-10T16:13:00.000+07:002007-11-10T16:27:40.320+07:00iseng buat ...(lagu blogger?)ini hanya iseng-iseng di sela waktu senggang,"lagu"nya sih udah ada tapi belum ngerasa oke, makanya kalo ada yang mau nyumbang bikin "lagu" nya pake lirik ini?<br />ato diulik liriknya juga boleh?<br /><br /><span style="font-weight:bold;">satu kisah mengubah dunia</span><br /><br /><br />aku pernah meminta<br />kau tuliskan mimpi-mimpi di ruang ini <br />kau juga pernah memintaku<br />ceritakan satu kisah yang mengubah dunia<br /><br /><br />di ruang ini kita bersama<br />dan tak selalu sama didalam kata<br />tapi kita punya satu suara<br />suara hati yang kan buat lebih baik dunia<br /><br /><br />lihatlah bencana<br />kesedihan dimana mana<br />ingatlah keadilan<br />itulah yang akan kita suarakan<br /><br /><br />reff :<br />suara hati janganlah berhenti<br />ceritakan pada dunia tentang makna Cinta<br />suara hati teruslah bernyanyi<br />nantikanlah... <br />satu kisah dari kita kan mengubah dunia<br /><br /><br />berpikirlah...<br />tuliskanlah...<br />mulailah dengan sesuatu<br />sejarah akan datang padamunoldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-37122450.post-18566911889047608162007-11-08T21:24:00.001+07:002007-11-08T21:43:13.494+07:00Jockie S. dan tentang hal yang "menggerakkan"Saya senang sekali, kemaren blog saya kedatangan salah satu kibordis Indonesia favorit saya, <span style="font-weight:bold;">Mas Yockie Suryoprayogo</span> (nama bekennya Jockie S.), kibordis band legendaris God Bless, Gong 2000, Kantata Takwa dst (apalagi mas? Hehe). Sekarang sepertinya menjadi budayawan dan aktif di dunia maya. Katanya sudah setaunan bapak satu ini aktif di dunia blog. Kalo mau liat, <a href="http://jsop.net/">klik disini</a>. Ato mungkin Anda lebih tahu tentang mas jockie, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jockie_Surjoprajogo&action=edit">tuliskan di wiki ini</a>. <br /><br />Hehehe jadi inget banget ketika SMU (melangkolisnya keluar gini) masih sering ngeband dan ikut festival-festival an antar pelajar. Hampir selalu yang jadi lagu wajib adalah lagu-lagu God Bless kalo engga Gong 2000. Timur ke Barat? Semut Hitam? Nama-nama itu, Ian Antono, Ahmad Albar, Jockie S., Dony Fatah sudah pasti nempel banget di ingatan. Ngulik lagu-lagu mereka, bahas gaya maen mereka, ck ck ck…band legendaris tuh! Saat rock murni adalah trend, merekalah rajanya! Mereka adalah pelopor yang sanggup “menggerakkan”. Pertanyaannya adalah kekuatan apa sebenarnya yang bisa “menggerakkan” banyak orang? Selain musikalitas yang tinggi tentu saja.<br /><br />Saya baru tahu dari wiki kalo <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/God_Bless">God Bless</a> sendiri udah mule ngeband dari <span style="font-weight:bold;">tahun 1973</span>! (NB :Tapi disitu disebutin kalo mas Jockie sendiri adalah mantan personil?). Bahkan saya belum lahir, mereka dah ajeb-ajeban ngeband! <span style="font-weight:bold;">Konsistens-integritas</span>! Kata yang cepet banget diomongin, tapi kata inilah yang selalu sulit kalo dikompromikan dengan waktu. Konsistensi sepertinya kata yang linier dengan waktu. Tak akan pernah cukup dengan 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 10 tahun? Seumur hidup barangkali ukurannya. Kalo ada mas Jockie saya pengen nanya ini ah…<br /> <br />Satu hal lagi yang saya salut dengan musisi ataupun band legendaris adalah persoalan menjaga keutuhan tim. Nge- band sama halnya berpartner dalam bisnis ato apapun adalah masalah bermain-main dengan ego personilnya. Saya sendiri masih terus belajar dalam hal ini, bagaimana seharusnya mengatur dinamika ego, kapan harus kenceng kapan harus kendor. Dan tidak pernah mudah. Kalo saat ini, di bisnis yang masih baru ini, saya masih yakin laporan keuangan lebih bisa menyatukan pandangan pemilik (yang juga pengelola) tentang apa yang harus dilakukan daripada sekedar visi misi muluk-muluk nun jauh kedepan. Nah kalo di band apa ya? Setelah 2-3 album, band biasanya mulai pecah. Slank? Dewa 19 yang mreteli satu satu? Peterpan yang hanya bisa bertahan “utuh” di album ke dua? Sheila on 7 yang mulai jenuh? Dan masih banyak lagi yang lain. <br /><br />Saya jadi ngomong tentang band karena Mas Jockie ini. Mas Jockie yang dulu salah satu rocker favorit saya ternyata tidak benar-benar hilang, beliau ternyata masih berkarya. Silahkan <a href="http://jsop.net/musik-saya/">dateng kesini</a> untuk mendengarkan lagu-lagu indahnya. Dalem, kontemplatif. Adakah sekarang lagu-lagu seperti ini?<br /><br />Untuk berjalan sejauh itu (jejak para legendaris itu), saya masih punya keyakinan tidak ada lompatan waktu. Kata <a href="http://www.flickr.com/photos/yellowsunday">mas yellow</a> di komennya, sepuluh ribu langkah selalu dimulai dari satu. Kalo kata om dante untuk buat garis haruslah dimulai dari titik.<br /><br />Komen mas Jockie selanjutnya adalah : <br />“Si anak manggut tanda mengerti dan setuju : langkah satu awal itu sudah dimulai atau belum pak..? koq kita ngga liat apalagi merasa diajak..?”<br /><br />Kalo saya akan menjawab,<br />“Alhamdulillah satu langkah sih sudah pak, dan memang belum bisa ngajak siapa-siapa soalnya lagi sibuk nyelametin diri sendiri dulu nih pak!”<br /><br />NB :Alhamdulillah kami sudah maju satu langkah. Tim kami berhasil masuk sebagai <a href="http://www.ina-ictawards.web.id/index.php?option=com_content&task=view&id=36">finalis lomba ini</a>, cek di kategori konsep animasi. Semoga kami mendapat kesempatan dibayarin ke singapurnya (juara 1)...amiinnoldiarohttp://www.blogger.com/profile/15110552074913042740noreply@blogger.com4