headerversi2

Saturday, January 19, 2008

hidup bukanlah pilihan??

Hari kamis kemaren ditayangkan kembali Kick Andy episode AA Gym versi lengkapnya. Sengaja saya tunggu karena episode ini belum sempat saya tonton. Seorang figur pubik yang awalnya sangat digandrungi ibu-ibu, tapi kemudian justru dijauhi ibu-ibu itu sendiri. Dan saat ini, saya melihat seseorang yang semakin tenang, semakin matang, dan bisa jadi akan mulai banyak penggemarnya lagi J.

Sesi Tanya jawab poligami yang saya lihat paling menarik. Saya harus angkat topi dengan Andy Noya, dia selalu bisa merangkai pertanyaan yang simple, sangat personal, tapi terarah pada sebuah topik yang kuat dan bermutu. Kisah poligami bagi AA Gym adalah kejadian yang sarat hikmah. Penurunan eskalasi dakwah yang diikuti penurunan omzet MQ Corporation bagi AA Gym justru membuat “untung”. Beliau mengungkapkan muslim yang beruntung adalah ketika keadaannya hari ini lebih baik dari keadaan sebelumnya. Waktu untuk keluarga menjadi lebih banyak, waktu untuk mengasah kembali ketajaman otak, waktu untuk tidak sekedar menjadi “mesin”. Beberapa perusahaannya justru mendapat momentum lepas dari ketergantungan dan berusaha menjadi lebih profesional. Pengkultusan yang tidak sehat mulai diproporsionalkan kembali.

AA Gym mengungkapkan bahwa beliau tidak pernah memimpikan bisa masuk TV, “seterkenal itu”, hingga punya pengikut yang sedemikian banyak. Beliau juga tidak pernah membayangkan ketika kemudian “dibanting” sedemikian rupa setelah dilambungkan jauh ke atas. Setiap kejadian yang terjadi pada perjalanannya benar-benar di luar kuasanya. Yah, begitulah kejadiannya, hanya menjalani takdir sebaik-baiknya.

Setelah acara itu, saya jadi teringat lagi obrolan pagi buta dengan teman saya yang lumayan mengguncang logika dan keyakinan saya tentang...

Benarkah hidup ini adalah sebuah pilihan??

Bahwa kita seolah-olah memilih iya, tapi apakah kita benar-benar memilih? Saya yang saat ini akan jawab dengan tidak! Melihat fakta-fakta yang ada hingga saat ini, setiap apa yang terjadi pada diri saya ternyata tak benar-benar berdasar pilihan saya. Kalopun sama, rupanya itu hanya sekedar kebetulan saja. Saya memilih sekolah di bandung? saya memilih jalan penghidupan sendiri? saya harus berpikir lagi tentang ini...

Dalam sebuah pikiran bebas, mari kita membayangkan jika satu pilihan kita akan berpengaruh terhadap kehidupan lainnya. Satu pilihan orang lain juga akan berpengaruh terhadap kita. enam milyar lebih penduduk bumi terikat pada hubungan sebab akibat yang sangat rumit. Belum kalo kita bicara 1 orang yang punya rencana ke luar bumi dan bertemu makhluk luar angkasa? pilihannya itu akan mempengaruhi konstelasi semesta?? Mungkinkah kita sebenernya punya pilihan? …:P

Dalam sebuah realitas sederhana, kalo benar hidup ini pilihan, betapa kasihan para penjahat, pembunuh, pencoleng dan pesakitan yang bertebaran di seluruh sisi bumi ini. Kenyataannya tidak ada manusia yang memilih untuk menjadi penjahat, pendosa ato pesakitan lainnya. Kita dan mereka hanya menjalani tugas masing-masing.

Pada hakekatnya semua adalah pilihanNya. Ketika kita memutuskan sesuatu, sepertinya Tuhan tengah meniupkan salah satu sifat Nya Yang Maha Berkehendak, ngetes sampe sejauh apa “penyikapan” kita. Mungkin memang keperluan kita di dunia ini hanya sekedar menjalani tugas, dan “masalah sikap”? Hidup di dunia sesuai dengan tugas yang diperintahkan, kemudian kalo dapet sebuah kejadian, menyikapinya dengan baik-baik.

...kalo di perjalanan dipertemukan pilihan, ya udah pura-pura memilih aja, ato coba aja pura-pura bermimpi, pura-pura bertarget, pura-pura pasang strategi...pura-pura aja...

AA Gym terinspirasi adiknya yang mampu “melihat sesuatu" yang berkuasa di balik setiap kejadian yang terjadi. Adiknya mampu menyikapi segala cacat dan kelemahan diri dengan luar biasa tanpa keluhan. Ada satu catatan yang mengesankan tentang bagaimana seseorang mampu melihat hikmah dibalik kejatuhan atau “kesuksesan”, melihat kekuasaan tak terbatas pada sebuah penciptaan makhluk, dan sangat menikmati kecintaan terhadap yang berkuasa atas seluruh hidupnya...

Taufik Ismail pernah menulis puisi,

“Tidak dapat ditukar dengan emas, seberat apapun
Hidayah itulah namanya... “


tapi kok kayanya belum dapet dapet juga ya? Ada yang punya ide metode dapet hidayah? siapa tau lo jadi ustadz bertema ini? :P

9 comments:

Anonymous said...

penjahat tidak pernah memilih untuk jadi penjahat, tapi perilakunya sehari-hari 'memaksanya' sampai pada pilihan untuk jadi penjahat (halah)

Anonymous said...

Aa Gym juga manusia...

Anang said...

yang paling beruntung dari manusia yang hidup adalah mereka yang mendapat hidayahNya...

Anonymous said...

dipilih... dipilihhh dipiliihh..
silahkan dipilih.. sayang anak, 10000 tiga!

Anonymous said...

ada hal yang dipilih oleh-Nya, ada juga yg kita pilih sendiri baik karena terpaksa atau karena keinginan sendiri :)

Lita Uditomo said...

walah, mas...saya jadi ikutan mikir, "benarkah hidup ini adalah sebuah pilihan ?"

*merenung dulu, ntar balik lagi*

Anonymous said...

pilih no 1, coblos kumisnya

Anonymous said...

sebenernya semua pertanyaan ini kita punya jawabannya..dan jawaban itu semakin "baik" seiring seberapa sering sebuah "pertanyaan" dilontarkan untuk direnungi,dan dijawab...dan hikmah muncul dari usaha keras kita mencari jawaban2 itu...
jadi, kebenaran itu menjadi mutlak ketika orang rela menunjukkan semua jawaban2 itu dengan jujur..ga akan ada penjahat,ga akan ada kesalahan..insya allah...
dante

Anonymous said...

ada surga dan neraka, mau pilih yang mana?
ada harta halal dan yang haram, mau ambil yang mana?
kalo makan kenyang, kalo ga makan laper, mau pilih yang mana?
belajar jadi pintar, males jadi bodoh, mau yang mana?
QS An-Nahl: 125
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."

QS. Al-Baqaah : 267
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

QS.AsySyams : 8-10
"maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."
QS. Ar Ra'd: 11
“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaanyang ada pada diri mereka sendiri.”
pilihan itu sangat terkait dengan takdir. Takdir ada yang bisa dikendalikan dan ada yang tidak bisa dikendalikan. Kita lahir di dunia itu bukan takdir yang bisa kita kendalikan, begitu juga kenapa kita lahir di Indonesia, Cina atupun Amerika. Dan masih banyak lagi takdir yang tidak bisa kita kendalikan.
Kita masih bisa mengendalikan, nanti hidup mau jadi apa? Beragama apa? Dan lainnnya, seperti pertanyaan-pertanyaan di awal tadi. Tuhan memberikan jalan-jalan untuk itu semua, tinggal kita mau pilih yang mana. Tidak mungkin Tuhan mengutus seorang Rasul kalau yang diutusnya tidak punya jalan kebeneran atau kejahatan.
Coba perhatikan
Didalam Al-Quran Allah berfirman,”tidaklah Aku ciptakan jin&manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu.” Jadi hidup kita harus = ibadah kita. Makan = ibadah. Masuk WC = ibadah. Belajar = ibadah. Olah raga = ibadah. Dll. Intinya Allah menciptakan kita bukan untuk hidup aja, tapi untuk ibadah. Jadi hidup = ibadah. Jadi apa tujuan hidup manusia, yaitu = tujuan ibadah. Nah, buat apa kita ibadah?
Tujuan ibadah kita, untuk mendapat Ridha Allah. Kenapa, karena Allah mencipatkaan begitu. Kalau kita ikuti apa yang Allah ingini maka kita akan mendapat Ridha Allah.
Kembali lagi, Allah menciptakan kita untuk ibadah, supaya kita mendapatkan Ridha Allah. Tahu tidak, kalau kita mendapat Ridha Allah, kita akan mendapat kenikmatan yang amat sangat yaitu KEHIHDUPAN KEKAL DI SURGA. Sebaliknya, kalau kita tidak mendapat Ridha Allah, maka kita akan mendapat penderitaan yang amat sangat, kita tau apa, NERAKA YANG MEMBARA. Jadi ternyata hidup kita adalah untuk hidup, ternyata hidup kita yang singkat ini, yang kita tau kita akan mati, adalah untuk hidup juga, tapi kehidupan yang lebih kekal. Pertanyaan selanjutnya mau hidup kekal di Surga, atau di Neraka ? jadi kalau kita urutin hirarki hidup kita adalah , lahir>baligh>dewasa>mati>hidup lagi. Kalau disingkat kita mati>hidup>mati>hidup lagi. Kenapa disebut baligh & dewasa? Karena ada andil orang tua yang bertanggung jawab atas kita sebelum kita baligh. Tapi sesudah kita baligh, maka kita sudah bisa menentukan mana yang baik&buruk, kita sudah punya akal untuk memilih, maka sepenuhnya kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri.
Jadi kalau kita mau SURGA, kita harus mendapat Ridha Allah, caranya? Yaitu dengan ibadah. Nah, bagaimana hidup kita bisa bernilai ibadah? Yaitu dengan menjalankan PERINTAH ALLAH & menjauhi LARANGAN ALLAH. Simpel kan?
Coba perhatikan lagi
Bermimpilah selagi mimpi itu memotivasi Anda untuk maju, bermimpilah selagi mimpi itu gratis ga perlu bayar. Mimpi jangan yang kecil-kecil, tapi yang besar-besar. Kalau perlu “unrealistic”. Mimpi Anda akan menjadi target Anda. Target Anda akan mengarahkan jalan hidup Anda. Ingat Allah tidak akan mengubah suatu kaum kalau kaum itu tidak mau merubahnya. Tapi ingat juga takdir Allah, ketika kita sudah mengusahakan sebegitu besar upaya untuk menggapai mimpi itu, kita juga harus sudah bersiap untuk menerima hasil yang kita dapatkan. Karena semuanya yang menentukan itu Allah. Dan “takdir itu sebelum terjadi” adalah kolaborasi “apa yang kita lakukan” dengan apa yang telah Allah putuskan di Lauh Mahfuz sana. Dan INGAT, apa-apa yang baik menurut pandangan kita, belum tentu itu sebenarnya baik bagi kita. Begitu juga sebaliknya, apa-apa yang buruk menurut pandangan kita, belum tentu itu sebenarnya buruk bagi kita. Itulah “hikmah”. Jadi jelas, konsep “jalani aja apa adanya” itu salah. Yang benar adalah, tentukan tujuan, lakukan proses dengan baik, benar, dan tepat, kemudian terima hasilnya, dan ambil hikmahnya. Itulah KEHIDUPAN.

maaf tidak bermaksud menggurui
terlampau semangat