headerversi2

Saturday, December 23, 2006

iseng lagu cinta2an

Ini adalah lagu pertama yang aku buat. Tadinya sih ga pengin buat lagu kaya gini, tapi ga tau prosesnya tiba-tiba aja ketika bersenandung lalala..lilili...nanana...ninini...:), ketemu nada yang lumayan bagus dan pas dikasih lirik kok pas (pengalaman nih...hehehehe)...Yah akhirnya jadi deh lagu ini!

Proses buat lagu ini sih ga lama, sekitar 1/2 jam an lah, tapi sebelumnya aku harus ngalamin utak atik nada dulu, utak atik lirik dulu, ini itu engga pas, baru kemudian setelah berjam2 dapet nada yang bagus secara tiba2! Kalo pengarang lagu handal sih cuma butuh paling 5 menitan, tapi untuk pemula sih OK, dan hasilnya yah..not bad lah hehehe:).

Tema biasa, naif...tapi respon dari temen-temen bagus sih, kekuatannya di refrain. Ada yang pengin dengerin?

SALAH

Em D#m C#m
kasih...mungkin tiada pernah aku membayangkan
Am F# B
cinta...yang kini datang telah membunuh diriku
Em D#m C#m
hati...yang kusangka memberi harapan
Am F# B
pergi meninggalkan pedih luka di lubuk hatiku

bridge :
G# Am
berat terasa
E F# G# A B
menerima kenyataan tlah mengiris hati

Reff:
E D# C# B
kuakui ku salah menduga
B A G#F# B
mengartikan sebuah cinta
E D# C# B
dan kini harus kurelakan
B A G#B
perasaan yang begitu dalam
F# B
terhempas tak berbalas

Chorus:
A G# F# B
Cintaku mungkin telah salah memilih

dimanakah



Dimana Dia ya...? Di atas? (atas mana sih..?), sedekat urat di leher? bener juga kata lagu "aku jauh Engkau jauh, aku dekat Engkau dekat"....

lagu ini aku buat untuk diriku sendiri, ya kalo pas nyanyiin paling ga ngingetin diri sendiri...Dan moga semakin dekat...

Am Em
dimanakah ketenangan hati
Dm G C
bila kita jauh dariNya
Am Em
dimanakah kedamaian jiwa
Dm E
bila kita tak mendekat padaNya

Am Em
bila mungkinkah bahagia
Dm G C
hanyalah dengan menggenggam dunia
Am Em
bila mungkinkah kesabaran kita
Dm E
menjadi pintu doa

bridge
Dm Am
mendekat padaNya
D# E
berserah dihadapanNya

reff :
Am F C G
tak mungkin ku bersandar pada dunia
Dm G C
semuanya kan musnah sirna
Am F C G
dan tak ada satu bahagia
Dm E
bila tanpa mengingatNya

chorus :
F G C F
do'a adalah kekuatan
Dm F BmE
menjagaku dari segala gundah dan dosa

bikin lagu ternyata ga mudah

Ternyata bikin lagu tuh ga mudah! ada beberapa kesulitan yang sampe sekarang aku masih alami :

Pertama adalah nentuin tema yang akan diangkat. Tema yang kita tentukan biasanya adalah apa yang kita lihat, kita dengar, ataupun kita rasakan (kaya judul lagu). Tema yang paling mudah untuk lagu dan sangat universal yaitu tentang CINTA apakah dengan c kecil atau dengan C besar akan menjadi sama menariknya karena pasti dialami manusia...lagu-lagu populer sekarang ini lebih banyak bercerita tentang cinta ecek-ecek (antara pria dan wanita), sedangkan cinta dengan C besar adalah sebuah cinta yang lebih agung, cinta yang suci seorang hamba pada penciptanya, pemeliharanya. Seorang pengarang lagu yang handal akan sangat memperhatikan hal ini, dia akan mengangkat tema keseharian yang biasa dirasakan manusia tapi disampaikan dengan bahasa2(bahasa lagu) yang ga biasa.

Kedua adalah nentuin nada-nada yang sesuai dengan tema yang akan kita angkat. Bagaimana membuat nada2 yang nendang, ga biasa tapi semakin lama dirasakan semakin akrab dengan telinga orang banyak. Sebuah lagu sedih akan sangat tergantung nada-nada yang diambil misalnya, nada-nada minor dan menyayat, sedangkan suasana gembira ataupun semangat akan banyak mengambil nada-nada mayor (tapi sekali lagi tidak pasti!). Satu hal yang pasti harus ditekankan dan asngat penting adalah masalah orisinalitas nada. Sukur-sukur bisa jadi trendsetter :)


Ketiga adalah elemen yang sangat penting yaitu bikin refrain (reff). Reff adalah klimaks dari sebuah lagu. Klimaks adalah sesuatu yang bisa menempatkan adrenalin di suatu tempat yang tinggi dan kalo bisa belum pernah dialami sebelumnya. Klimaks memberikan suatu sensasi. Ketika reff dinyanyikan, maka kita seolah sedang membawa nyawa dari sebuah lagu. Nyawa yang dibawa (dinyanyikan) akan mengajak penyanyi siapapun itu pergi ke suatu tempat terdalam di lubuk hatinya.


Keempat nentuin elemen yang juga sangat menentukan yaitu Lirik. Sebuah syair/lirik bagimanapun sama seperti ayat yang akan dibaca oleh orang. Dia akan “mempengaruhi” secara sadar ataupun tidak sadar orang yang mendengar/menyanyikannya. kita harus berhati-hati dalam membuat lirik. Lirik memberi jiwa sebuah lagu. Lirik bagaimanapun tidak boleh terlepas dari value (nilai). Lirik harus bisa menjadi trigger untuk berbuat sesuatu yang lebih baik. Disamping itu kesuksesan lagu sangat tergantung dari menyentuhnya sebuah lirik. Lirik lagu tidak sama dengan syair puisi. Syair puisi bisa terbebas dari kekangan nada, sedangkan lirik lagu tidak bisa terbebas dari kekangan nada atau dalam artian sangat terbatas dalam ruang nada yang sudah ada pattern (bentuknya). Dia terikat pada tempo, pada rima, dan panjang pendek suatu bait nada. Ini yang membuat lirik lagu berbeda dengan syair puisi. Ada kalanya memang syair puisi dilagukan, tapi kadang hasilnya menjadi terkesan dipaksakan dan justru menjadi aneh. Ujungnya adalah kembali pada pemaknaan yang tidak mengena.

Elemen berikutnya yang juga sangat berpengaruh adalah make up atau kalo dalam istilah lagu adalah aransemen. Aransemen menjadikan lagu menjadi berwarna, menambahkan jiwa pada sebuah lagu. Berbeda dengan pencipta lagu yang "tidak harus" mengerti tentang beragam musik, maka seorang arranger (tukang aransemen lagu) haruslah seorang yang handal dalam bermusik dan luas pengetahuan musiknya. Luas dalam artian pengetahuan tentang nada, jenis-jenis musik, jenis-jenis alat musik, efek-efek alat musik dan masih banyak lagi yang harus diketahui oleh seorang arranger. Sebuah lagu yang diciptakan dengan gitar, di tangan seorang aranger, lagu jadinya belum tentu hanya dengan iringan gitar, atau bahkan untuk iringannya bukan dengan gitar misalnya dengan harpa atau mungkin dengan piano. Masih banyak contoh yang lain.

Aku baru ngerti ketika merasakan sendiri untuk bisa bikin lagu yang bagus ternyata pengarang lagu sepertinya harus "agak-agak" trance. Pengarang lagu disini dituntut tidak hanya peka pada kata tetapi harus peka juga terhadap nada. Dia harus sangat sensitif terhadap kedua hal ini. Pengarang lagu tidak harus pintar dalam memainkan alat musik, tapi dia harus sangat peka, sekali lagi terhadap KATA dan NADA. Kedua hal inilah yang menjadi kesuksesan sebuah lagu.

Memang tidak mudah buat lagu tapi sebenarnya yakin aja sih aku bisa buat lagu bagus! Dari beberapa lagu yang aku buat, banyak dari temen2 yang mengapresiasi dengan respon yang menyenangkan dan semakin mendorong untuk terus berkarya...! PRACTICE MAKES PERFECT!



lomba marketing yamaha

Memaknai Kembali Tag Line

Yamaha : Touching Your Heart

Entry Point Untuk Membuat Sebuah Grand Design

Materi Iklan Televisi Produk-produk Yamaha

I. Berebut Kue Pasar di Bisnis Otomotif

Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini dan ditambah semakin tingginya tingkat persaingan, para pelaku usaha menghadapi tantangan yang semakin berat. Tantangan tersebut adalah bagaimana mempertahankan usaha, mengembangkan agar menjadi lebih besar dan kemudian mencapai puncak. Namun ternyata tantangan tidak berhenti sampai di sini saja. Ada hal lain yang jauh lebih signifikan yaitu bagaimana untuk tetap bertahan di puncak.

Dalam kasus bisnis otomotif di Indonesia khususnya sepeda motor, saat ini pasar otomotif berkembang sangat pesat jika dibandingkan beberapa tahun lalu. Daya beli masyarakat pun meningkat tajam –dan ini semakin dipicu oleh mudahnya mendapatkan fasilitas kredit konsumsi dari lembaga-lembaga keuangan–. Namun membesarnya kue pasar ini juga mengakibatkan pabrikan-pabrikan sepeda motor berlomba-lomba memasarkan produk keluarannya. Bisa dikatakan dari beberapa pabrikan yang saat ini memasarkan produknya di Indonesia –bila dilihat dari sisi komparatif (comparative values)– berada dalam level yang seimbang. Baik dari teknologi, performa maupun harga. Jika dulu masing-masing pabrikan memiliki satu varian produk yang dominan di pasar, maka sekarang ini sudah tidak lagi. Hampir dipastikan setiap produk sepeda motor di masing-masing kelas menghadapi lawan head to head yang tangguh keluaran pabrikan lain.

Di sisi lain dengan semakin terbukanya arus informasi dan semakin berkembangnya tingkat pendidikan, pola konsumsi masyarakat pun cenderung berubah. Paling tidak saat ini masyarakat cenderung lebih realistis dan rasional sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi sesuatu. Disadari atau tidak –dengan semakin banyaknya sumber informasi yang dapat diakses– jarak informasi antara produk dengan konsumen menjadi sangat dekat –bahkan bisa dikatakan tak berjarak– dan sangat terbuka.

Disinilah kemudian kecerdikan dan keberanian produsen dalam membuka dan mempertahankan pasar memegang peranan sangat signifikan. Dalam kondisi persaingan pasar seperti saat ini, metode dan pendekatan yang tepat dalam “menyentuh” target pasar menjadi hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Strategi pemasaran yang kreatif dan menyetuk namun tetap efektif dan efisien mutlak diperlukan dalam upaya meningkatkan brand awareness dan merebut mind share masyarakat.

Peranan marketing sendiri pada dasarnya adalah untuk meraih pasar seluas-luasnya. Namun ternyata ada hal lain yang tak kalah penting dibandingkan meraih segmen pasar yang besar, yaitu terus mempertahankan loyalitas pasar yang sudah terbentuk. Inilah arti pentingnya menciptakan dan terus menjaga brand awareness dan image produk/perusahaan di tengah pasar.

Memang masyarakat –seperti telah disinggung di atas– sekarang sudah sangat kritis dan rasional. Namun justru di sinilah fungsi unik dari pemasaran. Yaitu membuat pasar yang rasional menjadi emosional terhadap produk bersangkutan sehingga meminimalisasi pembuatan keputusan berdasarkan perbandingan-perbandingan yang sifatnya rasional. Dalam kondisi tidak rasional faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan membeli adalah citra (image) produk yang sesuai dengan bayangan keinginan dan kepribadian calon konsumen. Bukan lagi keunggulan teknis atau harga.


II. Iklan Televisi Yamaha Diantara Iklan-iklan Produk Sejenis


Dari sekian banyak versi iklan televisi produk sepeda motor yang beredar saat ini, jika kita perhatikan terlihat bahwa iklan-iklan tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan khususnya dalam hal tema yang diangkat. Dengan kata lain iklan-iklan produk sepeda motor yang beredar saat ini hampir sama bahkan cenderung seragam. Tema yang diangkat masih terbatas pada tema komparasi (pembandingan) terutama pada aspek spesifikasi teknis dan aspek ekonomi (harga, keiritan bahan bakar, cicilan dan bunga kredit, dsb).

Dengan seragamnya iklan-iklan produk sepeda motor di televisi –dan melibatkan banyak tipe dan merk pabrikan– dapat dipasikan bahwa brand awareness pasar cenderung rendah terhadap iklan-iklan tersebut. Sebagai contoh kasus, pada saat menonton sebuah iklan produk sepeda motor di televisi, pemirsa tidak dapat langsung menebak merk sepeda motor yang diiklankan tersebut sampai seluruh durasi iklan selesai ditayangkan atau sampai iklan tersebut secara eksplisit menyebutkan merk produk. Hal ini tentu tidak menggembirakan bagi pengiklan –dalam hal ini sebagai subjek penulisan adalah Yamaha.

Ada beberapa hal yang membuat pemirsa tidak mudah membedakan iklan televisi Yamaha dengan merk sepeda motor lain, diantaranya :

  1. Hampir semua merek pabrikan sepeda motor besar menampilkan pelawak sebagai bintang iklannya. Contoh : Honda dengan bintang iklan Butet, Suzuki dengan bintang iklan Basuki, Yamaha dengan salah satu bintang iklannya Komeng

  1. Tema iklan yang hampir seragam dan perbandingan yang dilakukan hanya cenderung responsif terhadap tema dibawa iklan merek lain. Contoh : ketika Honda mengeluarkan irit sebagai keunggulan utama, Yamaha (melalui Dedi Mizwar) secara responsif menampilkan iklan yang mengatakan bahwa irit antara satu merek dengan yang lainnya tidak akan berbeda.

III. Memaknai tagline Touching Your Heart dalam hubungannya dengan etika dan budaya bangsa Indonesia


Tag Line Yamaha : Touching Your Heart adalah tag line yang paling distinguish dibandingkan dengan tag line produk sejenis dan bisa menjadi modal yang sangat kuat dalam kampanye produk-produk Yamaha. Bisa dikatakan bahwa tag line “Touching Your Heart” ini adalah tag line yang paling humanis bila dibandingkan dengan tag line produk sejenis (Honda dengan “Power of Dream” atau Suzuki dengan “Passion for Life”-nya). Touching Your Heart sangat dekat dengan budaya dan kearifan timur yang identik dengan masyarakat Indonesia.

Di negara asalnya yaitu Jepang, kalimat ini sebenarnya berasal dari kata “Kando” yang filosofinya adalah memberi sesuatu kepada orang lain lebih dari yang diminta. Kalau ada orang yang meminta

satu kita berikan kepadanya empat, kalau ada orang yang meminta nasi, kita berikan kepadanya nasi dengan lauk pauknya.

Ada beberapa nilai kearifan dan etika yang sudah sejak dulu ditanamkan di dalam diri kita, antara lain :

  1. Kejujuran
  2. Mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi
  3. Saling menghargai dan menghormati hak orang lain
  4. Tolong menolong antar sesama
  5. Berbuat baik kepada orang lain lebih dari apa yang orang perbuat kepada kita

IV. Budaya Ber-Lalu Lintas Masyarakat Indonesia Sebagai Fakta Utama Menyusun Grand Design Materi Iklan Televisi Produk-produk Yamaha

Budaya Adalah Bangsa. Kalimat tersebut adalah idiom yang sangat tepat untuk menilai sejauh mana sebuah bangsa disebut beradab atau tidak. Dan dalam hal ini –sekali lagi– Indonesia masih cukup jauh tertinggal dengan bangsa-bangsa besar lain.

Sekitar tahun 2003, seorang pengamat politik luar negeri pernah mengatakan bahwa jika seorang Presiden Republik Indonesia ingin menjadi tokoh yang paling dipuja di Indonesia, maka dia hanya perlu melakukan 3 (tiga) hal saja, yaitu :

  1. Menyelamatkan kekayaan hutan di Indonesia dengan memberantas semua praktek illegal logging.
  2. Efisiensi kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan
  3. Mendorong terciptanya budaya berlalu lintas yang baik.

Mengapa lalu lintas? Jalan sebagai medium utama lalu lintas adalah satu-satunya tempat dimana semua orang dari berbagai latar belakang (profesi, budaya, tingkat pendidikan, agama, dsb) dan berbagai kepentingan dapat bertemu dalam satu waktu dan tempat. Maka bisa dikatakan bahwa jalan adalah medium pertemuan dan percampuran budaya paling kompleks yang ada. Dan lalu lintas adalah etika dan norma yang paling obyektif dan paling universal yang mengikat orang dalam bermasyarakat secara umum.

Bagaimana budaya berlalu lintas masyarakat Indonesia saat ini? Sangat disayangkan bahwa kesan utama yang muncul ketika kita berbicara mengenai lalu lintas di Indonesia (apalagi di kota-kota besar) adalah kesan yang cenderung negatif. Kemacetan, kekacauan, arogansi (mau menang sendiri), ketidakpercayaan dan ketidakpatuhan sangat mudah kita temui setiap hari di jalan raya. Jarang sekali kita menemukan senyum, keramahan dan sentuhan-sentuhan humanis dalam kehidupan jalan raya di Indonesia.

Dengan fakta yang ada, maka nampak sekali bahwa mendorong budaya berlalu lintas ke arah yang lebih positif adalah sebuah upaya yang sangat berat namun sekaligus sangat nyata dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Dan Yamaha –dengan Touching Your Heart-nya– bisa menjadi pelopor dalam gerakan budaya ini.

V. Beberapa Pemikiran Mengenai Ide Kreatif Dalam Pembuatan Iklan Televisi Produk-produk Yamaha

Tujuan akhir sebuah iklan, bagaimanapun juga harus dapat mempengaruhi keputusan untuk membeli produk tersebut. Namun perlu diingat bahwa calon pembeli kadang membutuhkan sentuhan-sentuhan yang sifatnya emosional lebih daripada sentuhan yang sifatnya rasional. Apalagi ketika secara rasional tingkat perbedaan antara produk-produk sejenis tidak terlalu signifikan, maka siapa yang sanggup mengikat calon pembeli secara emosional dialah yang akan memenangkan pasar.

Dalam konteks iklan, sudah saatnya Yamaha mulai memikirkan alternatif meluncurkan versi iklan yang lebih menyentuh emosi dan kembali kepada filosofi dasar Touching Your Heart.

Ada beberapa ide mengenai iklan televisi yang sekaligus dapat meng-encourage sentuhan-sentuhan humanis dalam budaya berlalu lintas. Diantaranya adalah sebagai berikut :

Setting Suasana :

- Ada seorang mengendarai sepeda motor di suatu jalur, dan seorang pejalan kaki hendak menyeberang jalan di zebra cross. Begitu sampai di tempat penyeberangan jalan, pengendara sepeda motor tersebut kemudian menghentikan sepeda motornya dan dengan sopan mempersilahkan pejalan kaki tersebut menyeberang lebih dulu. Sambil menyeberang, pejalan kaki tersebut memandang keheranan ke orang tersebut dan ketika sampai di seberang jalan, pandangannya beralih ke motor dan berujar “ oooooo pantes... motornya Yamaha!”.

- Pagi hari ketika semua orang serba terburu-buru. Ada seorang pengendara motor sampai di traffic light dimana saat itu lampu baru saja menunjukkan warna merah yang berarti berhenti. Beberapa sepeda motor dan mobil yang lain tetap nyelonong hingga mengakibatkan sedikit kekacauan di persimpangan tersebut (klakson dari mobil dan motor di sisi jalan yang berbeda). Polisi saat itu sulit bertindak karena yang melanggar terlalu banyak. Tapi saat itu ada satu sepeda motor yang tetap dengan tertib berhenti. Polisi dan beberapa pejalan kaki memandang dengan kagum dan berujar “oooooo pantes... motornya Yamaha”

- Di persimpangan jalan ada seorang ibu yang membawa banyak barang bawaan di motornya. Dia bermaksud menyeberang ke sisi jalan yang lain. Jalanan mungkin tidak terlalu ramai, tapi setiap kali akan menyeberang dan masuk ke badan jalan, pengendara yang lain tidak mau mengalah sehingga si ibu tidak pernah mendapat kesempatan. Tiba-tiba ada seorang pengendara sepeda motor yang sambil tersenyum mempersilahkan (dengan gerakan tangannya) kepada si ibu untuk menyeberang. Si ibu tersenyum dengan pandangan penuh rasa terima kasih kepada pengendara motor tersebut. Ketika pandangan matanya berhenti pada sepeda motor yang dikendarai oleh orang tersebut, si ibu bergumam ““oooooo pantes... motornya Yamaha”

- Ada orang tua yang sedang duduk santai bersama dengan anaknya di teras rumahnya. Di jalan kampung di depan rumahnya ada seorang anak muda yang mengendarai motor dengan ugal-ugalan, tidak memakai helm dan suara knalpotnya memekakkan telinga...Anak muda tersebut bahkan hampir menabrak pejalan kaki. Orang tua tersebut hanya dapat menggelengkan kepala sambil mengelus dada. Tak lama berselang di jalan kampung yang sama, ada anak muda lain mengendarai motor dengan kecepatan rendah, sopan, senyum terkembang dan dengan ramah menyapa sekilas orang tua tersebut (misalnya : Punten...Pak..). Orang tua tersebut kemudian bertanya kepada anaknya, ”Siapa sih?” Anaknya menjawab, “ngga tahu pak...yang jelas motornya Yamaha!”

Ada baiknya bintang-bintang pemeran iklan Yamaha versi ini bukan seorang selebriti atau public figure terkenal lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa setting suasana iklan mencerminkan suasana masyarakat sehari-hari.

VI. Kemungkinan Pengembangan Grand Design Iklan Televisi Menjadi Grand Design Materi Kampanye Global Produk-produk Yamaha

Grand design iklan televisi di atas bisa juga dikembangkan menjadi grand design kampanye produk Yamaha di lini kampanye lain (above the line maupun below the line). Misalnya diterapkan dalam materi iklan media cetak maupun media advertising out door (baligo, banner, dll). Tentu dengan berbagai penyesuaian.

Bahkan di lini below the line, grand design ini bisa dikembangkan jauh lebih luas lagi. Misalnya Yamaha bisa menjadi pelopor kampanye etika berlalu lintas di kalangan anak muda (pelajar, mahasiswa, dll) dengan berbagai kegiatan off air-nya. Bisa juga Yamaha menjadi sponsor resmi dipopulerkannya “Taman Lalu Lintas” di Indonesia. Sebagai pilot project, bisa dimulai dari beberapa taman lalu lintas yang sudah ada di beberapa kota besar (Bandung, Jakarta, Surabaya, Jogja, dll).

VII. Penutup : Beriklan Sambil Berupaya Memperbaiki Budaya Ber-Lalu Lintas Masyarakat Indonesia

Kecenderungan yang terjadi saat ini, iklan-iklan produk (baik televisi maupun cetak) yang beredar di tengah masyarakat hanya terjebak dalam fungsi hard selling saja. Artinya hanya memikirkan bagaimana menjual produk tanpa mau mengerti dan peduli kondisi lain di sekitar masyarakat. Iklan-iklan semacam ini cenderung hanya menjadi “iklan sampah (junk ad)” di tengah-tengah masyarakat dan tidak akan bertahan lama dalam ingatan. Bisa jadi pemirsa televisi sudah lupa informasi apa yang disampaikan Dedy Mizwar dan Didi Petet dalam iklan Yamaha yang berdedar saat ini.

Berbeda halnya jika Yamaha berani mengeluarkan versi iklan yang sifatnya soft selling seperti telah dipaparkan di atas. Meskipun pemeran-pemerannya bukanlah selebriti dan public figure terkenal, namun karena pesan yang disampaikan sangat kuat dan different, penulis sangat yakin bahwa isi iklan ini akan sangat melekat di benak pemirsa. Bahkan sangat mungkin asosiasi pemirsa iklan akan terbentuk bahwa Yamaha adalah sepeda motor yang sangat peduli terhadap budaya berlalu lintas. Atau lebih jauh lagi bisa jadi akan terbentuk asosiasi bahwa Yamaha adalah motornya orang beradab. Jika sudah sampai kondisi ini, maka posisi Yamaha di tengah-tengah pasar akan sangat kuat.

Lebih dari itu, yang sebenarnya diharapkan adalah Yamaha dapat menjadi pemeran utama dalam sebuah gerakan budaya nasional dengan menjadi pelopor dan pendorong bagi perubahan budaya berlalu lintas di Indonesia. Dengan bergesernya nilai-nilai budaya berlalu lintas masyarakat ke arah yang lebih baik, maka perubahan budaya di sisi yang lain akan lebih mudah. Sekarang hanya tinggal keberanian Yamaha untuk mengambil sikap, apakah akan menjadi pemimpin dalam gerakan budaya ini atau hanya akan menjadi pengikut.