headerversi2

Tuesday, August 27, 2013

Aktivitas baru



Sudah lama sekali tidak nulis blog, pertama karena alamat emailnya yang tiba-tiba tidak bisa diakses, dan yang kedua karena memang niat isi blog yang tidak ada :D. Tiba-tiba kemaren saya cek lagi emailnya bisa masuk. Whala...

Sekarang mau aktif lagi di blog?Salah tempat kali, blog kan sudah tidak laku lagi? Mana ada hari gini orang baca blog? Dengan begitu banyak jenis social media yang ada, masih milih blog?

Pilihannya memang tidak mainstream untuk saat ini. Di tengah "sempitnya waktu" (apa benar sesempit itu?), media sosial yang laku adalah yang bisa menyajikan info cepat, pendek dan tidak bertele-tele. Ibaratnya kalo berita "cukup headline", isinya sudah dapat diketahui. Jadi dunia blog diary yang tulisannya panjang-panjang memang sudah tidak menarik lagi.

Tapi, sekali lagi, menulis itu terapi dan mungkin justru kadang- kadang pada hal non mainstream bisa membuat kita tetap waras kan?

Aktivitas baru

Isi blog setelah lama ditinggalkan ternyata ditumpukin spam. Jadi pertama beres-beres bersihin rumah dulu, hapus spam, hapus link yang sudah mati, rapikan layout yang tidak perlu dan sudah jadul.

Link-link mati dan tidak aktif banyak banget, termasuk bisnis lama :(. Lokilaki? Game? Software multimedia? Touchscreen? Yah, saat ini sudah tidak lagi, tapi mungkin entah kapan lagi ketemu dengan barang-barang seperti itu.

Setelah gaul dengan berbagai barang hi tek yang bahkan masih belum tren di sini, saat ini putaran ceritanya malah mampir ke barang low tek. Dari bisnis software (multimedia), kemudian mampir ke hardware (touchscreen), kemudian ke kuliner (keripik segala), sekarang beralih ke bisnis jaket dan seragam.

Beberapa orang bilang terlalu banyak berganti-ganti dan tidak jelas justrungannya.Saya sendiri ga tahu proses perjalanan bisnis yang benarnya seperti apa. Hanya saja saat ini, bisnis konveksi jaket jadi bagian penting di hidup saya. Jaket yang adalah salah satu bagian penting hidup manusia sudah menjadi barang keseharian saya saat ini. Dari yang semula bicara masalah desain layout website, konten game, sprite karakter, animasi dan pernik multimedia lain, sekarang beralih ke desain jaket, obras, kancing, ritsleting dan bordir. Walopun, saya pikir dunia jaket dan seragam pun tidak jauh berbeda.     

Tapi rupanya ilmu-ilmu hi tek (walopun ga banyak) yang dulu saya peroleh dari pengalaman sebelumnya, tetap saya pakai saat ini. Saya bisa bikin website sederhana (pengalaman buatin website orang) dan akhirnya sekarang pake ilmu tersebut untuk jualan jaket online. Dan hal inilah yang jadi penopang penting bisnis jaket saya, Internet.


"Mungkin benar kiranya, di perjalanan hidup kita ada titik-titik penting dan ketika kita bisa menarik menyambungkannya maka titik-titik tersebut bisa menjadi garis dan bahkan membuat sebuah bidang/bangun yang kita kehendaki.


Monday, November 24, 2008

Semua Bisa Jadi Presiden!

Bagaimana sih caranya supaya bisa terpilih menjadi Presiden? Bagaimana caranya supaya bisa meraih jabatan Gubernur meskipun modal kita terbatas?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang menjadi latar awal kami mengembangkan sebuah game online dengan tema politik yang diberi nama Demokrezy. Game ini didesain sebagai sebuah simulasi sederhana proses seseorang mencapai posisi kepala eksekutif mulai dari tingkat Kepala Desa, Bupati, Gubernur, hingga Presiden. Proses politik yang seharusnya serius dan cenderung membuat kepala panas, kami modifikasi menjadi menyenangkan dan membuat senyum.

Game hasil kerjasama dua perusahaan asli dalam negeri ini bisa dimainkan di www.demokrezy.com. Saat ini masih dalam versi beta dan baru awal bulan depan akan masuk versi 1.0.

Kami cuma berharap orang-orang bisa belajar berpolitik dengan ceria lewat game ini, jumlah membernya banyak dan menjadi satu komunitas, serta tidak lupa juga model bisnisnya pun berjalan baik sehingga dapat berkembang lebih jauh.

www.demokrezy.com - Semua Bisa Jadi Presiden.

Friday, October 31, 2008

mejeng di kompas jabar!


wah kemaren tgl 30, dapet kesempatan mejeng di kompas Jabar.
hehehe...berbatik batik ria, bernarsis-narsis, dapet kesempatan buat promosi game online pula.

Berani klaim deh, game yang kami bikin adalah game politik online pertama dari Indonesia. Game ini sendiri adalah hasil kerjasama Lokilaki Game Studio dengan Oxygames. Konten khas Indonesia, SDM yang ngerjain semua orang Indonesia, bener-bener game asli Indonesia. Indonesia ternyata punya bakat-bakat yang "berani diadu" looo.
Ayo ayo siapa berikutnya??! :D

Lucunya lagi, ternyata kami buka lowongan kerja namanya ICR singkatan dari Internet Community Rider. Tau ga, kerjaannya adalah forum walking, blog walking, sapa sana sapa sini, berkunjung ke komunitas online dll. Bersenang-senang, dapet duit deh pokoknya...

Ternyata dunia ini semakin aneh...hehehe.
Ayo ayo siapa mo daftar? Kirim ke email aja ya triadi@lokilaki.com

Friday, June 20, 2008

Negara Mafia atau Mafia Negara ? ( I )

Nulis buat kolom surat pembaca masuk ga ya?

Hari Rabu (18/6/08) malam kemarin pukul 22.30 saya menyaksikan tayangan program Metro Realitas di stasiun TV Metro. Tema yang diangkat membuat saya sangat geram sekaligus tidak habis pikir. Di tayangan program tersebut diberitakan bahwa beberapa petani jagung di Kediri dihadapkan pada tuntutan hukum (malah ada yang sampai dipenjarakan 5 bulan) karena inisiatif dan kreativitas mereka dalam pemuliaan bibit jagung. Inisiatif dan kreativitas ini muncul sebagai respon terhadap tingginya harga bibit jagung hibrida yang mencapai Rp 50.000,00 per kg (bandingkan dengan harga bibit hasil pemuliaan para petani yang hanya Rp 15.000,00 per kg). Tingginya harga bibit ini membut mereka tidak dapat mengambil untung dari usaha pertaniannya.


Dan siapa pihak penuntut para petani tersebut? Tentu saja perusahaan pemilik/penjual bibit jagung hibrida multinasional (berbasis di Thailand) yang kabarnya terbesar se-Asia. Tuntutan yang diajukannya adalah pelanggaran terhadap HAKI, dan tuntutan ini di-back up juga oleh Yayasan Perlindungan Konsumen. Melalui segala lika-liku persidangan dengan ideologi pasar bebasnya, maka persidangan pun (tentu) dimenangkan oleh si korporasi global. Namun sangat mungkin sekali, para petani itu dihukum karena tidak mau menanam jagung menggunakan bibit yang dijual oleh si korporasi global. Sementara di sisi lain, aparatur negara pun dengan segala daya upaya ‘memaksa’ untuk hanya menggunakan bibit keluaran korporasi global tersebut dan tidak memberi ruang sedikitpun kepada para petani untuk berkreasi dan mengembangkan kemampuannya di bidang pemuliaan bibit tanaman.


Pertanyaan terbesar dalam benak saya adalah : Kepada siapakah sebenarnya keberpihakan pemerintah dalam hal ini? Jika berpihak kepada para petani (yang menurut saya adalah pahlawan pangan nasional), mengapa pemerintah hanya diam terhadap masalah ini? Mana political will pemerintah dalam kasus ini? Mengapa pemerintah c.q. Menteri Pertanian tidak mati-matian membela para petani itu? Bukankah ini menyangkut harga diri dan kepentingan bangsa? Apakah tuduhan melanggar HAKI sudah tepat digunakan dalam masalah ini? Bukankah alam, tanah, tumbuhan dan segala isinya adalah anugerah Tuhan yang boleh dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh manusia untuk kesejahteraan bersama? Dan lebih mendasar lagi, bukankah para petani itu adalah lapisan masyarakat yang paling berjasa menjaga perut masyarakat Indonesia namun selama ini (disadari atau tidak) disingkirkan? Mengapa pemerintah tidak berusaha memuliakan mereka walaupun hanya sekali ini saja? Bahkan Amerika yang negara adidaya pun melakukan proteksi ketat terhadap pertaniannya...


Mungkin kita harus belajar pada Jepang dan China pada masa awal kebangkitan mereka beberapa dasawarsa silam. Mereka menyadur habis-habisan semua teknologi dari barat dan kemudian dijiplak dan dikembangkan berdasarkan kemampuan mereka. Inilah yang kemudian dikenal sebagai ‘Reverse Engineering’. Hebatnya, pemerintah Jepang dan China mendukung habis-habisan usaha ini dan melindungi para pelaku reverse engineering dari segala tuntutan, termasuk tuntutan terhadap pelanggaran HAKI. Teknologi itu harus direbut !


Namun jika keberpihakan pemerintah adalah kepada korporasi global tersebut, maka saya tidak bisa menyalahkan aksi diam aparat negara terhadap kasus ini. Berarti benar dugaan saya bahwa negara ini diatur dan diselenggarakan dengan azas mafia, dan aparat-aparat negara pun sudah menjadi perangkat mafioso. Siapa yang menjadi Don, siapa yang menjadi Consigliori, siapa yang menjadi Caporegime, tentu kita sudah bisa menduga. Toh sangat jelas di depan mata, siapa saja mereka itu.


Wahai Bapak Presiden dan Wapres, wahai anggota dewan yang terhormat, wahai Bapak Menteri Pertanian... (Wahai Pak Prabowo??)..Bangunlah! Bukalah mata! Gunakan hati nurani! Dan kepada para petani Indonesia...malang nian nasibmu...



Wednesday, May 14, 2008

maaf...

ada perasaan yang tak harus diberi nama,
ketika ruang dada sesak bayangan...
dia yang kemarin ada disana,
lalu menjauh perlahan
melambai tangan...

ada perasaan yang tak harus diberi nama,
ketika pelupuk adalah patahan sungai,
dan gumpalan airmata terbendung
padahal di hulu hujan badai

dan mungkin semuanya harus kita biarkan tak terberi nama...

( i : ...maaf...)

Monday, May 12, 2008

warung dan mimpi pemberdayaan masyarakat

Dulu saya pernah bikin warung namanya Planet Minuman. Wuih…kereeeen!! hehe…Konsep pertamanya adalah jualan juice dengan buah dicampur-campur. Keinginan awal selalu bagus, muluk muluk malah kejauhan, hingga karena satu dan banyak hal kemudian berubah menjadi warung batagor. Saya sangat yakin hampir tidak ada yang cacat dengan rasa batagor buatan warung saya. Saya punya resep bagaimana membuat batagor istimewa, rasa ikan yang kental, garingnya kerasa di luar tapi ketika digigit akan ada rasa lemak yang pas bermain di lidah. Bukan omong kosong karena hingga sekarang masih banyak bekas pelanggan yang “tetap nunggu” warung saya ini buka lagi. Hanya delapan bulan warung itu bertahan, lokasi yang ga enak, salah manajemen, salah perkiraan, salah salah salah dst…weleh…kegagalan selalu banyak alasannya. Tapi sungguh, gagal yang kemaren malah bikin saya penasaran, saya masih pengin nyoba lagi. Sampe sekarang saya masih memelihara mimpi punya sebuah “warung”. Karena itulah blog ini dibuat, sekedar sebage salah satu alat untuk mengingatkan mimpi saya.


Dan entah gimana sebab dan musababnya, saya kemaren diketemukan lagi dengan bekas karyawan warung batagor saya. Saat ini dia kembali jualan siomay. Awalnya hanya ngobrol biasa nanya kabar ini itu, perkembangan jualan dst. Mimpi itu masih ada, keinginan untuk mengajak dia kembali jualan bareng juga masih ada, tapi untuk saat ini dengan beberapa pertimbangan, saya belum bisa merealisasikannya. Sampe akhirnya dia cerita bahwa sedang kehabisan modal dan sedang berusaha meminjam ke seseorang katakanlah rentenir. Padahal tidak butuh banyak, beberapa ratus ribu dan sedikit juta tapi pengembalian flat dan gede banget.


Sungguh tidak ada dalam rencana dan agenda saya sebelumnya bahwa saat itu saya akhirnya kepikiran ngasi modal kerja, pengembalian bagi hasil saja dan bahkan menyarankan nambah satu gerobak lagi. Ditambah lagi setelah itu ada pedagang bakso lain dan warung indomie yang pengin dimodalin juga :P (emang saya tambang duit apa ya…hehe). Sebenernya rada ngawur tawaran saya ini, ngasi modal darimana, wong uang di kantong sedang ga ada, tapi saya punya keyakinan bahwa banyak temen yang mau dengan tawaran seperti ini karena usaha kecil seperti inilah yang riil, usaha sudah jalan, hanya butuh sedikit modal dan insya Allah pengembaliannya juga riil (catatan : kalo ga dibawa lari :P). Saya bukan orang yang bersih, di lingkup kegiatan saya bersliweran barang-barang hasil riba (pinjaman lembaga keuangan, kredit ini itu dst dst), tapi saya hanya ingin cukuplah orang-orang seperti saya yang “kejebak” riba, dan usaha kecil seperti ini harusnya bebas dari rentenir dan riba yang terlalu keji.


Batagor ini komoditas tradisional yang masih bisa diulik dengan sentuhan sistem bagus dan kemasan modern. Toh saya sudah punya resep istimewanya. Rencana itu ada dan sekarang saya sedang berada di perjalanannya. Hmmm..menarik.


Catatan kaki :

Sebenernya ada satu saran, mungkin jauh lebih baik menjadi orang fokus di satu segmen bisnis, menekuninya habis-habisan, melototin siang malam, gila-gilaan sampe mentok. Eat, dream and sleep with that kata orang. “Kalo sudah berkecimpung di teknologi ya jangan lalu bikin warung makan, loe ga ada spesialisasi dan ga akan menjadi besar”, kata temen saya suatu saat. Tapi, saya masih ada keyakinan, dunia bisnis bukanlah dunia hitam putih harus gini harus gitu dan barangkali saya diciptakan di dunia memang bukan untuk menjadi seperti steve jobs ato bill gates yang punya visi jauh ke depan tentang teknologi sekaligus mampu merealisasikannya.

Karena mungkin saya memang punya peran sendiri di dunia ini. Entah sebuah dunia kecil ato dunia sebesar apa, dunia yang jadi tanggung jawab saya, bukan orang lain.

Friday, April 04, 2008

Stay Hungry. Stay Foolish.

Dapet dari milis, terjemahannya mungkin oleh mas Mohammad Andri Budiman (mandrib@gmail.com).

'You've got to find what you love,' Jobs says
http://news- service.stanford .edu/news/ 2005/june15/ jobs-061505. html
(http://news- service.stanford .edu/news/ 2005/june15/ jobs-061505. html)

Naskah pidato Steve Jobs, CEO Apple Computer dan Studio Animasi
Pixar, dalam acara pelepasan mahasiswa Stanford, 12 Juni 2005.


Nasehat Steve Jobs: "Kamu Harus Temukan Apa yang Kamu Sukai"

Saya diberi kehormatan untuk bersama kalian di hari pertama di salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus kuliah. Bahkan sesungguhnya inilah saat terdekat saya terlibat dalam upacara wisuda. hari ini saya ingin berbagi tiga cerita dalam kehidupan saya. Hanya itu, tidak lebih. Hanya tiga cerita.


Cerita Pertama adalah mengenai rangkaian titik-titik.


Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena kecelakaan" dan memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi. Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran karena ingin bayi perempuan. Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari seseorang: "kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut; Apakah Anda berminat? Mereka menjawab: "Tentu saja." Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.


Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai rendahan habis untuk biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya tidak melihatmanfaatnya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka. Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.


Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai. Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga menumpang tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga. Saya beri Anda satu contoh: Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya. Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.


Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah. Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang.


*Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang*. Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda, atau apapun istilah lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.


Cerita Kedua Saya adalah mengenai Cinta dan Kehilangan.

Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple
berkembang dari hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami baru meluncurkan produk terbaik kami -Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat.


Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan?


Yah, itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaanbersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang. Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan.


Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya, saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley. Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali, saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta.


Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal.


Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.


Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa.


Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya.


*Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangankehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan hidup Anda. *Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai. Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan
hubungan hebat lainnya, semakin lama- semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.


Cerita Ketiga Saya adalah mengenai Kematian

Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: "Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar." Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: "Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?" Bila jawabannya selalu "tidak" dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah.


Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut, malu atau gagal- tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada. Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.


Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas.
Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal.


Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana, mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang.


Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi. Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna:


Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu.


Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yangterpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.


Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama "The Whole Earth Catalog", yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park, dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya. Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat. Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi "The Whole Earth Catalog", dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir. Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang. Di bawahnya ada kata-kata: "*Stay Hungry. Stay Foolish.*" (Tetaplah Lapar. Selalu Merasa Bodoh).


Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan
mereka. Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya begitu. Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru, saya harapkan Anda juga begitu.

Stay Hungry. Stay Foolish.
Terima kasih semuanya.

http://www.youtube. com/watch? v=D1R-jKKp3NA
<http://www.youtube. com/watch? v=D1R-jKKp3NA>

***