headerversi2

Saturday, December 01, 2007

Memberi ato menjadi presiden RI ?


Memberi. Berarti merelakan sebagian yang (seolah) kita miliki untuk orang lain. Tak pernah mudah juga tidak terlalu susah. Kemaren saya ketemu sama calon klien, masih muda usia 36 tahun, bisnis advertising yang ga main-main karena di Bandung aja beliau udah punya 27 titik reklame gede-gede. Baru dapet penghargaan best young entrepreneur dari sebuah institusi. Beliau cerita bahwa sebenernya memberi dalam jumlah yang “pantas” saat kita masih kere justru lebih mudah daripada saat kaya. Kalo saya punya 100 ribu, zakat(ini memberi yang wajib!) nya berarti 2500. Ini sambil merem kita mungkin juga akan ngasi lebih. Na, kalo dah 10 milyar berarti zakatnya adalah…250jt! Kata orang yang udah punya duit segitu, ternyata ujiannya lebih berat. Ga mudah! Belum ujian selanjutnya adalah bingung mau ngasi ke amil zakat mana ya, bisa dipercaya ga ya, lebih efektif yang mana ya..dan pertimbangan seterusnya yang lebih beragam. Guru saya pernah bilang, nilai memberi bukanlah di jumlah, tapi pengorbanan yang kita lakukan.

Coba belajar dari Google Adsense. Program2 iklan di google adalah konsep memberi banyak, dapet lebih banyak. Google dan beberapa program iklan lain di internet “seperti membagi-bagi uang” yang mereka peroleh untuk orang-orang. Google tidak memakan sendiri keuntungannya tapi membagikannya pada semua orang di seluruh dunia. Google membuat sebuah program iklan yang berbeda, sebuah inovasi. Terlepas konsep marketing apapun, saya memandang positif bahwa ini sejalan dengan kata guru saya tentang konsep siapa memberi banyak, dapet lebih banyak.

Saya nemu dua situs unik yang memanfaatkan perkembangan web 2.0 ini untuk konsep “memberi”. Yang pertama adalah situs Kiva.org. Apa yang dilakukannya nya adalah “Kiva lets you lend to a specific entrepreneur in the developing world-empowering them to lift themselves out of poverty”. Sebuah lembaga microfinance yang benar benar memanfaatkan teknologi web 2.0 untuk menunjang kegiatannya. Disini orang bisa mendonasikan/meminjamkan uangnya untuk sebuah bisnis (micro business) mulai dari $25 melalui Paypal, kemudian bisa memonitor jurnal dan perkembangan bisnis tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, uang tersebut akan dikembalikan. Wow mantap! Untuk Indonesia, program-program seperti ini akan segera berkembang seiring rencana IGADD (Investor Group Agains Digital Divide)-Habibie Center untuk mengatasi kesenjangan digital di Indonesia. Nanti petani2 dan peternak kampung yang masih muda2 akan punya kebiasaan baru ngutak atik internet, minjem modal ato jualan lewat media ajaib ini. Ngimpi ya..?:) Mengenai detil program bisa dilihat di situs Digital Divide ini.

Situs yang kedua adalah Globalgiving.com. Situs ini membuka kesempatan orang mendonasikan uangnya, untuk orang lain yang melakukan sesuatu bermanfaat. Jargonnya “Conecting Donors to Doers”. Web 2.0 memungkinkan para donor bisa memonitor perkembangan seluruh kegiatan yang sedang dilakukan dan langsung bisa berkomunikasi dengan social networking yang terbentuk di situs tersebut. Bola salju yang digulirkan M. Yunus akhirnya semakin membesar. Di tengah deru kapitalisme yang banyak mengeksloitasi dan “mengambil”, rupanya memang tetap akan ada orang-orang yang menginspirasi dan mengajak untuk MEMBERI.

sekedar asal usul usil nih…

Coba kita misalkan biaya kampanye capres-cawapres Indonesia, misal 400 M. Ditarik tahun sekarang, asumsi inflasi 5% pertahun maka menjadi 500 m. Biaya seperti itu untuk membangun rumah korban lapindo bisa jadi berapa rumah ya? Ato setengahnya aja, untuk rumah Sederhana tipe 48 katakanlah harga produksinya 80 juta, maka dengan uang 250m akan jadi 3000 an rumah. Kalo diumpamakan satu rumah isinya 4 orang, maka dia sudah “menjadi pahlawan” 12.000 orang.

Orang yang bisa “nyumbang” duit segitu akan ramai dibicarakan orang, dia akan segera menjadi terkenal. Mungkin kelihatannya hanya 12.000 orang, tapi jumlah segitu tanpa ada unsur publikasi media pun dalam waktu dua tahun efek getok tularnya akan terasa. Dan dengan jumlah segitu tidak mungkin media tidak meliputnya,.
belum inpoteinmen tuh..Bayangin efeknya..!

Dan sepertinya saya kok yakin ya, jika ada seorang saja yang bersedia “berkorban” ngeluarin duit segitu, fenomena ini akan segera menjadi efek domino ato malah seperti bola salju, makin lama eskalasinya makin besar. Orang akan rela rebutan jadi pahlawan, ga mau kalah nyumbang. Yang lebih asik disimak lagi adalah betapa berterimakasihnya orang-orang kere yang ditolong sama orang-orang kaya itu. Apalagi kalo orang kaya yang nolong itu kemudian jadi presiden. Mantab!

Memberikan sebagian “milik” kita, memberi harapan, memberi kebahagiaan,.Tak pernah mudah juga tidak terlalu susah. Iya ga sih?

9 comments:

Anang said...

mending duitnya buat kepentingan rakyat banyak yang sedang menderita...

Anonymous said...

berapa byk masyarakat kita yg "melek" brand dan marketing? :D
dante

noldiaro said...

#anang : iya bos!
#dante : na itu dia masalahnya, masyarakat banyak lebih paham dikasi duit daripada sekedar citra :)

Anonymous said...

bagaimana dengan negara yang memberi talangan hutang ( dan sebagian tak kembali ) pada debitur BLBI yang jumlahnya hampir 300 trilyun...bisa berapa sekolah dibangun ??
Betapa tidak menariknya negeri ini..

Anonymous said...

memberi bukti bukan janji. itu yg dinanti :d

Anonymous said...

mas, mas bangun mas, bangun.....

Yusuf Alam Romadhon said...

tangan di atas lebih baik dan lebih mulia dari pada tangan di bawah... jadi kalo menerima sumbangan biar tetap mulia memohon kepada yang ngasih sumbangan agar memberinya dengan tangan di bawah lha kita menerimanya pakek tangan di atas..

keritiKentang™ said...

Jadi?
Sebenernya mana yg benar menurut yg jaga warung?
Kayanya ada yg bertentangan di sini, antara "nilai memberi bukanlah di jumlah, tapi pengorbanan yang kita lakukan" dengan "memberi banyak, dapet lebih banyak".

Soal memberi, soal mudah dan susah, tergantung kita memberi untuk siapa? caranya bagaimana? serta manfaatnya apa? buat siapa saja?
Kayanya banyak juga pertimbangannya mas :)

noldiaro said...

#keritik kentang :
bukannya semakin banyak yang diberikan biasanya pengorbanannya semakin besar? bahkan "banyak" pun bisa tidak berwujud materi kok...
1jt enteng buat anda, mungkin besar buat saya :)