headerversi2

Friday, February 08, 2008

mbak cantik terkenal dan melelehnya kekaguman...(semoga sementara)

Tidak mungkin lelaki tidak menoleh kalo ketemu sama mbak satu ini, bahkan di layar kaca sekalipun, sihir innocent face nya jarang mampu dilewatkan. Cantik suangat, cerdas, dan artis terkenal, berkelas pula, kurang apa coba.

Temen saya pernah dengan bangga bilang, “tau engga, pacarku kalo diliat dari sebelah kanan kaya dia loh?

Saya langsung jawab, “o gitu ya, lha kalo dari atas kaya siapa…??”. Hehe…


Walah.

Tapi sungguh tensi kekaguman saya menjadi berubah ketika dalam salah satu liputan, mbak satu ini mengeluarkan komentar terkait dengan keberadaan LSF (Lembaga Sensor Film) yang menurutnya sangat tidak efektif. Kalo pun seluruh dunia begitu memujanya, saat itu saya justru hampir saja menangkap bayangan mbak cantik ini lengkap dengan sangkur, taring dan sulur-sulur yang menyeramkan.


“Keberadaan LSF sebaiknya dipertimbangkan lagi. Coba aja kita lihat begitu banyak film barat yang lebih vulgar, juga banyak video porno di glodok. Ini membuktikan kalo LSF tidak berperan efektif!”, katanya sangat menggebu dan tentu saja percaya diri tinggi.


Ah God! mbak yang katanya asisten dosen ini, ternyata (maaf) agak-agak plis deh…Apakah pelajaran filsafat yang mblukuthuk itu telah membuatnya menjadi terlalu pintar, sehingga keluar logika seperti itu?


Pertama. Apakah masuknya barang slundupan porno itu tanggung jawab LSF? Apa logika seperti ini yang diajarin di sana?

Kedua. Terkait dengan gencarnya tuntutan untuk di(batasi/bubar) kannya LSF, dengan alasan memberangus kreativitas? Kreativitas seperti apakah yang ingin dibebaskan? Buruan Cium gue?? Quickie Express?? Kawin Kontrak? Dst dst. Kurang bebas seperti apa lagi?


Saya sebenernya agak ngeri membayangkan dunia film Indonesia yang tanpa sensor. “Emang lo ga suka barang-barang seputar perut, paha dan dada? Munaf ah, Sok suci loh!”.


Waduh, sungguh sebagai lelaki yang sehat mental dan seksual, kalo ditanya senang ga senang jawaban saya adalah jelas senang! 100%! Tapi ternyata masalahnya adalah bukan di masalah senang atau ga senang! Kita lupakan dulu agama kita dan segala ayat-ayatnya, mari kita lihat sejarah. Dalam buku Imperium III, Eko Laksono bercerita tentang sebuah masa kegelapan di Eropa sebelum datangnya Aufklarung, dimana paha, dada dan seluruh paket komplit kemaksiatan adalah rajanya. Ya, inilah abad kegelapan ketika tak ada pengetahuan yang bersinar, ketika peradaban menjadi tidak berbeda dengan kehidupan hewan yang kebutuhannya hanya makan sekenyang-kenyangnya dan berhubungan seksual sebebas-bebasnya. Abad ketika otak yang ada di kepala hanya berisi syahwat dan syahwat. Boro-boro mikirin yang laen! Apakah jaman seperti ini yang ingin kita perjuangkan?


Sungguh saya ngeri membayangkan kalo pembawa risalah kebebasan itu berhasil dengan misinya. Sekali lagi masalahnya adalah bukan di senang atau ga senang dengan hal-hal bebas semacam itu! Senang dan ga senang adalah masalah keinginan, ego kita, sedangkan dunia ini bergerak bukan sekedar berdasar ego kita sendiri. Tapi ada sebuah norma, ada tatanan sosial yang bahkan secara logika pun tetap harus kita jaga. Sebuah norma yang ukurannya adalah boleh dan tidak boleh, kalo kita melanggar ya efeknya tata nilai di masyarakat akan rusak, dan rusaklah kehidupan sosial manusia. Belum lagi tanggung jawab sama Gusti Allah?? Ah lupakan saja, bikin ga bebas!


Kemaksiatan yang terus-menerus dikumandangkan lama kelamaan akan menjadi kebiasaan dan pelakunya bahkan bisa menjadi pahlawan. Coba imajinasi dan kreatifitas kita bebaskan, apakah kita rela seandainya IBU KITA terlihat pahanya di mana-mana? Dadanya terbuka bagi siapa saja? TELANJANG? Ato saudara kita diperkosa oleh seseorang yang sangat terangsang oleh film yang kita bikin? Duh Gusti!! Bukankah ada sebuah cermin yang sebaiknya selalu kita lihat ketika kita ingin berinteraksi dengan orang lain?

Kecuali, sebenarnya cermin siapa yang sedang dipakai?

Saya jadi teringat khotbah jumatan tadi dari khotib yang mengutip hadits Riwayat Al Hakim dan Abu Naim

Hiduplah kamu sebagaimana yang engkau kehendaki,
tetapi ingat kamu akan mati.

Cintailah siapapun yang engkau kehendaki,
tetapi ingat bahwa engkau akan berpisah dengannya.

Buatlah apa saja yang engkau kehendaki,
tetapi awas kamu akan di balas atas apa yang dilakukan itu!

Nb: semoga mbak cantik, anda, saya dan kita semua senantiasa dapet pertolongan dan hidayahNya

10 comments:

Anonymous said...

Jiakakak! Saya ngakak mbaca komentar "Mbaknya" soal video porno di glodok itu. Seperti komentar yang mas Tulis di Anangku, saya nggak setuju LSF diganti LKF Intinya, mindset masyarakat kita nggak bisa disama-samain gitu aja dengan di Amrik sono. Bisa ancuuuuuuur!!! Adegan percintaan toh nggak harus diinterpretasikan dengan cara yang vulgar, tapi kreatifitas sutradalah yang bisa membangun semiotika dan metafora yang tepat bahwa itu adalah sebuah adegan percintaan yang bisa menghanyutkan persepsi mata dan telinga penonton dan bukan sebuah adegan seks murahan.

noldiaro said...

yups mas gun,
walopun emang LSF itu hanya salah satu simpul dari keruwetan seluruh nya.

satu hal, Ada ato tidaknya lembaga itu, mungkin ga akan berpengaruh banyak terhadap dunia indonesia, tetep aja yang suka kebebasan yang biasanya menang-perkembangan jaman katanya...(memang saya sedang banyak skeptis hehe)

wis..sekarang berdoa aja, moga2 iman e tetep kuat, dunia mau njungkir walik kaya gimana terserah...:)

Anonymous said...

mastrie....wis layak dadi kolumnis bahkan media sekelas KOMPAS sekalipun..masalahe, piye carane mlebu? wakakakakakakak....
asik..keren...dan..superb lah!
aku ndak mau komentar isine, toh dg tulisan mastrie semua dah dibeber jelas...salut..
dan

Anonymous said...

halah, berlebihan mas dante nih...tata bahasa pating sengkarut ngono kok...

btw, LSF mau diganti Lembaga klasifikasi film, jadi nanti di bioskop ada film dibagi rate nya khusus dewasa, anak2 dsb. pertanyaannya,

siapa bisa jamin orang dewasa yang nonton film sex tidak lebih bahaya daripada anak??? bukankah orang dewasa justru lebih berbahaya karena punya otoritas lebih??

tapi alasan yang dikemukakan para reformis itu emang luar biasa dan manis...memang titik tolak yang berbeda dan tinggal menang mana nantinya...

Yusuf Alam Romadhon said...

justru yang bikin laris itu karena adegan yang bikin lelaki berdesir lima detik... kok malah disensor... he he he

editya said...

he2 aku setuju si mas dihapuskan, dari pada ntar dibilang munafik...setuju dihapuskan....lumayan bisa lihat2, he3...(mesum bgt ni otakku he3)

Anonymous said...

Wanita cantik itu, apakah orang yang sama seperti yang di postingan simbah... namanya Roro Bodhongwati... Atau mungkin saudara seibu beda majikan.. :P

Anonymous said...

+mbah dipo
nah itu dia mbah sepertinya iya...tapi bukan mbah dipo to mbahnya?:P

Anonymous said...

he...he..
jadinya menang siapa ya?

梁爵 said...

2020.01.21酒店工作環境與酒店小姐酒店兼差滿意度息息相關,根據知名酒店經紀調查顯示,2019整體酒店上班感到滿意的比率為74.3%,而近一年中有加班者占48.3%,平均每月加班17.9小時。為了解在八大行業就業酒店打工的工作狀況、對工作環境滿意度及職涯規劃等情形,酒店經紀公司辦理「制服店、便服店、禮服店、鋼琴酒吧、日式酒店、飯局、傳播就業狀況調查」,以大學生/上班族/單親媽媽設定調查對象,總計回收有效酒店兼職樣本5000份,並於今天公布調查結果。酒店經紀調查顯示,2019年酒店小姐對整體酒店工作感到滿意的比率為76.3%,較去年上升0.4個百分點,感到不滿意者則占2.4%。其中,對整體感到滿意者,以性別工作平等、同事間的相處與友誼滿意比率都逾9成6最高,其次為行政對公關的關切與照顧占96.8%;而不滿意者中,以明配(性交易)不滿意比率占76.7%居首,其次為酒店工作負荷量占68.0%。