headerversi2

Tuesday, July 03, 2007

Pe eR untuk Membesarkan

Review Konsultasi dengan Konsultannya konsultan



Membuat sebuah perusahaan dengan membesarkan perusahaan adalah dua hal yang berbeda. Kalo kita diberi tantangan membuat perusahaan tiap bulan bahkan tanpa modal sendiri sekalipun sepertinya terdengar lebih mudah daripada membesarkan perusahaan yang sudah kita buat. Seorang teman, sekarang kebingungan sendiri karena mempunyai 4 perusahaan (bentuknya PT semua) yang keempat-empatnya masih –katakanlah- proses “kecambah”, dan harus mendapat perlakuan perawatan yang sama. Ini salah satu perusahaannya… Saya sedikit banyak bisa membayangkan proses berdirinya dan keempaat-empatnya itu dia bikin tanpa uang milik sendiri, hmmm…bisa jadi tidak terlau susah. Tapi yang menjadi masalah berikutnya adalah bagaimana merawat, menjaga, dan membesarkan “biji” yang sudah terlanjur ditanam tersebut sehingga jadi sebuah pohon yang kokoh dan menghasilkan kemanfaatan sebesar-besarnya. Ini yang pelik dan tidak mudah. Karena lama kelamaan mumet sendiri, akhirnya teman saya tersebut berencana memerger dua perusahaannya dan melepas satu bidang usahanya. Sepertinya dia menyadari untuk ngerawat “sebuah bayi” perlu fokus!

Iya saya pernah membuat beberapa beberapa jenis bidang usaha, asal gasak, asal keliatan ada pasarnya, asal jalan dulu, dan memang kesananya usaha itu jadi asal-asalan. Saya kehilangan tenaga dan enggak tahu harus digimanain, il fil dan …yahh…tutup deh…Ini nih yang kata orang disebut visi. Saya belum punya visi. Saya sendiri sampe saat ini masih harus banyak belajar dari teman-teman dan lingkungan sekitar tentang bagaimana mengelola sebuah perusahaan.

Anda pernah dengar profesi konsultannya konsultan? Tolong jangan percaya begitu saja kalo menejemen konsultan itu semegah yang diomongkannya. Terlepas bahwa perusahaan konsultan tersebut memiliki klien yang banyak, ternyata menejemen di dalamnya pun kadang nggak bener dan kacow beliaw. Sebuah perusahaan yang memberikan saran dewa tentang sebuah manajemen ternyata kerepotan melihat dirinya sendiri. Dia tetap membutuhkan orang lain untuk mengatakan bahwa sebuah rongga di bawah hidungnya adalah mulut. Dunia ini kadang emang lucu.

Nhaa, Om Ardi yang pernah nulis di blog ini profesinya adalah konsultannya konsultan tersebut. Kalo dia dibranding oleh temen-temenya tukang restrukturisasi. Sulitnya tukang ini sebenernya bukan pada menganalisis ragam masalahnya (profesi wartawan jago kalo ini), tapi justru bagaimana menemukan sebuah titik awal bergerak untuk memutus lingkaran setan dan mengeksekusinya. Tidak pernah makan sekolah manajemen, tapi saya berani jamin Anda akan mendapat penjelasan yang luar biasa enak kalo mendengar saran menejeminem dari dia. Tentu saja belum sehebat Cacuk Sudariyanto yang berhasil menganalisis masalah untuk menentukan titik awal bergerak, mengeksekusi dan bahkan merubah kultur birokratis Telkom hingga saat ini bisa menjadi perusahaan yang kompetitif.

Baru tadi malam saya dapet kuliah dan konsultasi gratis berjam-jam untuk menata sebuah perusahaan. Saya sodorkan pada temen saya itu angka-angka report mulai dari jurnal, buku besar, laba-rugi dan neraca. Awalnya saya hanya bertanya gimana sih nganalisis angka-angka itu? Saya pernah dapet akuntansi saat SMU, tapi sungguh baru tadi malem saya tahu maksud dari angka2 berderet ga jelas itu, dan gimana memperlakukannya…Yah singkat cerita obrolan mengalir sampe akhirnya pertanyaan besarnya bagaimana membuat sebuah SISTEM??

Kata James Gwee 80% perilaku sebuah perusahaan adalah rutin, dan setiap hal yang rutin pasti bisa disistemkan.

“Emang kenapa harus disistemkan? Bukannya selama ini proyek datang adalah karena networking pemiliknya, kenapa jadi harus ada marketing?”, tanya saya.
“Laiya kalo ada PEMILIKNYA! la kalo nggak ada yang pemiliknya gimana? La kalo yang punya sakit gimana? Masa sih usaha jadi harus tutup gara-gara tidak kita tongkrongin! Ayolah udah saatnya bikin usaha yang bukan sekedar warungan”, temen saya ngomong sambil mendelik-delik.

Yah, dan kuliah pun berlanjut sampe larut malam…menjelang pagi...gimana saya harus merumuskan lagi visi misi -yang benar- lalu berlanjut mulai bikin struktur perusahaan yang baku tapi bisa fleksibel (yang ternyata semua hal akarnya mulai dari sini-mulai dari cara penomoran surat, job desk, alur kerja, marketing, standar evaluasi, bonus, gaji, dst), sampe gimana menstrategi harga produk yang kita tawarkan, outsourcing..bla bla bla buueh bueeehhh…

Duh Duhhh…jadi banyak Pee r nihhhh…ternyata saya masih HIJAUUUUU!!

Seven Things yang terjadi pada mahasiswa ketika dapet PE ER dari dosennya
1. Ada yang malemnya bukan ngerjain kadang malah keluyuran ga jelas
2. Mata biasanya mbendul merah (berpasir) karena begadang malam sebelumnya (dan bukan jauh hari)
3. Ato malem2 segera nyari “sang master” (biasanya mahasiswi) buat copy paste
4. Kalo ga sempat malemnya, pagi-pagi banget merelakan dateng nunggu contekan
5. Kalo tiba-tiba rajin, berarti lagi ada cewe se mata kuliah yang lagi diincar (buat alasan biar bisa belajar kelompok)
6. Apaan sih…?
7. Apa Hayooooo…

9 comments:

Anang said...

persis... dulu saya juga sama seperti 7 jawaban diatas

Maya said...

kalo kata om Vilfredo Pareto , emang berlaku rumus 80 : 20 ,
80 % kekayaan dari suatu negara dipegang oleh hanya 20 %penduduk
80 % kesuksesan perusahaan ditentukan oleh 20 % SDM nya,
80 % kelulusan ditentukan oleh 20 % temen sebelah kita..alias posisi juga menentukan prestasi..hihihihi, gag nyambung yah :d

Manda La Mendol said...

Soal besar membesarkan bukannya itu urusan mak erot Mas ?

*kabooorrrrrr.....

Anonymous said...

Mahasiswa sekarang khan pake SKS=sistem kebut semalam....

Anonymous said...

ditilik dari inti maksud dari mastrie menulis dengan 7 things yg ga nyambung dan para pengomentar ternyata lebih merespon yg 7 things artinya: menejemen emang ga asik buat diomongin di blog, atau mahasisiwi dan kenangan semasa ngelakoninya emang ga pernah ada yg mengalahkan daya tariknya? :P
dante

Anonymous said...

ditilik dari inti maksud dari mastrie menulis dengan 7 things yg ga nyambung dan para pengomentar ternyata lebih merespon yg 7 things artinya: menejemen emang ga asik buat diomongin di blog, atau mahasisiwi dan kenangan semasa ngelakoninya emang ga pernah ada yg mengalahkan daya tariknya? :P
dante

Cempluk Story said...

memang dalam membuat sebuah perusahaan kita perlu merawat..dan itu merupakan tantangan besar..

Laksono said...

saya tertarik sama konsultannya konsultan :D yang kacau balau :D

ya sama kayak tukang cukur mereka gak bisa nyukur sendiri :D pasti hasilnya gak memuaskan :D

ini sifat ketergantungan manusia mas.

iya saya setuju membuat perusahaan susah apa lagi membuat besar

manler said...

Menjaga lebih susah dari membangun, mempertahankan lebih susah dari merebut, lebih susah lagi mengartikan tulisan ini...:)

*salammampir*