headerversi2

Monday, February 12, 2007

NARCIS?? GUE BANGET! (thanx for Danang "dante")

Kemaren dah bikin artikel tentang narcism, dan kayanya asik nih bikin antitesisnya. Coba deh utak atik lirik lagunya melly feat BBB, judulnya Lets Dance Together

let’s dance together
get on the dance floor
the party won’t start
if you stand still like that
let’s dance together
let’s party and turn off the lights

berdiri semua
di ruang yg redup
bercahaya bagai kilat

aku dan yang lain
menikmati semua
irama berderap kencang

tak ada gundah
hilang semua penat di dada
lihat DJ memainkan musik
disko dimulai


Ampuuuuuuunnn Di Jeeeeeeeee!!
Ajep..ajep...ajep..ajep (sambil kepala kita goyangkan kanan kiri..) Ajep..ajep...ajep...ajep.

Sering saya denger lagu itu di TV, di radio, di MP3,di ringtone dst dst, dan seringkali pula Subconscious Mind (alam bawah sadar) saya ngrayu mulut ini untuk berdendang-dending dengan cerianya.

Lirik bagaimanapun adalah sebuah ayat, dia ada untuk diamini oleh pengikutnya. Setiap kali kita mendengar sebuah lagu, sadar atau tidak sadar kita sedang mengucapkan mantra dan tentu saja memori itu akan mampir dan mengendap di otak kita.

AKU DAN YANG LAIN,
MENIKMATI SEMUA


Apakah ini sebuah kebersamaan?
Bersama-sama berdiri, berdisko, menari dalam alunan musik tribal, geleng-geleng kepala mabuk kefayang, bergembira, hilanglah sgala gundah. Semua menikmati!!!
Tapi...KEBERSAMAAN?? Nanti dulu deh...

Generasi pop. Kalo sekarang, paling mudah menyebutnya generasi MTV. Generasi yang membuat GUE BANGET! Ruang diskusi kita adalah Layar Kaca. Kita bisa melihat, menatap, mengagumi, menyanyi lagu yang sama bersama, bergerak bersama-sama, dan lumayanlah kalo tiba-tiba KEPLESET jadi idola. Kita kini adalah kaum yang merapal mantra-mantra untuk sebuah mimpi popularitas. Pernik-pernik yang terkenal dengan ikon pop pun membuat kita berdecak kagum tiada kepalang. FUN FEARLESS FEMALE (inikah sosok ideal kita?), seorang wanita penuh kemandirian, ceria, tanpa rasa takut, dan tak butuh pria?? Kemudian yang lakinya akan semakin menunjukkan ke-imperium-annya dengan HAVE, HANDSOME, dan entah H apa lagi yang mo ditambah? RICH IN 20-ato 30? Trus kenapa? Emang salah? Lha...ya silahkan wong ndak dosa kok, asalkan gue ga ngganggu lo, kenapa musti sewot toh?

Narcism menjadi relevan karena memang di dunia pop ini setiap orang boleh eksis, boleh lebih hebat, menjadi pahlawan, membangun pilar-pilar kesuksesannya sendiri. Konsekuensinya adalah masing-masing orang harus bekerja tunggang langgang untuk mencapai ”sebuah kemakmuran” (kata Adam Smith ya?), dan disaat yang bersamaan harus menuntaskan ”balas dendam” kesenangan yang tertunda. Yah kalo dikota mungkin istilahe Work Hard, Party Hard. Bekerja tunggang langgang senen sampe jumat, kemudian pesta segila-gilanya buat akhir minggunya. Kita selalu balapan dengan orang lain, dengan ambisi, dengan waktu...Wah capeee deeh...

Bisa jadi tanpa sadar ruang-ruang yang saat ini saya pikirkan adalah hanya berkisar masalah diri sendiri. Saya berhak memilih pakaian saya sendiri, gaya hidup saya sendiri, ngapain mikir orang lain? Selama saya nggak ganggu orang lain kenapa harus sewot toh?

Kemarin saya diceritain temen yang dulu saat gempa jogja, kantornya kebagian peran jadi dapur umum. Sebelah kantornya adalah panti asuhan yang berisi bayi-bayi yang tak diinginkan oleh orang tuanya. ” Mas, bayi itu saya temukan di got, nha yang itu saya temukan sudah dikerubuti semut, na yang itu dikasih di depan panti cuma diblebet kain. dst..dst”, si ibu berkisah tentang penemuan bayi-bayi tak berdosa itu. Mereka seperti harapan yang sengaja dibuang. Bahkan ketika harapan itu ingin dirawat si ibu panti, Gusti Allah berkehendak ”merubuhkan” sisanya disaat gempa. Yah, bahkan kesempatan untuk menikmati harapan pun harus dibatasi.

Ketika ternyata begitu banyak kesempatan dalam kehidupan saya, bahkan ketika sampe detik ini saya masih diijinkan untuk memelihara sebuah harapan, saya justru sering tak menghargainya, tidak mensyukurinya.

Mungkin sisi-sisi kenarcisan (di subconscius mind saya) sudah buat saya terlalu gembagusan sendiri, banyak mengabaikan kesempatan untuk membahagiakan orang lain. Mungkin saja saya banyak menyia-nyiakan kesempatan hidup dengan khusuk menonton TV, yang kemudian banyak menggoda sisi hewani dan nambah nggragasnya nafsu saya. Mungkin bahkan saya sekarang jadi alergi denger nasehat Imam Gazali bahwa hal terberat dan akan selalu ada di hidup manusia adalah mengemban amanah. Amanah untuk beribadah. Mungkin akhirnya saya juga bingung sendiri mencampurkan RUANG-RUANG KEBAHAGIAAN sejati dengan RUANG-RUANG KEBERSAMAAN yang dianjurkan nabi-nabi MTV.
Ato mungkin juga saya salah memaknai bahwa kebersamaan adalah tentang berbagi harapan, berbagi cerita, dan berbagi karya untuk membuat dunia menjadi lebih baik dan bukannya nambah runyam?

Tapi memang bisa jadi saya ini emang umatnya MTV!

10 comments:

Anonymous said...

'nabi-nabi MTV' ? hehehe...
boleh boleeehh...

muhamad.ramdhan said...

sepertinya.. akan jadi generasi yg hilang

Unknown said...

blum pernah denger lagunya secara full.. tp kl denger dari gumaman ade aku sih sering... setelan dari mol2 juga pernah.. hhehe.. udah ga abege lagi nih rasanya..

NiLA Obsidian said...

marcisss??? sangat manusiawi
asal kadarnya saja di kontrol
jang kelebihan...bikin org pengen nimpukin.....
heuheuheu

Joni Poetra said...

heheh.. narsis boleh, kalo gak narsis cenderung minder katanya! :p

gembagusan itu apa artinya mas?

Anonymous said...

sadar mas.. nyebut mas.. nyebuutt!!
sampeyan itu kenapa???

Gumi Angga said...

ahhh mas trie ini apaapa dibikin serius aja....
hayoooh mas turun,,,,
lets dance.... jep ajep ajep ajep
yihaaa..... jep ajep ajep ajep ajep... tangnnya diatas pinggulnya digoyang,,,,, kikikikik

btw,,, jadi gaa... kenalan ama temenku???

Maya said...

hehe nanggep mely buat live music di warungnya boleh juga tuh kayanya :D

Mashuri said...

Lanjutan nasehat Al-Ghazali: yang paling sulit dalam hidup adalah ikhlas........

Unknown said...

argghh,, tolong jauhkan lagu itu dari mata dan telinga saya...