headerversi2

Wednesday, March 14, 2007

jebakan logika

Permainan kemaren dah dijawab sama mbak rime :D. Sip Sepatu hansipppp! Tapi sebenernya ada yang lebih asik dibahas terkait dengan fenomena permainan ato teka teki tersebut, yaitu tentang jebakan-jebakan logika yang sering mampir di keseharian kita.

Kalo dulu di eSDe, saya diajarin buguru kalo indera manusia itu ada lima, yaitu melihat (mata), mencium (hidung), merasa (lidah), mendengar (telinga), dan meraba (kulit). Sekarang setelah dah cukup umur gini, ternyata saya diharusin sepakat kalo indera manusia itu bisa terus bertambah sesuai dengan pengalaman hidup dan tirakat manusia itu sendiri. Sekarang saya jadi bertanya-tanya kenapa ya buguru ga ngajarin kalo otak ini bisa dikategorikan sebage indera? Ato hati ini bisakah dimasukin kategori indera? Mungkin karena otak atopun hati ga nerima langsung informasi makanya ga masuk kategori indera? Hmmm...penting ga sih ini dipikirin...hehehe

Di sistem sekolah Negara tercinta ini, otak kiri saya diutek utek terus, diperas habis, namun tak jarang dimanja berlebihan. Ya itu dia hasilnya, mau ga mau indera mikir saya ini jadi berart sebelah, lebih berat kirinya, efeknya ya sedikit-sedikit gini juga jadi mudeng bahasa-bahasa logika. Dulu pas mahasiswa,s aya pernah ikut TRAINING yang salah satu mentornya ngajak pesertanya buat nantang otak mikir tak terbatas, sebebas-bebasnya, bahkan kalo bisa langkahi otoritas YANG MAHA TAK TERBATAS. Dn kemudian singkat cerita.....Anda berani Saudara?

Kalo Sang Khaliq salah satu sifatnya adalah MAHALUAS, maka manusia pastinya hanya mampu mengusahakan RUMAH LUAS saja, ato LAPANGAN LUAS saja, atopun bahkan suatu saat PLANET LUAS SEKALIPUN mungkin aja bisa. Tapi pasti tidak mungkin sampe kapanpun seornag MAKHLUQ menjadi MAHALUAS. Manusia dan segenap inderanya adalah terbatas. Bagaimana mata membedakan tampilan gunung dari dekat dengan melihatnya dari jauh? Telinga kita pun kadang selip mengira sebuah suara, beberapa kali mungkin kita salah membedakan bunyi handphone yang berdering di televisi dengan milik kita sendiri? Itu hanya sedikit contoh dari jebakan-jebakan indera yang kerap kali muncul di keseharian kita. Lalu bagaimana dengan jebakan-jebakan logika? Benar ga sih otak kita ini emang mudah terjebak?

Karena kerjaan saya sedikit banyak terkait dengan media, maka saya ambil contoh masalah iklan aja ya...Ada dua postingan menarik yang bisa dijadiini contoh. Pertama adalah postingan dari mbak nila yang bahas tentang obsesi wanita untuk memiliki kesempurnaan kecantikan walopun itu adalah hasil karya persepsi media. Iklan dengan kecanggihan bahasa dan logikanya sedikit banyak mempengaruhi alam bawah sadar manusia. Tanpa perlu bilang produk yang ditawarkan sangat baguspun, sebuah iklan punya kemampuan MENGARAHKAN otak kita untuk mengiyakan bahwa produk itu pastas untuk digunakan/dimiliki. Ketika kita memutuskan membeli tanpa benar-benar memperhitungkan secara cermat alsannya, barangkali ni iklan telah berhasil menjebak logika kita.

Postingan kedua adalah milik mbak rime yang bicara fakta tentang suplemen penambah stamina yang dipersepsikan sebagai minuman penyelesai masalah stamina sepanjang masa tanpa efek samping. Iklan mau ga mau banayk menjebak logika kita dengan iming-iming kesempurnaan. Manusia bisa kerja terus-terusan non stop tanpa berhenti, otot kawat tulang besi muka pager dan akan tetap bugar asala minum EXTRA JOZZ!! Masa sih??! Mungkin kita ga akan mengiyakan kalo iklan itu muncul hanya sekali, tapi gimana kalo ternyata iklan itu muncul berkali kali dan terus mengendap di salah satu sudut otak bawah sadar kita? Saya kok yakin, paling engga nanti suatu saat pas kita lagi lemes-lemesnya, dan ”harus” tetep kerja, kayanya nglirik minuman kaya gituan bisa jadi alternatif cerdas..hehehe..isitlahnya akhirnya saya termakan iklan juga deh. Padahal bisa jadi ada sisi logika saya yang terlah TERJEBAK!! Bukankah efek samping minuman seperti itu –kata rime- lebih ga enak?? Tapi kok saya tetep minum??

Bagemana dengan iklan rokok yang spektakuler, macho dan selalu well educated itu?? Berapa banyak orang yang telah terjebak?

Barangkali benar kita harus tetep hati-hati menggunakan indera otak ini. Untuk berfikir, berargumen dst. Banyak sekali jebakan-jebakan logika bersliweran di keseharian kita. Disamping itu makhluk logika ini emang ga sakti sakti amat. Kadang dalam hal sederhana kaya teka teki eSDe itu mungkin logika kita jadi terbolak balik ga karuan. Dari satu persepsi bisa aja premis itu benar, dan konklusi ato kesimpulannya bisa benar. Tapi ketika premis kita ambil dengan persepsi yang lain ternyata kesimpulan sebelumnya bisa salah/ga tepat. Mumet ga?? Hehehe..sederhananya, otak kita ini sebenernya emang gampang kepleset, jadi sudah sewajar dan seharusnya kit aberhati hati kalo bermain-main dengan otak ini. Sepertinya menjadi lebih baik untuk tidak cepet-cepet mengambil kesimpulan dari suatu masalah, karena kadang tanpa sadar bahkan untuk mengambil premisnya pun tidak lah tepat.

Self Reminder:
Dari sebuah teka teki sederhana itula saya jadi harus belajar untuk membenahi premis-premis tentang hidup. Ketika segala premis tentang pilar kesuksesan dunia telah membuat saya terobsesi habis-habisan, ternyata saya malah sering tidak peduli premis paling penting dalam hidup yaitu seberapa besar saya sudah membahagiakan orang lain...

Sudahkah saya membahagiakan orang tua, keluarga dan orang-orang terdekat saya? Bisa jadi logika saya pun telah terjebak ” keinginan”, sehingga sulit untuk mikir tentang puncak premis-premis itu sendiri yaang bukan sekedar sukses dengan s kecil tapi sebuah ”Cinta” dengan C besar.

7 comments:

NiLA Obsidian said...

balik lagi....
diri sendiri dulu yg dibenerin baru benerin yg lain2....

kalo diri sendiri bener, mencoba mempengaruhi otak kanan orang lain juga akan lebih mudah....

lho kok?
hehe

Anang said...

bagus artikelnya....

pyuriko said...

Dari tulisan atas sampe pertengahan, agak sedikit gak mudeng, hehehe...

Tapi pas di akhir, jadi tahu apa maksudnya ^_^

Anonymous said...

Yup panjang banget ceritane, awal2nya ga mudheng... at least.. mudheng juga. Jadi tebak2an sendiri *kyaknya aku aja yg tau ah. rahasia :D.

Mashuri said...

Pernah terjadi saat peristiwa Nabi Muhammad beserta sahabatnya dikejar-kejar kafir Quraisy. Nabi mencoba untuk bersembunyi di dalam gua. Setelah nabi masuk ke dalam gua tsb,laba-laba segera membikin sarangnya di mulut gua.

Selanjutnya, melintaslah para pengejarnya tadi di depan gua. Akan tetapi, ok mereka melihat ada sarang laba-laba di mulut gua mereka batal masuk ke dalam gua.

Nah, apakah ini juga jebakan logika?

Maya said...

kalau tulisan ini sendiri jebakan bukan yah ??? :d . tapi kalau ujung-ujungnya cinta saya setujulah :)

Anonymous said...

wah, buuuagus! bahasanya 'ndakik2', bikin otak saya yang agak blebek ini makin bingung, hahaha...