headerversi2

Wednesday, June 06, 2007

miskin ato dimiskinkan??

Saya tidak terlalu inget kapan terakhir kali maen ke Depok, tapi saya sempat liat satu poster besar yang iisinya akan ada pesta besar berbau Jepang. Code Dressnya adalah serba Harajuku (sekedar ceritanya saya baca disini), semua orang diharuskan memakai ato membawa atribut-atribut yang berbau Jepang. Iya! Memang luar biasa! Budaya di satu negara ternyata bisa begitu dibangga-banggakan di negara orang lain. Budaya Jepang mau ga mau udah bisa membius ribuan orang di suatu negara (ndonesa) sehingga “menjadi” seolah olah bangsa Jepang.

Kecintaan dan kekaguman terhadap sesuatu pengaruhnya emang luar biasa. Jepang saat ini ada dimana-mana. Jepang disana, disini, di tubuh Anda, di tubuh saya. Karena bahkan “hanya” sekedar atribut tubuh pun ternyata bisa bikin tergila gila. Pakaian atopun celana mungkin barang terdekat setelah panca indera dan udel saya, sekarang pun dah Jepang ato Amrik punya nyaris Cina. “Iya lo, saya seneng bener sama barang-barang yang serba luar negeri, keliatannya lebih keren en modern gitu loh!” bebas en sah aja, badan-badan gua ini! Dan emang ga akan ada yang mencibir, malah mungkin memuji.
kok bisa ya? Apakah kita emang ga punya satupun hasil budaya yang bisa dibanggakan? Apa kita emang ga punya budaya apa-apa? Kalopun ada, apakah emang budaya kita ini begitu lemahnya hingga tak terdeteksi dan ga pantas dibanggakan oleh kita-kita?
Jepang barangkali punya dasar budaya yang sangat kuat. James Clavell dengan buku SHOGUN nya bercerita, saat Jepang udah tau budaya mandi terutama kaum samurai, orang bule belum kenal. Orang Jepang sadar dan memandang bahwa mandi adalah nikmat yang diberikan dewa kepada mereka. Mandi adalah ritual untuk menjaga kebersihan agar mereka bisa bersatu dengan dewa (manunggaling kawula gusti). La bahkan orang bule pun cebok menggunakan tissue (ironisnya ini jadi standar hotel-hotel kita, kadang ga ada airnya). Sampe budaya/upacara minum teh pun di Jepang diperhatikan benar (cha-no-yu). Mulai dari mempersiapkan bubuk teh, pemilihan porselin untuk minum, api untuk memanaskan teh tersebut (arang tidak disebar rata tapi dibentuk seperti pyramid), dst. Mereka percaya untuk memperoleh citarasa tertentu harus melalui ritual tertentu.

Memang mereka punya budaya yang luar biasa. Tapi Indonesia sebenernya juga punya kompleksitas budaya yang ga kalah dengan Jepang. Kalo Jepang punya peso besar seperti katana atopun samurai, Ndonesa juga punya macem-macem peso dari berbage daerah, salah satunya yaitu peso berlekuk seksi, KERIS. Bukan sekedar sebuah senjata klenik tapi bagi saya keris adalah karya seni yang luar biasa. Sebuah hasil karya yang membutuhkan olah rasa, ketekunan, konsistensi, dan tentu saja teknologi tinggi. Awalnya adalah lempengan logam yang ditempa dengan pembakaran tinggi, tapi tidak sembarang tinggi karena dibutuhkan kondisi logam tertentu agar bisa dilipat-lipat. Kalo anak mesin bilang High Combustion. Kalo terlalu panas logam bisa leleh, kurang panas ga bisa dilipat. Konsep ini dijaman dulu adalah teknologi tinggi, logam harus dibakar dengan titik leleh tertentu, ditempa kemudian dilipat, ditempa lagi lalu dilipat lagi, beratus-ratus kali.

Tapi seperti biasa, yang terjadi kemudian adalah bahkan keris sendiri ga sepopuler laptop ato IPOD. Bukankah sebenernya dua hal itu sama? Output puncak dari peradaban adalah teknologi, dan kita udah punya itu sejak dulu. Borobudur adalah teknlogi tinggi yang saya sendiri susah membayangkan gimana cara membuatnya, menyusun kemudian menyatukan batu-batu itu, dst. Tapi saat ini bahkan saya ga kenal sama budaya sendiri. saya yang sekarang adalah orang Indonesia yang pemalu, yang selain miskin ekonominya juga miskin budayanya.

Ato di miskin-kan? Mungkinkah ada upaya terstruktur menjauhkan kita dari budaya kita sendiri? Agar kita malu dengan budaya kita sendiri? Agar kita lebih bangga kalo berbau british? Ato jepangish? Ato sembarang budaya yang saat ini masuk ga terbendung?

Seven things yang ada di otak konsipratifnya :
1. Semakin orang fanatik dengan budayanya sendiri maka tingkat resistensinya makin tinggi

2. Hal ini akan membuat bangsa lain sulit nanam pengaruhnya (politik, sosial, terspesialnya ekonomi) ke bangsa tersebut

3. Tentu saja ini ga akan dibiarkan terjadi untuk bangsa seperti Indonesia yang dilihat dari sudut manapun sangat strategis. Letak gepgrafis (jalur perdagangan strategis), orangnya buanyak (roma irama kayanya harus merevisi 180 jutanya jadi 250 jutaan sekarang), potensi alam yang melimpah ruah (tau ga sembarang2 indonesia ni punya, dari tusuk gigi sampe uranium), potensi budayanya dst dst… habis habisan deh pokoknya!

4. Dengan potensi itu tentu saja indonesia ga akan dibiarkan berkembang. Indonesia ga akan pernah dibiarkan kuat.

5. Mulai dari beasiswa untuk mendanai para intelektual yang dicekoki prinsip prinsip ekonomi berpihak pada capital bukan pada kepentingan orang banyak. Intinya biar negara-negara dunia ketiga tidak punya basis kuat, jadi “dibuat kesan” membutuhkan uang sebanyak-banyaknya dari pinjaman luarnegeri (wah kepanjangan, lebih jauhlagi baca deh economic hitman).

6. Pokoke gimana caranya Indonesia bisa hancur dengan kebodohan mereka sendiri gitu deh.

7. Yah ujung-ujunya selalu kepentingan capital, kepentingan ekonomi.

13 comments:

Bude Judes said...

Saya cm punya rumput jepang alias tali rafia mas

pyuriko said...

Pengetahuan mas tentang Negeri Sakura bagus juga ^_^

Maya said...

hehe susah jg yah, gimana mo dihormati bangsa lain, wong kita sendiri ga mau menghormati bangsa sendiri..gimana bangsa lain bisa kagum ma endo kalo wong endonya sendiri malo ma diri sendiri hehe

Anonymous said...

mungkin mereka yang ga bangga dengan budaya bangsa besar ini nggak ngerti dengan cara apa harus menghargainya.

saking bodohnya bangsa ini.

Anonymous said...

jangan cuma mengumpat2 bangsa ini, yang sama ama ngumpat diri sendiri..udah deh sekarang pada baca buku sejarah nasional, yg ditulis ama peneliti2 bule jg gapapa..setidaknya kita tahu bgmana sejarah kita dulu dan bgmana kita mulai menghargainya
dante

Anonymous said...

denna #
ya ndak papa, dikumpulin aja :)

iko #
wah masih baca iko, belum kesana langsung :P

maya #
semoga ga berlangusng lama

rime #
saking bodohnya saya deh...:)

dante #
ah si mas ini senengnya nyindir deh...nyepet mase

Anonymous said...

Hidup Playstation !!


;p

Anonymous said...

Iyaaa mas,... semoga ada kesempatan untuk mengunjunginya.... :D


Met wiken yaaa...

Cempluk Story said...

saya melihat derasnya budaya asing dan kita tidak memfilter dgn hati hati, maka semakin berkurangnya rasa nasionalisme thd budaya. Dan menganggap budaya asing lah yg pantas udah dicomot. Lah trus budaya kita bgm? perlu nya suatu metode yang terkonseptual agar generasi muda mampu memfilter budaya asing dan mengenal budaya indonesia secara mendalam.

Mashuri said...

8 "realitas" kemiskinan:

Pertama, kemiskinan membatasi mendapatkan pekerjaan yang layak, padahal bekerja adalah prasyarat mendapatkan income.

Kedua, sulit untuk mendapatkan keadilan hukum, lemahnya secara ekonmi sering kali masyarakat miskin tidak mendapatkan keadilan dan perlindungan hukum.

Ketiga, orang-orang miskin juga tidak memiliki rasa aman, tenang, dan tertib,

Keempat, orang-orang miskin juga sulit untuk mendapatkan hak pendidikan, padahal setiap negara berhak mendapatkan pendidikan.

Kelima, orang miskin juga terkadang sulit untuk mendapatkan hak berpartisipasi dalam mengambil kebijakan publik.

Keenam, sulit untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan penataan pemerintahan yang baik

Ketujuh, bahkan orang miskin sulit untuk melakukan kegiatan spiritualnya dengan Tuhan.

Kedelapan, kemiskinan juga cenderung membuat orang bertindak kriminal

Anonymous said...

lha ngopo malu?mari dengan bangga kita pake laptop dan iPod! lhoh...hahahaha

mel@ said...

komik jepang... i luv u...
hihihi... :D
bener-bener de... ga cinta produk dalam negeri... :P

Anonymous said...

yeloow :
hehehe wah ga seneng ps je

iko : met wikenn :D

cempluk : wah itu yang susah mas cempluk, konseptual sih banyak yang bisa ...:P

mshuri :
ini nih yang kata orang namanya kemiskinan struktural

venus :
hehehe..mari wissss...:D

mela :
bagooozzzz!! kata siapa aku ga suka :P